Part 1

5.6K 181 10
                                    

Pagi yang cukup cerah Masih Ingin rasanya aku bermalas malasan di ranjang empuku ini. Tapi biar bagaimanapun aku harus segera bangun. Nanti bisa bisa aku terlambat ke sekolah. Kenalkan "FADIL ZACKY DERMAWAN".

Usiaku 17 tahun. Dan aku baru saja naik ke kelas 2. Aku sekolah di salah satu SMK favorite di kota jakarta. Baru saja aku bangkit dari tempat tidurku dan melangkahkan kaki ku menuju kamar mandi. Tiba tiba aku mendengar seorang wanita yang menangis. Dan tangisan itu tentu saja aku sudah familiar ditelingaku. Itu adalah tangisan ibuku.. Sehari mungkin 4x ibuku menangis kadang aku sedih melihat keadaan ibu seperti ini. Dan penyebab semua ini adalah ayahku.

Ayah selalu pulang malam.. Semenjak ia di PHK dari tempat kerjanya. Ayah berubah... Bahkan aku dan ayah kini tak sedekat dulu lagi.. Aku tak mengenal ayahku yang sekarang. Hubungan kami tak seperti ayah dan anak. Ayah tak pernah menyapaku lagi. selain itu aku pun jarang bertemu dengan ayah.. Itu karena ayah selalu pulang tengah larut malam.. Dan ibuku, Ibuku selalu setia menunggu di sofa untuk membukakan pintu untuk ayah. yang aku benci dari ayah, Adalah. kelakuan buruk ayah, Yang selalu gampang tangan pada ibu.. Seringkali ayah melayangkan tanganya pada ibu hanya gara gara masalah kecil.. Ibu membuatkan kopi untuk ayah.. hanya karena kopi itu kurang gula.. Ayah menyiram kopi itu ke ibuku.. Begitu pun jika ibu telat membuka pintu untuknya.. Pasti tangan ayah segera melayang di pipi halus ibuku itu.. Aku bukanya tega melihat keadaan ibu seperti ini.. Aku pun sering melarang ayah. Tapi jika aku bicara 1 kata saja melarang ayahku. Dia akan memukul ibuku.. Aku tak tau.. Kenapa ayah seperti ini.

Padahal dulu ayah sangat baik sekali.. Dan aku tak tahu apa yang ia kerjakan diluar sana hingga setiap hari pulang larut malam, padahal ia sudah tak bekerja lagi.Jujur aku tersiksa dengan keadaan seperti ini. Aku ingin seperti dulu lagi. Seharusnya seusiaku kini tengah merasakan kebahagian dari keluarganya. Aku membatalkan niatku untuk mandi. Aku ingin melihat keadaan ibuku yang terus menangis. Ibu sedang duduk di ruang tv.. Ya tuhan.. Keadaan rumah sangat berantakan. Pasti ayah yang mengacak ngacak barang barang rumah ini...

"bu.. Ibu Baik baik saja kan..." Kataku pada ibuku. Ya.. Badan ibu membelakangiku.. Aku masih berdiri di belakang ibu. Dan ibu pun tak menjawab kata kataku.. Ku ulangi kata kataku untuk mempastikan keadaan ibu apakah ia baik baik saja... Tetapi ibu masih terdiam tanpa sepatah katapun.. Tiba tiba saja ibu membalikan wajahnya.. Dan aku sangat heran.. ibu melihat kearahku dengan senyuman di wajahnya... Ya.. Aku tahu ibu berusaha senyum padaku.. Tapi mata ibu.. Matanya tak bisa membohongiku jika ia sangat sedih dan baru saja menangis..

"bu... Ibu gak papa kan..??"

"ehh.. Kamu dil.. Ia ibu gak papa kok...?? Kamu kenapa belum mandi.?? liat udah jam berapa"

"ibu tadi nangis.???"

"nangis.. Kata siapa.?? Orang ibu lagi nyanyi lagu india ko. Gima dil.. Suara ibu bagus kan.??"

"udahlah bu... Kata kata ini udah sering ibu

katakan sama fadil... Ayah mukul ibu lagi.." Tiba-tiba ibuku terdiam.. Dan senyuman yang tadi ia paksakan kini menghilang...

"eh... Hayoo ini udah jam berapa.. udah sana cepet mandi... Nanti kamu telat dil.."

"tapi bu...."

"udah mandi sana..."

Ya.. Ibu malah mendorong dorong tubuhku untuk segera mandi..

***

Udah mandi, udah cakep udah wangi... Saatnya come to school.. Hehe... Aku pun pamitan pada

ibu...

"bu.. Beneran gak papa fadil tinggal ke

sekolah...??"

"kamu ini nak.. Ibu kan gak papa fadil..."

LOVE AND HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang