MOVE ON- Galau

14.7K 799 23
                                    

Naruto tak habis pikir..bahwa sang ketua Osis yang terkenal dengan muka Stoic..bersurai cantik,jenius berpolitik,tajam mengkritik..punya kepribadian yang cerewet apabila hal itu menyangkut tentang Hinata. Naruto teringat bagaimana tampilan ekspresi si Hyuga itu ketika memergoki ia sedang berduaan dengan Hinata. Sebelum memberi ceramahan panjang pada Hinata, Neji bahkan menatap sengit Naruto seakan ingin menelannya hidup-hidup.

*FLASHBACK*

"Hinata-sama kenapa kau disini bersama rubah busuk ini?" Tunjuk Neji dengan mengangkat dagunya kearah Naruto.

'rubah busuk' Naruto ingin sekali menggerutu saat julukan tak elit diberikan kepadanya namun tatapan Neji lebih berbahaya..aura membunuh bahkan terasa menusuk hingga ketulang rusuk Naruto.

"Hinata-sama.. bagaimana kau bisa membolos ? apa kah dia yang mengajakmu membolos?"Tanya Neji dengan nada dingin.

Hinata hanya diam dan menunduk tidak berani menatap Neji. Sudah dibilangkan tatapannya berbahaya, meski mata mereka sama. Naruto heran kenapa ia bisa berkata Ametyst itu menyejukan jika ametyst Neji bahkan bisa dibilang menusuk bak belatih katana seorang samurai. Apa karena itu mata Hinata.. bukan mata hyuga lainnya.

"Kau tau..acara sudah semakin dekat, Apa yang akan Paman katakan jika kau berbuat seperti ini? Aku mencarimu kemana-mana ternyata fakta mengejutkan kau sedang bersama pembuat onar ini." kritik Neji panjang lebar.

Ingin sekali Hinata mengintrupsi penuturan Neji yang salah itu, apa daya sebelum sempat ia berkata Neji sudah menyeretnya pergi untuk pulang. Malang sekali kau Naruto..Hinata hanya bisa memandang Naruto dengan raut wajah yang bersalah sedangkan Naruto hanya memberikan cengiran konyolnya pada Hinata..memberi isyarat "ia tak apa".

*FLASHBACK END*

Hei..sejak kapan Naruto memikirkan Hinata.. pulang kerumah ia bahkan langsung kekamar tidak memperdulikan Kasannya yang menggerutu karena ia mengabaikan sambutan Kushina. Naruto menghempaskan tubuhnya bersamaan dengan tas yang ia jinjing tadi ke kasur.Menghela napas berkali-kali dan menatap dek kamar,kemudian beralih melirik lama tas, membuka retsletingnya, ia berniat mengambil handuk kecil pemberian Hinata. Naruto memejamkan mata ketika handuk putih itu ia dekatkan keindra penciumannya..menghirup dalam aroma lavender yang berbau sama dengan Hinata..aneh? ketika ia menyebut 'Hinata'

Sudah lama Naruto penasaran dengan Hinata, awalnya Naruto mempersepsi Hinata adalah gadis yang Aneh yang selalu menghindar karena alergi padanya. Ia bersyukur ternyata Hinata tidak membencinya, bahkan tak enggan berteman dengannya. Persepsi buruk mengenai dirinya sirna sudah. Dipikirannya sekarang malah terisi Hinata, Ia juga baru mengetahui suara lembut Hinata itu alamiah ternyata,tidak dibuat-buat. Lantunan merdu yang keluar dari mulut mungilnya, mata ametyst yang mengisyaratkan kesejukan, poni indigo depannya yang terlihat indah saat ia menunduk, semburat merah jambu yang menjalar dari pipi gembilnya hingga ke telinga, aroma tubuhnya..lavender. Astaga! Naruto pikiranmu mulai berubah haluan.

Kedua tangan Naruto mengacak surai jabriknya, Ia mengerang frustasi.

'Eh..'

Dia memandangi tangannya..tangan ini tadi yang memeluk pinggang mungil Hinata. Merasakan betapa lembutnya kulit Hinata ketika ia menyentuh dahi gadis itu karena beranggapan bodoh mengira Hinata sakit. Naruto menyeringai aneh sambil membelai tangan kanannya sendiri.

'Apa yang kau lakukan Naruto? secepat itukah kau melupakan Sakura Haruno karena  Hinata Hyuga?' pertanyaan itu muncul dibenaknya.

Naruto dilema..apa ini yang dinamakan "Galau".

MOVE ON (NaruHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang