First

11 1 0
                                    

"Gilaaaa, Ini kampus gede banget dan kita harus afal sama letak-letak peruangannya? Parah Parah" Gerutu Vero , sementara Rani, Teman nya hanya diam, Gak ada Satu pun ekspresi yang muncul dimuka dia

Vero dan Rani adalah mahasiswa baru di Kampus yang mewah dan megah ini, Kampus yang isinya anak-anak tajir. Di kampus ini, ospeknya gak seberapa, mereka cuman-- ehmm gak cuman sih. Mereka disuruh keliling kampus yang gede ini dalam urung waktu 2 jam, dan mereka harus hafal semua letak-letaknya

"Ran, kok lo diem aja sih? Gak Capek emang nya?" Selidik Vero, Rani hanya menoleh sekilas dan mengangkat bahu nya acuh

Vero merenggut, Itu anak dari SMA kelakuan ya, ekspresi nya itu bener-bener datar. Bahkan dia senyum aja Selama di SMA bisa diitung pake jari, Cewek yang paling cuek dan jutek yang pernah ada.

"Eh,, kok gue ditinggalin sih?" Teriak Vero saat dia menyadari kalau dia Sudah kelewat jauh sama Rani

"Lagian bengong" Jawab Rani sambil terus fokus untuk menghafalkan letak-letak ruangannya. Sementara Vero tetap menggerutu dalam hati nya,

Kenapa dia bisa betah temenan sama Cewek yang terlalu tertutup kayak Rani ini? Sementara dia sendiri itu selalu terbuka, blak-blakan dan kelewat ceria. Pokoknya kalau dibandingin sifat mereka itu berbanding balik deh

Ditengah-tengah perjalanan, Rani dan Vero Berpapasan dengan senior yang paling terkenal di gedung ini. Vero hampir saja menjerit kalau dia tidak ingat dia lagi didepan manusia paling ganteng di dunia--nya.

"Demi apa gue ketemu sama kak sultan disini?" Gumam Vero,sambil memandang kearah sultan  sementara yang dipandang Malah lagi memandang cewek yang berdiri disebelahnya, Rani.

Rani sempat Tercekat saat berpapasan dengan Lelaki yang dihadapannya ini, Mata nya yang hitam legam membuat rani entah kenapa tidak bisa mengalihkan pandangannya. Sementara yang ditatap hanya memasang Wajah datar nya.

Bak bertemu dengan Pangeran yang tersesat ditengah-tengah perkampungan, Rani dan Vero menatap lekat kedua lelaki tersebut

"Sampai kapan lo mau ngeliatin gue?" Suara dingin dari mulut Doni, Seniornya itu membuat rani gelagapan, Tapi Rani tetap tak bereaksi. Berjaga-jaga, takut nya kalau dia bicara dia malah jadi salting

"Jangan buang waktu disini, Cepet sana kalian Muter-muter" Ucap doni sambil berlalu diikuti sultan

"Oh my god Rani!! Demi apa gue pas-pasan sama kak sultan?" Histeris Vero muncul dan membuat rani harus menutup telinga nya

"Yaudah yuk buruan, Entar malah kita malah gak bisa nyelesaiin tugasnya" Ucap rani mengalihkan pembicaraan, Karena dia takut kalau mereka semakin membicarakan Kedua senior Tadi, Rani nanti nya semakin terbayang-bayang dengan mata legam milik doni

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Panas banget sih disini" Ucap Gaby saat Rico, Cowok yang dia suka lewat. Sementara Shasa yang memang Sudah tau alasan Gaby mengucapkan kata-kata tersebut memutar bola nya malas

"Mending yang dikode peka" Ucap Shasa.

Menusuk

Kata-kata dari Shasa itu menusuk dihati Gaby, Gak ada Salah nya kan ngodein cowok yang kita suka? Gak dosa juga.

"Yaudah lah, Eh Balik ke dalem aja yuk, gue udah keringetannya nih. Rambut gue juga udah lepek, lagian kenapa nunggu mereka di lapangan sih? Kan bisa nunggu di lapangan indoor aja." Gaby mengucapkan itu sambil Menyeka keringat yang mengucur di wajahnya

"Dasar manja" Desis Shasa. Gaby hanya bisa menelan ludah mendengar omongan sahabat nya ini, Makan hati banget kalau ngomong sama Shasa. Pengen gitu sekali-kali gaby ngelempar buah nangka ke kepala Shasa, Tapi dia masih sayang sama nyawanya sendiri

Shasa itu termasuk Cewek yang jarang ngomong, Susah banget kalau mau basa-basi sama dia. Dia Lebih suka to the point dari pada basa-basi. Dia udah jarang ngomong, Cuek, Dan sekali nya ngomong itu samurai aja kalah tajemnya.

Sementara Gaby Itu Lebih feminim, cerewet, manja, dan childish. Dia selalu aja Punya basa-basi untuk diomongin sama orang lain. Gaby termasuk orang yang supel, Tapi entah kenapa dia malah cuman sahabatan sama Shasa. Cewek yang mengerikan itu

Nyaman, Mungkin karena itu. Walaupun kata-katanya tajam, dia itu merupakan pendengar yang baik, Dia gak akan motong curhatan gaby yang panjang nya ngalah-ngalahin sungai nil. Dan Shasa juga nyaman sama gaby, walaupun kadang manja nya gak ketulungan tapi dia itu bisa diandelin dalam hal apapun dan mungkin cuman dia yang tahan sama omongan pedes nya Shasa.

"Jangan bengong, Entar Kerasukan kuntilEmak baru tau rasa" Ledek Rey kepada Shasa, Shasa menarik nafas dalam-dalam

"Ngapain sih lo ada disini? Ngerusak mood banget" Sinis Shasa, bukannya menjauh. Rey malah berjalan mendekat ke arah Shasa

"Suka-suka gue lah, Masalah buat lo? Omong-omong Itu rambut nya jangan dikuncir kuda deh mendingan, Kalau dikuncir kayak gitu pipi lo makin keliatan chubby" Ucap rey, Shasa mendelik

"Gak ada masalah kalau lo mau kesini, Tapi masalah karena lo idup. Kenapa lo gak mati aja sih?"

"Gak ah, Kalau gue mati nanti lo berantem ama Siapa?" Shasa nampak berfikir, Kalau dipikir-pikir iya juga sih, nanti dia berantem sama siapa kalau Rey mati?

"Heh, Jangan dipikirin entar kebawa mimpi. Dasar polos" Ucap rey sambil menoyor Kepala Shasa

Shasa mendorong bahu rey dengan kasar"Gue gak pernah mimpi" Ucap shasa, Rey menatap Shasa. Sedetik, dua detik , tig--

"Hahahahahaha" Tawa Rey menggelegar ke penjuru kampus ini, Rey memegang perut nya yang sakit. Shasa polos banget ya Allah tolong

"Whatever!" Ucap Shasa berlalu dari rey yang masih tertawa dengan muka semerah tomat. Dia baru menyadari kebodohannya dan Tentu saja Dia menyesali itu

Rey adalah musuh Shasa sejak kecil, dari kecil memang mereka selalu bersama dikarenakan Orang tua mereka sangat dekat. Tapi kedekatan kedua orang tua mereka gak mempengaruhi Rey sama Shasa, Mereka justru Setiap ketemu pasti berantem

Dan entah ini kebetulan atau apa, Tapi mereka selalu berada dalam Satu atap sekolah yang sama, dan juga kelas yang sama. Shasa yang biasa nya irit omongannya, wajahnya damai-damai aja dan gak pernah teriak karena suara nya yang bisa di bilang lembut itu  berubah 180° kalau sama rey.

Dia malah berubah jadi Cewek yang bawel, polos, Dan selalu teriak-teriak. Cuman sama rey Shasa bisa kayak gitu, Hanya rey yang tau sisi lain Shasa. Terutama sisi 'Polos' Shasa

Setiap ketemu, Mereka berdua pasti berantem. Dan itu selalu rey yang memulainya dan Shasa yang mengakhirinya dengan tingkah konyolnya

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Back at youWhere stories live. Discover now