Aku Belum Ingin Pulang

47.5K 1.3K 32
                                    

Hari minggu adalah hari di mana waktunya untuk bersantai, sekarang sudah pukul 01.00 PM berarti di Indonesia sudah pukul 20.00 WIB. Perutku mulai keroncongan karena sejak pagi aku belum makan dan hanya menghabiskan waktu di tempat tidur karena sudah satu bulan ini aku sibuk dan melewatkan weekend-ku.

Sayangnya isi lemariku kosong melompong, aku lupa kalau selama sibuk aku selalu makan di luar dan terkadang melupakan makanku. Hanya tersisa sereal dan sekotak susu di dalam kulkas. Tubuhku sangat malas untuk beranjak pergi membeli makanan atau hanya berbelanja, mungkin aku bisa memesannya saja nanti kalau sampai sore aku masih malas untuk keluar dari apartemen.

Aku menuangkan sereal ke dalam mangkok dengan penuh, sehingga saat aku menuangkan susu sereal tersebut membentuk sebuah gunung. Sembari makan ku nyalakan laptop, aku berniat menghubungi kedua orang tuaku di Indonesia, sepertinya untuk jam segini mereka belum tidur.

"Assalamualaikum Ma?" Sapaku, kuletakkan mangkok ke samping laptop, jauh dari jangkaukan kamera, aku tidak ingin membuatnya khawatir jika tahu aku baru makan sekarang.

Tanpa kusadari bibirku tersunging, tersenyum manis melihat wajah Mama Mama yang sudah mulai menua. Kecantikannya yang dahulu kudambakan, yang selalu kuharapkan agar bisa mewarisinya sampai sekarang tak menghilang walau umurnya tak bisa bohong karena perlahan kulitnya menimbulkan kerutan.

"Walaikumsalam," nada suaranya terdengar tidak bersahabat. Sepertinya ia sedang marah kepadaku, karena pertengkaran kami di telfon beberapa waktu lalu hanya karena permintaanya agar aku pulang.

"Yun, kamu kapan pulang?" todongnya kembali sesuai dengan tebakanku. "Kuliah kamu sudah selesai sampai strata tiga, sekarang apa lagi? Apa lagi alasanmu tidak pulang?" tanyanya sarkas. Sebenarnya, sejak aku di wisuda waktu itu, Mama dan Papa yang hadir, memintaku untuk pulang bersama mereka, namun aku menolak dengan alasan masih banyak yang harus aku selesaikan di sini. Lalu sejak Asha pulang setahun yang lalu, orang tuaku semakin curiga dan merongrongku agar segera pulang.

Aku menghela nafas sejenak, perutku yang tadinya lapar mulai mengenyang. "Ma," panggilku lembut meminta pengertian dan kasih sayangnya sejenak.

"Yuna masih ingin kerja di sini. Mama tau 'kan disini bayarannya lebih mahal, karena pakai dolar?" tanyaku. "Mana tau Yuna bisa beli jet pribadi kalo kerja disini," lanjutku diselingi bercanda agar ia tak meledakkan kemarahannya seperti waktu lalu kepadaku.

"Yun, dengan gelar kamu yang banyak, prestasi kamu yang menjanjikan kamu bisa bekerja di mana pun di sini. Kalau kamu tidak ingin, kamu bisa membuka usaha, atau merintis perusahaan di sini. Mama Papa pasti dukung kamu, nak. Mama janji deh gak akan maksa kamu untuk test Pegawai Negri Sipil jika kamu tidak ingin. Terserah kamu, mau kerja apa Yun. Yang penting kamu kerja di sini ya, di Indonesia?" bujuknya memintaku untuk menuruti keinginannya.

Sumpah! Aku gak tega mendengarnya, aku gak tega melihatnya memohon.

"Aku pikirin dulu ya Ma?" pintaku memintanya memberikanku waktu sejenak. "Aku gak bisa gitu aja ngundurin diri dari perusahaan. Yuna sudah tanda tangan kontrak, Yuna gak mungkin keluar dengan seenaknya, semuanya ada pinaltynya jika Yuna melanggar kontrak."

Itu hanya alasanku semata. Sebenarnya jika aku ingin itu bukanlah masalahnya yang sulit untuk dilakukan. Karena aku disini kerja di perusahaanku sendiri. Aku bisa saja bolak-balik bagaikan sultan, karena perusahaanku sudah berkembang pesat. Tapi rasanya malas sekali untuk kembali ke Indonesia. Sewaktu lulus Strata dua aku merintis perusahaan di sini bersama beberapa temanku dengan meminta dukungan dari beberapa investor. Mengenai ini tak satu pun keluargaku yang mengetahuinya. Jangan tanyakan kenapa? Karena orang tuaku ingin aku bekerja mengabdi kepada negara, sebagai PNS.

"Hmm ... banyak sekali alasanmu Yun! Sudahlah matikan saja ini skype-nya! " rajuknya yang terlihat sangat kesal. Aku hanya bisa terkekeh pelan.

"Yaudah, bye ma! I love you, assalamualaikum ...."

Where Is My Soulmate? [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang