Chapter 1 : Prince of Light?

Start from the beginning
                                    

“Pffftt … tidak, tidak.” Si iris ruby tak lagi dapat menahan kekehannya. “Ya ampun Ciel, ternyata tinggal di dunia manusia membuat pikiran-pikiran kriminal bersarang di otakmu ya?”

“Hah?”

Luciel, yang mulai di sini sebut saja sebagai Ciel hanya bisa kembali memasang wajah bodohnya.

“Maaf, maaf. Ini obat kok, bukan racun,” ujar Azra kembali menyodorkan ramuan itu lebih dekat.

Penjelasan itu tampaknya tak memberi pengaruh banyak bagi Ciel.

“Cih. Terlihat seperti aku mau meminumnya saja,” cibirnya.

“Tentu saja kau harus minum.”

“Aku menolak.”

“Bagaimana jika kuberi penawaran?” tawar Azra, membuat Ciel menatapnya serius kini. “Kau minum obat ini, setelah itu aku akan menjawab semua yang kautanyakan.”

“Hah?”

“Masih banyak hal yang membuatmu bingung, ‘kan? Aku akan menjelaskan semuanya jika kau mau minum ini.”

Ciel menatap enggan cairan hijau itu. Ini pilihan yang sulit. Mengapa orang ini menjual informasi dengan harga yang mahal sekali? Ciel tidak tahu benda apa yang warnanya hijau jelek itu. Ini menyangkut nyawa, kalau ia mati setelah meminumnya bagaimana?

Baiklah, lagi-lagi ia berlebihan.

Namun Ciel juga penasaran akan banyak hal … sepertinya ia tak punya pilihan.

“Berikan itu padaku!”

Azra tersenyum simpul, ia menyerahkan mangkuk itu ke tangan Ciel yang disambut dengan enggan oleh pemuda bersurai kelabu itu.

Ciel mendekatkan benda aneh itu ke hidungnya, sedikit membaui cairan kental itu untuk memastikan bahwa itu bukanlah racun. Aroma mint yang manis tercium oleh indera pembaunya, membuat pemuda itu kembali mengerutkan dahi.

“Kusarankah untuk meminumnya dengan cepat. Jangan dimuntahkan, oke?”

Dan saran yang baru saja terlontar dari Azra membuat Ciel kembali menatap curiga. Namun, ia takkan mengetahui apa pun jika ia tak mencoba. Jadi dengan cepat ia menyorongkan mangkuk itu ke mulutnya dan menghabiskan isinya dengan sekali telan.

“Hoekk … apa ini?!” Dan Ciel nyaris memuntahkan benda itu. Sayang ia tak dapat melakukannya karena benda itu telah dengan mudah mengaliri tenggorokannya.

Detik itu juga, Ciel mencatat benda hijau jelek itu sebagai rasa paling mengerikan yang pernah melewati kerongkongannya.

Dan yang lebih menyebalkan lagi, baunya menipu.

“Sudah kubilang itu obat. Cukup berguna ‘kan? Seharusnya sakit kepalamu sudah berkurang sekarang.”

Ciel tertegun.

Benar juga. Ia tak sadar sebelumnya, tetapi sepertinya sakit kepala dan tubuhnya yang tadi terasa lemas sekarang benar-benar pulih setelah ia meminum benda itu. Yahh, meski begitu, bukan berarti ia akan sudi meminum benda itu untuk yang kedua kalinya.

Percayalah, rasanya lebih dari sekadar mengerikan.

“Baiklah, Ciel. Karena kau sudah meminumnya, aku pun juga akan menepati kata-kataku.”

“….”

“Tempatmu berada sekarang ini adalah Istana Cahaya, dan di sini adalah kamarmu. Raja dan Ratu meminta kami untuk menjemputmu dari dunia manusia, karena kami membutuhkanmu saat ini. Dan lagi, kau dirasa sudah cukup dewasa untuk meneruskan takhta Raja.”

Guardian of Light [REMAKE]Where stories live. Discover now