part6

198 4 0
                                    

Aku bersiap-siap untuk pergi ke pantai. Aku mengenakan hot pants dan baju kaos berlengan pendek. Setelah aku selesai siap-siap, tak lama kemudian Ricard masuk ke kamar dan memghampiriku di ruang tv.

"Hey udah siap?"

"Udah ni, mau langsung pergi?"

"Nggak, kita ke resto dulu ya, makan dulu sama 3 curut" aku hanya mengangguk mengiyakan ajakannya

Ricard memegang tanganku membawaku keluar kamar menuju ke resto. Sesampainya aku dan Ricard di resto kami langsung menuju ke meja di mana ada 3 curut makan disana.

"Hey jade, kau tampak cantik hari ini" Devian menatapku dengan tatapan centilnya

"Thanks dev" jawabku acuh

"Jangan menggoda kekasihku Mr.bully" Ricard angkat suara kali ini

"Ayolah Ricard aku hanya menyapanya, kekasihmu saja tidak keberatankan?" Devian menjawab tanpa melihat tatapan Ricard yang tampak jengkel terhadapnya

"Come on, jangan seperti anak kecil. Ini di restoran mahal, jangan seperti kampungan" Arkin mulai bicara, dia juga merasa kesal dengan 2 sahabatnya ini karna seperti anak kecil

Aku hanya diam melihat kedua orang ini beradu mulut. Jangan salah, biarpun mereka berdua pengusaha muda ganteng putih tinggi keren tapi mulut mereka kalah-kalah perempuan. Terutama si Mr.bully itu, yaampun mulutnya badai banget

Aku memanggil pelayan dan memesan orange juz, aku dan Ricard memang banyak perbedaan walaupun begitu Ricard tak pernah mempermasalahkannya.

Disaat Ricard, Arkin, dan Bogdan sibuk bercanda bersanding gurau, Devian justru melihatku menatapku dengan tatapan tajamnya. Aku tak sengaja melirik ke arahnya yang memperhatikanku ntah sejak kapan. Aku langsung mengalihkan pandanganku mencoba masuk dalam gurauan Ricard dan 2 temannya tapi hatiku berkata lain.

Jantungku berdebar sangat kencang pikiran ku kacau tak karuan, apakah ini? Apa yang sebenarnya terjadi terhadapku? Apa arti dari semua ini? Oh tuhan ingin rasanya aku cepat-cepat pergi dari sini, tapi bagaimana?

"Permisi aku ingin ke toilet" aku langsung pergi berlari kecil agar jantungku dapat berdetak normal kembali tak memperdulikan apa yang dikatakan Ricard

Aku mencuci wajahku yang tampak merah, mencoba untuk bernapas teratur menstabilkan detak jantungku. Sampai akhirnya aku dikejutkan oleh seorang laki-laki. 'Ha laki-laki? Laki-laki masuk ke toilet wanita?' Gumamku dalam hati

Aku menoleh kebelakang secara perlahan sampai akhirnya aku menemukan mata itu, ya mata itu berada tepat menghadapku menatap mataku, mata hitamnya yang pekat menatap mataku. Aku terdiam mematung, hanya keheningan yang ada di antara kami sampai ketika keheningan itu di pecah dengan suara deheman laki-laki itu

"E....eh apa yang kau lakukan disini? Ini toilet cewek!" Teriakku

"Ngomongnya dipelanin dikit bisa kali ya?"

"Nggak!! Jadi cowok gila banget sih"

"Iya aku gila, gila karna kamu"

Aku terdiam, tak bisa berkata apa-apa, dan aku rasa pipiku saat ini sangat merah. Ya tuhannnn betapa malunya aku, kenapa efek cowok ini begitu dahsyat, sampai-sampai membuatku tak karuan seperti ini

"Hey bengong aja, segitunya meratiin aku, aku ganteng yaa?" tanyanya cekikikan

"Hm...ehh enak aja, siapa juga yang meratiin, nggak banget deh, udah ihh sana keluar" aku mengalihkan pandanganku

"Yaelahh gak mau ngaku? Tuh pipi kamu udah kayak udang rebus tauu" dia tertawa melihatku

"Udah?"

"Udah apanya?"

"Udah puas ngetawain aku?!"

"Belomm"

"Ihhh dasar resekk!! Pergi sana keluar atau aku teriak?"

"Teriak aja aku gak takut, palingan juga gak ada yang dengar"

Aku mendorong tubuhnya ke dinding agar aku bisa melarikan diri, tapi cowok itu begitu kuat, mendorongnya agar terempas ke dinding pun aku tak sanggup. Lebay? Yaa kenyataannya emang gitu

"Please aku mohon, nanti Ricard khawatir jika aku berlama di sini" aku memohon dengan tampang yang mungkin menyedihkan

Dia bergerak mundur memberiku jalan untuk keluar melewatinya, menatapku dengan tatapan yang tak aku ketahui apa maksudnya. Yang jelas saat ini adalah aku senang bisa bebas dari cowok gila itu dan sedih juga tidak bisa berlama-lama dengannya. Astagaa Jade pikiran bodoh apa ini, kenapa aku selalu tak karuan setiap melihatnya

***

'Aku harus menemui Jade' batinku
"Aku ke toilet sebentar, hanya sebentar"

"Palingan juga mau ganggu cewek-cewek" aku memutarkan bola mataku dan menjitak pelan kepala Arkin yang suka ngomong seenaknya itu

"Oke, jangan lama-lama, atau kau kami tinggalkan

"Yayaya baiklah" aku segera melangkah menuju toilet.

Sesampainya di toilet ada seorang wanita yang ingin ke toilet dan terkejut melihatku yang berada di toilet cewek. Saat wanita itu ingin berteriak aku segera menutup mulutnya agar Jade tidak mengetahui keberadaanku.

Aku mencoba berbicara kepada wanita itu dan akhirnya wanita itu pun mengerti. Aku masuk perlahan, pelan tapi pasti, melihat wanita yang membuatku penasaran baru-baru ini. Dia tampak seperti sedang gugup, entah karna apa aku pun tak tau

Aku berdehem untuk menyadarkan wanita itu. Disaat dia sadar kehadiranku itu semakin membuatnya seperti orang gugup. Wajahnya memerah seperti udang yang di rebus, dan itu membuat wajahnya semakin terlihat cantik

Aku akui sebenarnya detak jantungku saat ini tak beraturan, dahsyat ya sangat dahsyat efek wanita ini. Baru kali ini aku merasakan efek seperti ini, efek yang membuat hati dan pikiranku tak karuan

Aku membiarkannya keluar toilet karna aku sudah tak mampu menahan efek darinya. Selang beberapa menit dia keluar, aku pun beranjak dari toilet, tak memperdulikan orang-orang yang menatapku keluar dari toilet wanita. Aku masih sibuk dengan pikiranku.

Di meja tempat aku dan temanku makanpun aku masih sibuk dengan pikiranku sampai akhirnya Ricard memukul pelan lenganku baru aku tersadar ternyata dari tadi mereka mengajakku ngobrol tetapi aku tak pernah menggubrisnya

"Kau gila ya? Diajak ngobrol dari tadi nggak ada respon sama sekali malah senyum-senyum sendiri"Ricard menatapku, dan tampaknya Ricard kelihatan kesal

"Palingan juga tuh abis kenalan sama cewek" jawab Arkin asal

Memang diantara kita berempat Arkin yang selalu menjawab asal-asalan dan Bogdan dia adalah manusia paling ngirit ngomong, ngomong kalo sekiranya penting doang kalo nggak payah deh nyuruh dia buat ngomong

Unforgotten StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang