Part 6

16.5K 1K 29
                                    

Dentuman musik beat terdengar kencang, tetapi tidak mengalahkan teriakan gadis-gadis yang menatap satu sosok yang berdiri gagah dan tersenyum manis di stage megah 02 London.

"Thank's for having me tonight. You guys are amazing. I love you all!" Teriak pria tampan ini dengan semangat lalu berlari ke arah backstage. Ia menyalami beberapa kru yang tampak puas konsernya berjalan sukses. Ya semua konsernya bisa dikatakan sempurna. Hanya tinggal menyisakan beberapa kota saja, maka tour Inggrisnya akan segera berakhir.

"Daddy!" Teriak gadis kecil berusia 3 tahun. Dengan senyum mengembang ia berlari menghampiri pria itu. Kedua lengannya menangkap tubuh mungil anaknya, melempar ke udara dan menangkapnya kembali. Sesekali pria itu mencium gemas perut putrinya yang sontak membuatnya tergelitik. Inilah hal yang paling disukai dari Angela, anak dari Edgar Alexander.

"Apa penampilan daddy tadi bagus?" Tanya Edgar pada Angela yang masih tersenyum ceria.

"Seperti biasa Dad!" Ucap Angela sembari menunjukkan kedua jempolnya.

"Edgar, pelankan suaramu!" Noah, sang manajer tiba-tiba muncul di belakang Angela.

"Aku tidak tahu harus bagaimana untuk mengingatkan kau. Bagaimana jika fansmu tahu kau sudah memiliki anak?" Bola mata Noah nyaris keluar karena menahan rasa kesal.

Edgar mendengus mendengar ucapan Noah. "Angela, panggil daddy dengan uncle saja. Kau bisa?"

"Kenapa dad... umm uncle?" Kini bibir gadis kecil ini mengerucut. Mata sendu Angela menunggu jawaban. Hati Edgar betulan serasa menciut. Ia sebenarnya tidak tega menyuruh anaknya sendiri memanggil dirinya dengan sebutan uncle. Namun ia bisa apa, untuk sekarang dia tak memiliki pilihan lain.

"Karena kau spesial Angela, kau paham?" Ucap Edgar berusaha meyakinkan Angela.

Sepertinya Angela mulai menerima alasan yang diberikan Edgar, lantaran ada senyum disertai sebuah sogokan. "Tapi aku mau ice cream dulu. Rasa vanilla, coklat, dan strawberry."

"Oke, setuju. Akan paman belikan yang banyak sekalian dengan pabriknya."

Angela cekikikan senang diikuti berlarian kecil. "Asik! Asik!"

*****

-Flashback-

"Astaga, siapa yang datang jam segini?" Rutuk Edgar.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, tetapi nyatanya bel apartementnya tidak berhenti berbunyi. Dengan kesal Edgar memakai boxer hitamnya dan berjalan ke arah pintu depan. Sesaat kemudian Edgar seperti tersambar petir mengetahui siapa yang berdiri dibalik pintu apartementnya.

"Hi, Edgar..." Ucap seorang gadis berambut pirang sambil tersenyum kuda.

Suara itu!

Edgar ingat betul siapa pemilik suara itu. Walaupun secara fisik gadis yang berada di hadapannya memiliki tampilan berbeda dari yang dia lihat 5 tahun lalu. Dia adalah Lisa, mantan kekasih dari Edgar.

"Lisa?... Ada apa kau menemuiku?" Tanya Edgar kikuk. Bagaimana tidak, mantan kekasih yang bahkan sudah dia lupakan secara mengejutkan berada di pintu apartementnya, ditambah menenteng sebuah koper besar saat tengah malam. Ini jelas bukan situasi yang normal.

"Boleh aku duduk di dalam? Angela sangat berat." Ucap Lisa.

Angela?

Mata Edgar membulat, ia bahkan tidak menyadari bahwa Lisa menggendong makhluk kecil dibalik punggungnya. Walau ragu, Edgar membukakan pintu apartementnya lebih lebar dan mempersilahkan Lisa. "Masuklah."

EASE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang