Chap 03 - She's Mine

Start from the beginning
                                    

Lalu ada Anna Claron, usianya baru 6 tahun. Emes Loric yang baru berusia 5 tahun dan terakhir si mungil Blair Xeanne. Bayi mungil yang ibunya meninggal disaat melahirkannya, usia nya sekarang menginjak 9 bulan.

Karen melangkah ke kamar berpintu warna biru muda, kamar Glady dan Blair. Glady sangat pandai untuk urusan bayi, jadi Blair sangat suka jika bersama dengan gadis itu. Karen mengetok pintu, hanya beberapa detik Glady membuka pintu dan mengukir senyumnya. Sebuah handuk pink melingkari lehernya.

"Cepat mandi Glady, bantu kakak membangunkan yang lain ya !" Ucap Karen.

"Ayay ! Kapten ! Tolong jagain Blair sebentar ya kak" Pinta Glady dan tanpa menunggu jawaban dia pergi melesat ke kamar mandi meninggalkan Karen yang terkekeh melihat ulahnya. Karen masuk dan mendapati Blair sudah bangun dan tertawa, Karen menggendong bayi itu dan membawanya ke kamar sebelah kamar Glady, yaitu kamar Anna, Steffy dan Janne. Seperti dugaannya, ketiga perempuan kecil itu sudah bangun, terlihat sangat bersemangat sekali. Karen meminta mereka untuk mandi, Steffy yang lebih tua di antara mereka, membantu memandikan Anna saat Glady sudah keluar dari kamar mandi.

Mereka semua bersiap-siap dengan pakaian olahraga masing-masing dan sepatu kets. Hanya Emes dan Blair yang tidak ikutan. Tentu saja ! mereka kan masih kecil.
Sambil berjalan setengah berlari, mereka saling bercerita tentang hal-hal yang terjadi di sekolah mereka, tak jarang mereka sedikit berdebat tapi di tengahi oleh Karen dan Glady. Suasana pagi itu sangat menyenangkan bagi anak-anak di panti. Sekali dalam dua minggu, Karen memang mengajak mereka jogging bersama-sama di pagi hari. Hanya saja, untuk bulan ini kesibukan di kantornya memaksanya tidak melakukan kebiasaan itu. Posisinya sekarang sudah naik menjadi assisten manajer, lebih banyak dia menggantikan manajernya-Mr. Deriel- karena pria itu sering ke luar kota mengurusi proyek-proyek yang bermasalah.

Hari ini hari sabtu, mayoritas perusahaan dan sekolah libur. Tapi khusus kantor tempat Karen bekerja, tidak demikian. Alhasil, Karen harus mengambil jatah cutinya untuk menepati janjinya menemani 'adik-adik'nya jogging.

"Kak Karen.." Glady menatap Karen yang menoleh padanya karena namanya di panggil.

"Ada apa Glad?" Karen bertanya. Karen menghentikan langkahnya, begitu pula Glady dan anak-anak yang lain.

"Boleh aku meminta sesuatu padamu kak?" Glady menunduk memandang sepatu ketsnya. Dia bimbang haruskah mengatakan pada Karen atau tidak?. Karen terdiam menunggu. Lima menit, tidak ada lanjutan dari Glady. Karen menghela nafas.

"Glady.. katakan pada kakak apa yang kau minta. Kau tau bagaimana kakak bukan? selama menurut kakak itu baik buatmu, kakak akan belikan ---" Ucapan Karen di potong oleh Glady.

"Glady tidak minta di belikan barang kak !" bantah Glady. Gadis itu merasa perlu meluruskan maksudnya pada Karen. Bukan barang yang akan di mintanya.

"Lalu ??" Karen bertanya penasaran. Anak-anak kecil yang lain kini di ajak Steffy dan si kembar sedikit menjauh, mereka mengerti bahwa ada sesuatu yang penting yang dibicarakan 'kakak-kakaknya'.

"Glady sedang mengejar beasiswa untuk masuk ke Senior High kak.. Tapi ternyata beasiswa yang di maksud bukan untuk disini.." Karen mengerutkan dahi, masih terdiam menunggu.

"..Tapi di Martinsburg kak" Rasanya ada halilintar di pagi hari yang menyambar telinga Karen.

Oh Tuhaannn !! Ini sangat tidak mungkin ! . Batin Karen mencerna kata-kata adiknya, adik yang paling dekat dengannya. Membayangkan Glady pulang malam hanya karena ada tugas tambahan dari gurunya saja sudah membuat Karen khawatir bukan kepalang. Apalagi ini ?? Dia mau tinggal sendiri ?? Di kota yang jauh ?! Oh Tidak mungkin, lebih tepatnya Karen tidak akan tega membiarkan itu terjadi.

Your Poison, My Lust (Sudah Cetak)Where stories live. Discover now