Galang Atmaja

8.9K 353 5
                                    

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah aku segera turun menuju meja makan untuk sarapan, disana sudah terlihat laki-laki paling tampan menurutku yang aku paling sayang "selamat pagi ka gil" sapa ku cengengesan, ya dia adalah kakak laki-laki pertama ku yang tadi masuk kedalam kamarku yang bernama Gilang Pradifta Atmaja "ayo cepet sarapan abis itu berangkat" ucapnya sambil terus mengoles selai coklat di rotinya, "siap boss" kataku sambil hormat dan lanjut menyantap roti yang sudah selesai diolesi selai oleh ka gilang. Kalian pasti heran kenapa kakak laki-laki bisa semanis itu kan, tapi itulah kakak ku dia bisa berubah menjadi apa saja untuk ku dan dia akan melakukan apa saja yang aku minta asal itu positif dan tidak membahayakan ku. Kalau kalian pikir kakak ku ini adalah tipe yang over protektif, seratus untuk kalian dia memang sangat over tapi aku menikmati karena aku tau dia sangat amat sayang padaku.
"Ka kevin udah berangkat ka ?" Tanyaku pada ka gilang karena merasa tidak melihatnya "iya, dia bilang mau jemput gebetan barunya" jawab ka gilang. Sudah ku duga kalian pasti bertanya-tanya siapa ka kevin ? Dia adalah kakak kedua ku setelah ka gilang, sifatnya sangat amat bertolak belakang dengan ka gilang. "Ayo nona kita berangkat" ucap ka galang seraya bangkit dari duduknya dan menggunakan jas yang tadi tersampir dikursi sedangkan aku bangkit dan mengikuti langkah kak galang menuju halaman depan rumah "eh obatnya gak lupa kan ?" Tanya ka galang sebelum masuk kedalam mobil "udah ka" jawabku sambil menepuk-nepuk tas sekolah dengan maksud memberi tahu obatnya ada didalam.
20 menit sudah kita dalam perjalanan akhirnya sampai juga disekolahku, "hati-hati ly kalo ada apa2 temui ka kevin atau langsung hubungi kakak" perintahnya sebelum aku keluar dari mobil "siap boss" kataku sambil tersenyum "mangkanya cepet cari istri ka biar ada yang urus" lanjutku saat aku melihat dasi yang di pakai ka galang miring dan membetulkannya "bawel ah" katanya dan selalu itu yang diucapkan jika aku menyinggung masalah perempuan pada kak gilang, padahal aku hanya ingin dia fokus juga pada dirinya sendiri dan kehidupnya disamping dia yang harus menjadi ayah dan ibu untukku. Tak ingin berdebat ku kecup pipinya dan beranjak keluar dari mobil sambil melambaikan tangan berlari masuk kedalam sekolah, dan masih terdengar teriakan terakhir kak galang yang tidak aku tanggapi "jangan lari-lari ly".

LEBIH DARI INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang