Chapter 6 : Promise

Start from the beginning
                                    

"Bagaimana kau bisa menemukanku di sini?"

"Firasat."

"Hmm ... firasatmu hebat juga, Ciel."

"Aku ingin menemuimu ... rasanya sakit jika tidak bisa bertemu. Aku ... tidak suka ...."

Sosok itu tertegun mendengar ucapannya, lantas kemudian tersenyum sayu.

"Aku juga. Hujan, angin dan matahari ... kamulah yang membawakan semua itu padaku. Kau membawakan seluruh dunia itu untukku. Dan aku berterima kasih ...."

Di saat itu, Ciel tidak mengerti apa yang gadis itu coba sampaikan. Entahlah, ucapannya terdengar begitu dewasa, juga sulit untuk gadis seusianya dan Ciel yang saat itu juga masih kecil sama sekali tak dapat menangkap apa maksudnya.

Namun karena dia mengucapkan terima kasih, maka Ciel membalasnya.

"Ahh?" Ciel tersentak.

Lagi-lagi kilasan memori yang aneh terlintas di kepalanya. Seperti mimpi, bayangan itu hilang secepat ia datang. Membuat Ciel hanya bisa bertanya-tanya sendiri.

Akhir-akhir ini Ciel sering mengalaminya. Potongan-potongan ingatannya seakan muncul satu persatu. Ratu memang mengatakan bahwa ingatannya akan kembali secara bertahap, jadi Ciel tak begitu ambil pusing soal ini.

Mencoba mengabaikannya, tatapan dari sepasang sapphire-nya itu kemudian menatap ke arah lain. Coba mencari sosok yang sebenarnya sejak tadi ia tunggu, tetapi setelah berapa lama ia berdiam, sosok itu tak kunjung datang.

"Dia ... tidak datang, ya?" gumamnya pelan, terselip sedikit nada kecewa di sana.

Kembali menghela napas, ia kemudian menyadari bahwa matahari sudah semakin tinggi. Ia harus kembali sebelum semua orang kembali panik karena ia tak dapat ditemukan. Aahh, orang-orang yang merepotkan.

Ciel beranjak pergi dari tempat itu. Mengabaikan sepasang netra yang menatapnya dingin dari tempat yang mungkin luput dari pandangannya sejak tadi.

#

"Tuan Muda, Anda dari mana saja? Saya mencari Anda ke mana-mana," tegur Lynn ketika ia berpapasan dengan maid muda itu tepat sebelum ia membuka pintu istana.

Ciel menoleh dengan tatapan malas
"Harus berapa kali kukatakan, jangan panggil aku Tuan Muda, Lynn?"

Ucapan Ciel itu membuat Lynn refleks menutup mulutnya. Aihh, dia kelepasan lagi.

"Aku hanya sedikit jalan-jalan. Kenapa mencariku?"

"Kau harus mengganti pakaianmu dan bersiap. Raja dan Ratu menunggu untuk sarapan di ruang makan, Ciel," jawab Lynm kemudian, coba menggunakan bahasa yang lebih informal.

"Ohh ...," gumam Ciel sembari terus melangkah tanpa menoleh. "Hei, Lynn ...."

"Ya?"

"Aku penasaran, bagaimana salju-salju di luar sana bisa menghilang dalam satu malam?" tanya Ciel mengungkapkan hal yang sedari awal sedikit mengusik pikirannya itu.

"Ohh, itu Yang Mulia Raja yang melakukannya. Sekarang musim panas, warga sedang dalam masa bercocok tanam. Jika salju dibiarkan terus menerus, kemungkinan gagal panen semakin besar. Jadi, setiap kali salju turun, Raja akan menghilangkan salju itu agar tidak mengganggu kegiatan warga desa," jelas Lynm panjang lebar.

"Di sekitar sini ada desa?"

"Tentu saja ada, bahkan banyak," Lynm terkekeh, "kau tahunya hanya yang berada di sekitar istana saja sih."

Guardian of Light [REMAKE]Where stories live. Discover now