Bab 1: "Malaikat pemberi cinta..."

Mulai dari awal
                                    

“anda pasti bahagia sekali memiliki putri yang begitu pintar dan cantik”ujar Agni

Rio terkekeh, pandangannya tak lepas dari Angel yang terus bermain.

“lebih bahagia lagi kalau bisa cari Mama yang pas buat dia”

Rio melirik ke arah Agni.

“aku rasa dia sudah pantas mendapatkan kasih sayang dari seorang wanita yang di panggil Mama”

Agni menatap Rio sekilas.

“mudah bagi anda untuk mencari wanita seperti apapun”

“tapi tidak untuk Angel, aku butuh yang menyayangi dia, bukan menyayangiku”

Rio menatap Angel begitu dalam, Agni dapat melihat begitu melimpahnya kasih sayang dari Rio untuk Angel. Rio begitu menyayangi gadis kecil itu sampai-sampai tak mau hanya dirinya  yang bahagia.

“dia satu-satunya malaikan pemberi cinta di hatiku... siapa yang mencintai Angel, aku juga akan mencintai orang itu” lanjut Rio tanpa mengalihkan pandangan dari Angel.

Agni menatap takjub mendengar perkataan itu, namun ia masih belum mau menanggapi, ia masih menunggu kelanjutannya.

“apapun akan aku berikan padanya, termasuk sosok Mama yang dia mau”

***

Agni memandang pantulan dirinya di cermin yang bergitu besar, ia terus melihat dengan sedetail-detailnya, tidak mau ada sesuatu yang cacat dan memperburuk penampilannya.

“kamu yakin mau jadi asistennya Pak  Mario?”

Tanya Ify untuk kebeberapa kalinya, yang beberapa kali itupula di angguki oleh Agni.

“model biar jadi pekerjaan sampingan aku Fy...”

Ify mengangguk, ia berlalu dari kamar Agni yang kemudian di ikuti oleh Agni yang telah rapih dengan pakaiannya.

“sarapan dulu Ni, oya... nanti siang aku mau fitting baju pengantin sama Gabriel”

Agni menatap Ify dengan ragu.

“apa kamu yakin akan menikah dengan dia?”

Ify mengangguk pasti, ia menatap Agni seraya tersneyum.

“dia lelaki baik, dan aku yakin aku tidak salah”

Agni menghela nafas panjang, “yasudah” ia melanjutkan menyantap hidangan paginya.

***

Agni keluar dari taksi yang berhenti tepat di pintu utama perusahaan itu. Ia memasuki lobi kemudian berhenti di resepsionis.

“Pak  Mario sudah datang?”

Resepsionis itu menatap Agni tak suka.

“maaf, apa anda sudah membuat janji? Pak Mario sangat sibuk dan tidak bisa di ganggu oleh siapapun yang tidak memiliki kepentingan”

Between Love and ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang