Can you feel my pulse throbbing

thoughts and sounds racing and repeating

Let's promise to never be apart

So that you will never have a lonely heart

"Baiklah, akan kuhubungi mereka."kata Akashi sambil merogoh ponselnya dan mulai mengontak Kise.

"Halo, Akashicchi? Ada apa, ssu?"suara Kise menyahut dari sebrang sana.

"Kise, bisa kau panggil dokter Midorima dan kedua pasien yang bernama Aomine Daiki dan Kagami Taiga ke kamar ICU-nya Tetsuya? Ia ingin kalian semua berada di sini sekarang."pinta Akashi.

"Oke, ssu! Aku panggil Midorimacchi dulu! Beruntung aku juga menangani Aominecchi jadi bisa sekalian saja!"Kise dengan riangnya berucap.

Akashi menyunggingkan sebuah senyum di paras tampannya.

"Terimakasih."Akashi pun mengakhiri panggilan.

My heart pounds, seventy times it makes that sound,

each minute it sings, I'm living

But when we're together, it starts to race faster,

A hundred ten times it soars, "I love you more and more"

Akashi kembali menatap Kuroko. Jantungnya berdegup semakin kencang tiap detik berlalu. Ia tak dapat mengalihkan pandangannya dari fisik Kuroko Tetsuya.

Kuroko Tetsuya itu cantik di mata seorang Akashi Seijuurou, dan ia tahu itu dari dulu. Akashi saat ini sangat berterimakasih kepada Tuhan yang telah mempertemukannya dengan Kuroko dan membuatnya mempertahankan perasaan yang ia pendam dari 20 tahun lalu. Andai ia tidak mempertahankan perasaannya itu, mungkin ia sudah dinikahkan oleh ayahnya.

"Akashicchi!"

Kuroko dan Akashi menoleh ke sumber suara dan mendapati Kise yang melambaikan tangannya bersama Midorima, Kagami, dan Aomine yang duduk di kursi roda.

Through this pounding in my chest, I'll try to protect you with my best

As a reason to live, there's all of me to give

"Semuanya..."gumam Kuroko. Ia tersenyum kecil melihat orang-orang yang ia sayangi kini berkumpul disini.

"Masuk saja, semuanya."kata Akashi. Keempat orang yang diminta Kuroko untuk datang ke ruangan ICU-nya pun segera memasuki kamar ICU.

"Wow, ternyata suasana ICU seperti ini ya."gumam Aomine.

"Kau belum pernah masuk ICU, ya? Wajar saja sih."timpal Kagami.

"Memangnya kau pernah?"tanya Aomine.

"Pernah, saat menjenguk ibuku yang sakit."jawab Kagami.

"Hooooo..."respon Aomine.

Semuanya berkumpul melingkari ranjang Kuroko. Kuroko menatap semuanya dengan senyuman kecil.

"Semuanya sudah berkumpul ya... Baiklah... Aku meminta kalian berkumpul disini untuk menjadi saksi."kata Kuroko.

Again, Again I hear the beats – my heart repeats,

We can look in each other's eyes, one more time

"Saksi?"tanya Midorima sambil menaikkan alisnya heran.

"Iya."jawab Akashi. Ia mendekati Kuroko dengan langkah yang amat pelan. Senyuman terus terpatri di wajahya.

Heart RateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang