Bab 1: "Malaikat pemberi cinta..."

Mulai dari awal
                                    

“I will”jawab Ify dengan nada agak berbisik.

Tanpa basa-basi lagi Gabriel menyematkan cincin berlian itu di jari Ify.

Rio sedikit berbungkuk pada Agni.

“oiya... panggil aku Rio, kamu bolah manggil aku Pak  Cuma di kantor”bisik Rio tepat di telinga Agni.

Agni tersenyum kemudian mengangguk mengerti.

“Papa”

Teriak seorang gadis kecil yang berlari menuruni tangga kediaman itu, kemudian berhenti sambil menutup mulutnya malu karena dipandang semua tamu yang ada di tempat itu.

“ups”

Rio tersenyum melihat putri kecilnya, begitu menggemaskan saat wajah itu memerah seperti tomat.

“Angel sini”ajak Rio

Gadis kecil itu berlari ke arah Rio dengan segera. Rio membungkuk untuk menggapainya agar dapat memeluknya.

“malaikat Papa kok cantik banget sih? Jangan cantik-cantik ah... entar ada yang naksir lho”

Rio mencolek pipi Angel yang masih merona merah, dan  dengan gemas ia mencium pipi itu.

“Papa, An kan gak mau buat Papa malu”

Angel menenggelamkan wajahnya di lekukan leher Rio.

Sementara Agni menatap takjub ke arah gadis kecil itu, ia begitu lucu dan menggemaskan. Apalagi melihat kedekatan mereka, dada Agni berdesir kalau begitu Rio pasti sudah memiliki istri. Agni mengehela nafas panjang.

“An, kenalin... ini tante Agni”

Rio menghadapkan Angel pada Agni yang sedari tadi menatap Angel dengan begitu dalam.

“hai tante? Nama aku Angel  Arindous”

Angel mengulurkan tangannya pada Agni.

Agni tersenyum kemudian membalas uluran tangan Angel.

“hai juga cantik, kenalin nama tante Agni Juliana”

Angel tersenyum pada Agni lalu mengalihkan pandangannya pada Rio.

“Papa, tante Agni cantik deh... kayak Barbie...”

Rio tersenyum, ia melirik Agni yang menunduk dan ia yakin gadis itu wajahnya merona merah. Rio membisikan sesuatu pada Angel yang di angguki gadis kecil itu.

“Angel mau kemana? Kok pergi?”

Tanya Agni dengan nada kecewa karena melihat Angel yang menjauh dari mereka. Memang dasarnya Agni menyukai anak kecil, jadi ia tidak begitu sulit untuk beradaptasi dengan anak kecil yang baru ia temui.

Rio tak menjawab, ia hanya tersenyum tipis.

“selamat malam semuanya... An, mau bernyanyi buat Papa dan Mama An, I love you Mom, I love you Dad”

Angel mulai memainkan tuts-tuts piano itu.

Agni tersenyum haru melihat Angel, gadis kecil yang ia perkirakan masih berumur Lima tahun itu begitu pintar.

Between Love and ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang