Bab 10

87 10 1
                                    

Aku tiba di bandara rasanya aku ingin berlari kembali ke rumahku yang penuh kenangan itu, namun apadaya ini sudah keputusanku untuk meninggalkan semuanya.

Akhirnya aku sampai di salah satu bandara di singapura. Aku melihat gedung-gedung menjulang tinggi, jalanan yang sangat bersih tanpa sampah.

Aku masuk universitas di singapore, aku harus beradaptasi lagi dengan orang-orang disini, aku harus pergi sekolah dengan bus tanpa sepedaku lagi. Tak ada kebahagiaan seperti dulu lagi. Aku hanya menghabiskan waktuku dirumah sendirian karena ayahku sibuk bekerja.

Aku selalu mencoba melupakan semua yang telah terjadi aku mencoba tidak menghubungi cerry maupun nicky. Meski banyak sekali kiriman email dari cerry dan nicky. Namun tak pernah sedikitpun ku gubris, aku hanya memfokuskan pada kuliahku.

Sudah 2 tahun berlalu aku tinggal di singapura rasanya rindu sekali dengan indonesia aku ingin bertemu ibuku aku sudah sangat merindukannya. Sudah sejam aku merengek pada ayahku agar mengizinkanku menemui ibuku di indonesia, walaupun berat untuk kembali mengenang kenangan pahit disana.

****
Akhirnya aku bisa merasakan lagi kehangatan di negara tempat lahirku ini.
Aku mengetuk pintu rumahku yang sekarang hanya ditinggali oleh ibu dan adik-adikku. Tak lama kemudiam ibuku membuka pintu dan langsung memeluku.

"Ibu... aku kangen banget sama ibu" aku memeluk ibu erat
"Ibu juga kangen sama kamu, ayo masuk dulu gak enak diluar"

Rasanya semua kenangan yang selama ini aku berusaha lupakan kembali lagi teringat, semua kebahagiaan, semua kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan.

Ibu datang membawa secangkir teh hangat dan duduk di sampingku

"Kamu kenapa gak kabarin ibu dulu kalo mau pulang, tau gitu kan ibu bisa masak sayur buncis kesukaan kamu"
"Aku terlalu seneng jadi aku gak sempet kabarin ibu"
"Oh ya udah.. gimana kuliah kamu disana?"
"Alhamdulliah lancar bu.. tahun depan aku udah mulai skripsi bu"
"Ya udah bagus.. istirahat dulu gih.. kamu pasti cape kan"

Aku masuk kamarku yang masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah sedikutpun lalu aku melihat foto yang sudah dipenuhi debu, foto aku, cerry dan nicky yang masih terpajang di meja belajarku.
Aku merasakan kembali luka yang hampir sembuh, namun sebisa mungkin aku melupakan semuanya.

Aku duduk dikursi depan jendela, aku melihat hujan yang berjatuhan membasahi rumput.
Tiba-tiba aku teringat cerry, waktu masih smp, sepulang sekolah kita langsung berangkat ke tempat bimble yang lumayan jauh dari tempat aku dan cerry tinggal. Kita selalu semangat walaupun kita harus jalan ke tempat bimble setelah sudah sangat lelah belajar di sekolah. Pada suatu hari ketika kita pulang bimble seperti biasanya kita berjalan menyusuri pepohonan dan rumput yang tinggi-tinggi, karena cerry itu orangnya iseng banget tangan nya gak bisa diem dia megang pohon yang ternyata pohonnya itu banyak uletnya, dia langsung garuk-garuk sepanjang jalan dan keesokan harinya mukanya sudah kaya monster dipenuhi bentol-bentol besar.
Aku ingin tertawa sekaligus sedih mengingatnya.

Aku pergi ketaman rasanya kangen banget dengan suasana ini. Aku duduk dibangku taman sambil minum caramel machiato yang sudah lama sekali tidak aku minum. Aku berjalan-jalan disekitar taman lalu aku melihat seorang laki laki dengan tubuh kurus memakai kursi roda dan rambutnya yang sudah habis. Aku menghampirinya dan mataku membelalak ketika melihat laki-laki itu adalah nicky.

"Ka nicky" aku menyakinkan apa yang kulihat saat ini
"Tari" dia menjawab dengan wajahnya yang sungguh pucat sekali.
"Kaka kenapa??" Aku bertanya keheranan
"Kaka bakal ceritain semuanya nanti, sekarang bawa kaka suatu tempat dan kamu akan mengerti semuanya"
Aku mendorong kursi roda nicky mengikuti arah yang dipinta nicky dan tibalah kita disuatu pemakaman dan batu nisan yang tertuliskan dengan jelas nama cerry.
Aku tidak bisa berkata apa apa lagi, aku merasa tubuhku sudah tak sanggup lagi berdiri, hatiku dipenuhi rasa bersalah karena menghilang dari kehidupan cerry dan saat aku kembali cerry sudah tidak ada hanya kenangan dan ketulusanlah yang ia yang tinggalkan. Aku memeluk nisan cerry tak perduli dengan guyuran hujan yang sudah membasahiku.

"Gaaakkk muunnggkiiin.. gakkk munngggkinn.. ini bukan cerry kan?? Iiinniii bukan cerry"
"Kak jawab aku ini bukan cerry kan??" Nicky hanya menunduk tanpa menjawab
"Cerr maafin aku cerr.. maafin aku.. aku udah ninggalin kamu dan sekarang kamu pergi dan gak akan pernah kembali lagi.. maafin aku cerr

"Tarr...udah tar kita pulang ya.. kaka mau ceritain semuanya sama kamu" aku lupa dengan keberadaan nicky aku melihat nicky menggigil dan sudah basah kuyup.
Aku mengeluarkan jaketku dari tas lalu memakaikannya ke nicky.

"Ka.. kaka gapapa??"
"Kaka gapapa.. mending sekarang kita pulang ya" aku mengangguk mendorong kursi roda nicky meninggalkan pemakaman.

InnocenceWhere stories live. Discover now