Prilly's Birthday

1.8K 44 1
                                    

Disebuah taman kota terlihat seorang laki-laki dan seorang wanita yang sedang memadu cinta dengan beradu syahwat disaat masjid-masjid orang-orang muslim sedang melaksanakan shalat Isya.
"Ohh jadi begini ya kelakuan lo kalo dibelakang gue, pantesan gue telponin gak bisa, ternyata bener kata anak-anak kalo lo itu memang playboy cap badak" teriak seorang wanita dalam polesan senyum pahit diwajah ayunya.
"Pri_prilly..." Randy terkejut dengan kemunculan wanita yang saat ini tengah
menatapnya dengan tatapan membunuh.
Randy langsung menepis tangan seorang gadis disampingnya yang sedang merangkulnya dengan mesra.
"Kenapa lo? liat hantu ha?" lanjut prilly tersenyum sinis.
"Dia siapa babe,?" wanita disisi Randy mengulur tanya.
"Di_dia__" ucap randy terbata-bata,
"Gue korban tipuan cowo lo!!" tungkas prilly menatap tajam. Lantas prilly langsung pergi dari tempat itu. Prilly berjuang keras
menguatkan sekepal hatinya, meskipun air matanya sudah tak terbendung lagi. Dia sangat menyesal karena tidak mendengarkan ucapan teman-teman nya selama ini.
"Prilly tunggu... Aku bisa jelasin semuanya sama kamu," seru Randy hendak melangkah tapi pergelangan tangan nya langsung dicekal oleh wanita disebelahnya.
"Kamu mau kemana? kamu jelasin dulu sama aku apa maksudnya?"
"Arghhhhh... gak tau!!" bentak randy meninggalkan tempat itu, dia mengejar prilly. Prilly berlari ke arah jalanan.
"Prilly awaasss, minggiirrr" teriak randy ketika tiba-tiba muncul mobil didepan prilly.
"Aaahhhhhhh" teriak prilly ditengah jalan sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

Sang pengemudi dengan cepat menginjak pedal rem sampai kepalanya sedikit terbentur dengan stir.
"Siapa sih yang mau mati ditengah jalan"
rancau pengemudi itu mendengus marah.
Sementara jantung prilly masih berdebar begitu cepat, tubuhnya gemetaran, kedua kakinya seperti tak sanggup lagi menopang berat tubuhnya, dia terdiam mematung dengan kedua telapak tangan yang memegang dada didepan sebuah mobil yang nyaris merenggut nyawanya.

Pengemudi itu langsung turun dari mobilnya dengan raut wajah marah. Ia memandang geram, yang membuatnya makin geram lagi ketika dilihatnya ternyata orangnya adalah wanita yang selalu membuat emosionalnya diambang batas.
"Lo lagi, lo lagi" umpat ali menghembus nafas kasar. Ia mengarahkan telunjuknya atas wanita itu.
"Lo mau bunuh diri hah,? kalo mau bunuh diri jangan didepan mobil gue" teriak ali.
Prilly masih terdiam mematung tanpa menjawab sedikitpun makian ali, lidahnya kelu bergetar hebat karena saat ini fikirannya sedang kacau. Separuh jiwanya seperti tertarik keluar dari raganya. Buliran airmata tanpa permisi jatuh di sudut kedua matanya tanpa ada yang mengomando untuk keluar. Ali yang melihat air mata yang menitik dari mata indah prilly terenyuh. Seluruh amarahnya teredam, wajahnya yang tadi dikuasai amarah sekarang berubah sendu, ada penyesalan yang bergelayut dihatinya atas kata-kata kasar
yang lolos dari bibirnya.
"Loh, kok nangis? apa karena aku berbicara terlalu kasar sama kamu? kalo iya aku minta maaf" suara ali terdengar lembut penuh sesal. Ia menarik prilly kedalam rengkuhannya, tidak ada jawaban yang keluar dari mulut prilly, hanya air mata yang ia lepaskan dalam pelukan itu.
"Please maafkan aku" pinta ali sesal, telapak tangannya turut mengelus lembut rambut prilly.
Keduanya seperti melupakan batas diantara mereka, batas pertengkaran. Apalagi ali yang selama ini tak pernah memeluk wanita, meski pacar sekalipun.
"Lo gak salah kok, gue yang salah" akhirnya prilly membuka suara setelah hening menderanya, namun suara paraunya hampir tenggelam dengan tangisannya.
Lantas ali menceraikan tubuhnya dari tubuh prilly, lalu mengangkat dagu prilly, disudutkannya air mata prilly dengan ibu jarinya.
"Trus kenapa kamu nangis?" Prilly menggeleng pelan, lidahnya kelu untuk mengeluarkan jawaban atas pertanyaan pria dihadapannya.
"Yaudah kita duduk disana yuk" ajak ali menunjuk sebuah kursi ditaman. Dengan anggukan prilly, ali memapah tubuh prilly
ketaman lalu mendudukkannya disebuah kursi.
"Kalo kamu mau, aku bisa jadi teman curhatmu malam ini" kalimat ali mengalihkan tatapan prilly.

Tatapan ali malam ini begitu tulus dan prilly bisa merasakan ketulusan itu dari cara ali
menatap dan memperlakukannya saat ini. Ali menyumbangkan senyum menenangkan kearah prilly.
"Ceritakan saja kalo mau" suara ali kembali mengalun.
"Aku bodoh sekali, aku menyesal" tiba-tiba prilly mengeluarkan suaranya yang terdengar begitu bergetar sembari menunduk kebawah.
"Menyesal kenapa? ada apa?" Tanya ali lembut sambil membimbing ibu jarinya untuk menghapus air mata prilly.
"Aku menyesal tidak mendengar ucapan sahabatku, padahal mereka selalu bilang kalo dia suka mengobral cinta dengan wanita manapun, dan malam ini semua ucapan mereka terbukti adanya," prilly menjeda ucapannya, menarik nafas dalam untuk sedikit menetralisir rasa sesak yang mendera dadanya.
"Tadi aku liat pacar aku selingkuh lagi ciuman sama cewe lain" sambungnya.
"Siapa? cowo yang waktu itu bukan?" Tanya Ali mengingatkan prilly akan pria yang sempat bertengkar dengannya kala itu, disaat pertama bertemu dengan ali dijalanan, prilly mengangguk pelan.
"Namanya Randy, entah kenapa malam ini aku malah ketaman ini, kalau aku tau bakalan melihat ini semua aku gak bakal kesini" lanjut prilly ditengah isakannya.
"Gak boleh ngomong gitu, seharusnya kamu bersyukur dong," sergah ali.
"Kenapa begitu?"
"Itu tanda nya Allah masih sayang sama kamu, makanya Allah melangkahkan kaki
kamu kesini buat liat kenyataannya, coba kalo gak, mungkin sampe kedepannya kamu terus ditipu mentah-mentah sama dia, memang tidak mudah melupakan orang yang kita cintai yang sudah bertahta dihati kita, tapi perlahan-lahan kamu pasti bisa melupakannya" ujar ali masih dengan memperhatikan setiap inchi wajah prilly. Ia tak bisa memungkiri jika gadis yang mengunci jarak pandangnya saat ini memiliki daya pikat yang menarik. Kesedihan perlahan-lahan mulai meluap dari ruang hati prilly.
"Yakinlah Allah pasti sudah menyiapkan jodoh yang lebih baik dari dia buat kamu" ucapan ali laksana telaga yang menyiram hati prilly, begitu damai dan menenangkan.

Cinta dibalik LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang