Chapter 2 : Perjalanan Yang Amat Panjang

15K 976 23
                                    

( Picture of Chris )

Beginilah rasanya hidupku setelah hancur pada usia 18 tahun. Believe it or not, susah 10 tahun kulalui dan aku sangat tak percaya. 10 tahun yang lalu aku mengandung selama 6 bulan dalam dekapan seorang pria serigala yang bejat. Dia memanfaatkan dan menggunakanku amat buruk.

Aku sadar diri juga. Aku hanya seorang manusia jodohnya, namun ia tidak bisa menerimaku sebagai jodohnya karena aku seorang lelaki, dan aku juga sebatang kara dan bukan siapa-siapa.

Aku hanya seorang anak yang dibuang dari keluarga karena berkata bahwa aku mengandung seorang bayi. Aku juga tidak tahu bagaimana bisa hal seajaib dan seaneh itu terjadi padaku, setelah malam itu orang itu memperkosaku. Tapi aku juga sangat kecewa kepada diriku.. Mengapa kubiarkan itu terjadi jika sekarang kenyataannya aku yang menanggung semua penderitaan ini?

Sudah aku tidak punya siapa-siapa.. Anakku pun, yang dulu kukandung diambil dariku. Dia tidak menginginkanku, ia hanya ingin seorang anak dariku. Sakit sekali rasanya.

Tapi mau bagaimana lagi, aku sudah tidak bisa menjadi lelaki penghibur dijalanan New York. Aku harus kembali ke kampung halamanku, kota kecil dimana semua kehancuran dalam hidupku telah dimulai.

Kulepaskan sebuah nafas berat sebelum meneguk sedikit air dari gelasku. Aku harus kembali ke kampung halamanku besok. Besok juga hari terakhir kontrakku dengan Mrs. Messy pemilik apartemen busuk yang kutempati sekarang. Kuletakkan gelasku setelah merasa puas meminum air.

And again... I am the blamed one.

Air mata mulai membasahi mataku. Oh please, jangan menangis sekarang. Aku tahu aku ini orang yang kuat dan mampu melalui segala hal berat dalam hidupku. Hidup ini belum apa-apa, aku harus bisa.

Kukemas semua barang-barangku dan kurapikan juga tasku. Tak rugi juga aku berjuang mati-matian menjadi seorang gigolo untuk menghidupi hidupku selama 10 tahun. Buktinya? Aku saja sudah berhasil mendapatkan sebuah ijazah bachelor ( sarjana ) dalam bidang Sastra Inggris, aku pasti bisa mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak disana.

Kubaringkan tubuhku ke kasur sambil memeluk gulingku.

Ayah.. Ibu.. Aku sangat merindukan kalian, aku merasa berdosa karena telah mengecewakan kalian dengan menjadi diriku sendiri. Aku jujur ingin sekali bisa memutar waktu, sehingga aku tidak akan terjebak dalam semua tipuan lelaki brengsek itu. Aku sangat membenci semua kesalahanku.

Kuintip sudah pukul 11 malam, dan aku besok harus sudah pergi mencari bis untuk kembali pulang. Kuintip uang didalam dompetku. Sepertinya aku benar-benar harus bisa mengiritkan uangku. Tinggal 200 dollar tersisa dan aku masih harus menghabiskannya untuk semua transportasi.

Hhm..

Apalah.. lebih baik aku tidur saja.

...

Tak terasa pagi sudah datang dengan cepat, semalam aku lupa menutup korden jendela dan pagi ini aku merasakan hangat mentari yang menyorot tubuhku. Aku bangun dengan keadaan lumayan berkeringat dan bau. I guess, saatnya untuk mandi terakhir kalinya dirumah ini pula. Kurapikan kasurku lalu segera menuju ke kamar mandiku.

Sudah kulepas semua pakaianku dan kuputar shower seketika. Air langsung menyerbu bagaikan serdadu yang tak kenal lelah untuk menyegarkan tubuhku. Aku mengerjapkan mata beberapa kali untuk menghindari air yang sudah masuk kedalamnya, kuusap badanku dengan sabun merata, dan kugosok lembut rambutku dengan shampoo sampai rata.

Sekejap setelah semua itu selesai aku melamun lumayan agak lama. Kubersihkan tubuhku cepat lalu membalutnya dengan handuk yang cukup menutupi sampai pinggangku. Aku ini lumayan kurus ya. Sejujurnya, aku juga sudah pensiun dari pekerjaanku menjadi seorang lelaki penghibur selama 3 bulan, dan ini bulan ketiganya.

The Wolves Heart (MxM)Where stories live. Discover now