Chapter 2 : Mysterious Girl

Start from the beginning
                                    

"Lantas bagaimana? Aku saja tidak yakin jika aku benar-benar memiliki light apalah itu?" ujar Ciel lagi, nyaris melupakan formalitasnya beberapa saat yang lalu.

"Tentu saja kau punya," Raja terkekeh, "masalahnya adalah, kekuatanmu sudah bertahun-tahun terkunci di alam bawah sadarmu, jadi kau harus mulai melakukan latihan agar kunci itu terlepas dan kau bisa menggunakan sihirmu lagi."

"Meski begitu...." Ciel tampak kembali meragu. Ia menoleh ketika Ratu menepuk lembut pundaknya.

"Kau pasti bisa melakukannya, Sayang," ujar Ratu dengan senyum lembutnya, "sekarang kau kembalilah ke kamarmu dan beristirahatlah. Kau memiliki hari yang sibuk mulai besok."

Tanpa banyak membantah, Ciel bangkit dari posisinya dan melangkah pergi meninggalkan tempat itu sebelum lebih dulu menunduk dan memberi salam pada keduanya.

Sepeninggal Ciel, Raja menatap lekat sang Ratu yang ekspresinya tampak berubah. Wajah cantik itu tampak muram dan sedih, membuat sang Raja sedikit bertanya-tanya.

"Bagaimana? Anak itu?"

"Aku tidak yakin, tapi aku merasakan ada sebuah sihir yang ditanamkan padanya...."

"Apa?"

Memang, Ratu meminta Ciel untuk duduk di sisinya bukan tanpa alasan. Dengan sihir yang dimilikinya, sang Ratu tengah mencoba untuk membaca putranya itu melalui kontak fisik yang dia lakukan. Dan ia mendapatkan jawaban yang agaknya cukup mengejutkan.

"Tidak, itu bukanlah sebuah sihir yang jahat. Dan lagi, auranya terasa tipis sekali. Aku rasa tak akan banyak berpengaruh, jadi tak perlu khawatir. Yang menjadi masalah adalah ingatannya...."

Ratu menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya kembali.

"Ingatannya tidak kembali bukan karena pengaruh sihir atau semacamnya, tetapi ... karena ialah yang tidak ingin mengingatnya." Sorot mata Ratu tampak semakin muram.

"Apa maksudmu, Ratu-ku?"

"Alam bawah sadarnya menolak untuk mendapatkan ingatan itu kembali. Kemungkinan, ini berkaitan dengan apa yang terjadi ketika terjadi kekacauan dulu. Kau tentu ingat bukan ... peristiwa itu?"

Raja tercekat, terlebih ketika dilihatnya sang Ratu mulai menangis.

"Anak itu terbunuh di depan matanya ... saat ... hiks."

"Sudah, hentikan itu. Mengingat hal itu hanya akan menyakitimu, Ratu...." tegur Raja, meski raut yang sarat akan kesedihan pun tampak jelas tergaris di wajahnya.

"Kita tak punya banyak pilihan ... sekarang, harapan kita satu-satunya hanyalah anak ini."

Sementara itu, Ciel yang ternyata masih berada di luar ruangan itu dapat mendengar percakapan keduanya meskipun samar. Ini bukanlah kebiasaan Ciel. Ayolah, ia tahu bahwa mencuri dengar itu tidak sopan. Tapi dia pikir, jika itu memang bisa membantunya saat ini, tak ada salahnya, bukan?

Namun sekarang pemuda berobsidian biru itu hanya bisa mengerutkan dahinya bingung. Ribuan pertanyaan yang menari-nari di benaknya membuatnya kian bingung kini.

Guardian of Light [REMAKE]Where stories live. Discover now