18. Teror yang mengerikan.

4.2K 331 9
                                    

Prilly berjalan memasuki kompleks rumahnya. Tadi, ia baru saja pergi ke super market buat membeli bahan kebutuhan, dan tentu pakai uang yang berada di atas kulkas. Uang yang diberikan Eliza untuk membeli kebutuhan rumah selama seminggu.

Karena tak ada taksi ataupun ojek, Prilly pun terpaksa berjalan kaki sambil membawa belanjaannya. Untung saja ia tak membeli terlalu banyak, jadi ia tak perlu repot-repot membawa baramg belanjaannya

Saat dirinya ada di ujung lorong sepi dan gelap, seketika ia menjadi merinding.

Ia mendengar dua orang manusia sedang berbicara, membuatnya menjadi penasaran. Akhirnya ia mendekati kedua orang itu, dan yang pastinya ia bersembunyi dibalik pohon besar.

"Nanti lo antar ke alamat kemarin! Ingat jangan sampe ketahuan, dan lo harus pastiin bagaimana ekspesi orang itu! Nanti kalau sudah selesai, lo balik ke sini lagi, ngerti?"

"Ngerti bos! Bos tenang aja. Saya bakal ngelakuin dengan baik. Jadi, mana paketnya?"

"Nih! Isinya bangke kucing sama tulisan. Awas aja sampe ketahuan, gue tabok, lu!"

"Udah. Bos pokoknya tenang aja. Alamatnya masih sama 'kan? Terus nama pemilik rumah, Prilly?"

Deg

Tentu saja Prilly terkejut. Jadi, ternyata sahabatnya sendiri yang melakukan ini.

Lalu, tentang Alvin itu? Bukannya ia sendiri yang mendengar pembicangan itu. Dan kini lagi-lagi ia mendengar pembicangan dengan orang yang berbeda. Siapa sebetulnya pelakunya?.

Prilly berlari menjauh keluar lorong itu. Untung saja, saat di perempatan taksi datang. Ia menaiki taksi itu sembari menangiskan kelakuan sahabatnya. Sampai dirumah, ia wajib menceritakan kejadian tadi kepada Ali.

...

Sampai dirumah, Prilly tak mendapatkan sosok Ali. Dimana pria itu? Giliran dibutuhkan ia tak muncul dan giliran tidak di butuhkan ia muncul.

Prilly menyembunyikan dirinya di kamar. Semua pintu dan jendela telah ia kunci. Ia takut, jika sang penyuruh itu datang.

Tinong.... Tinong...

Bunyi bel terdengar sampai di kamar Prilly. Seketika tubuh Prilly kembali tegang.

Peneror datang!.

Prilly segera bersembunyi di balik selimut. Ia menutupi seluruh badannya dengan selimut. Dengan badan yang bergemetar, Prilly terus-terusan berdoa. Mulutnya tak henti berkomat-komit.

Hingga tak terdengar lagi bunyi bel, Prilly menghentikan aktifitasnya. Ia menarik selimutnya.

Alhamdulillah, aman!

Belum berapa detik ia bersyukur, semua bunyi kaca pecah membuat Prilly terkejut bukan main.

Pandangan mata ke kaca jendelanya, astaga! Kaca jendelanya pecah akibat lemparan batu.

Serentak Prilly menarik selimutnya dan menutupi badannya. Tubuhnya kembali bergemetar, keringat-keringat sudah mulai berluncuran, mulutnya tak henti ber-zikir.

Didalam rumah yang mewah ini hanya dirinya, seluruh keluarga, Ali, beserta pembantu tak ada.

Tinong... Tinong.... Tinong...

Plakkkk plakkk

Bunyi bel dan bunyi kaca pecah bersamaan terdengar di telingannya. Otaknya sibuk berpikir, penerornya ada 2.

Plakkk

Ia butuh pelukan, ia butuh pahlawan, intinya ia butuh seorang yang membuat tenang. Namun, sekarang siapa?. Dirumah ini tak ada siapa-siapa.

Krekk krekkk

Bunyi langkah sepatu terdengar sangat jelas di indra pendengarannya. Penerornya sedang berjalan menuju kekamarnya.

Plakkkkk

Ternyata bukan hanya pecahan kaca dan batu, namun sebuah paket mendarat mulus di kasur Prilly. Refleks, Prilly berteriak kencang.

"Kyaaaa!!!"

Prilly melepar paket itu menjauh dari dirinya. Dan bersamaan itu bunyi langkah sepatu kini terdengar tengah berlari.

Klek klekk

Ya. Prilly mengunci pintu kamarnya. Prilly bernafas lega, untung saja ia telah mengunci kamarnya. Namun, ia hanya bisa bernafas lega selama tiga puluh detik. Karena orang yang berusaha membuka pintu kamar Prilly. Orang itu memiliki kunci cadangan kamar Prilly!.

Klek

Pintu terbuka. Prilly mengerjapkan matanya dibalik selimut. Pasrah? mungkin itu yang ia lakukan.

Bye mami, papi, bang Reyhan, Reynand, Nathan, Dan... Ali.

"Prilly," panggil orang yang membuka pintu Prilly.

Tunggu! Prilly merasa familliar dengan suara ini. Dengan memberanikan diri dan tentunya penasaran, Prilly menarik selimu, hingga kepalanya tidak menutupi selimut.

Prilly membuka matanya pelan-pelan, dan pertama kali yang lihat adalah sosok yang tadi ia cari. Sosok yang menolongnya beberapa hari ini. Orang itu--

"Ali!"

...

Hai maaf ani lama update. Lagi kehabisan ide. Tapi tadi habis bertapa langsung dapat ide.Sorry pendek, ani cuma mau buat penasaran para pembawa, wkwkw :p. Oke, ani pamit dulu byeee

[BGLS 1 Ver.baru] Mengejar CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang