Part 6

17.9K 791 11
                                    

Hii
Ada yang nungguin??
Di sini makin sepih aja ya, jadi gak semangat nulisnya -,-"
Tapi aku maklumin deh. Aku sadar kok kalo cerita aku gak bagus
Tapi kalo ada yang mau cerita ini, aku bakal usahain buat lanjutin.
Soooo pleasee banget guys jangan pelit komentarnya dongg.. aku bakal senang kalo ada yang ngasih tau ada yg typo ato alurnya kecepetan ato bertele-tele dan banyak hal yg bisa teman" kasih tau ke aku lewat komen, jangan komennya cuma suruh lanjut berasa kayak buronan yang belum bayar utang -,-"

Yaudah langsung aja dehh kepanjangan bacotnya XD

Enjoy and Keep Reading
_________________________________________

Author POV

jam pulang sekolah telah usai. Kebanyakan siswa langusng berhamburan keluar kelas. Jam pulang sekolah memang menjadi alasan kebahagiaan semua siswa karena bisa melarikan diri dari berbagai pelajaran, namun bukan berarti mereka tidak akan menghadapi tumpukan buku karena guru-guru tetap memberikan tugas. Begitu juga dengan Fey apalagi mengingat dia sudah kelas 3. Banyak materi yang harus dikejar untuk diselesaikan sebelum mengahadapi UN apalagi siswa kelas 3 harus belajar kembali pelajaran dari kelas 1. Oh sungguh membuat frustasi

"Apa aku ke apartemen kak Damian aja ya? Ditunggu sampe malem juga gak papa. Toh aku punya baju sama seragam sekolah. Kalo soal buku bisa minta tolong papa aja buat anterin ke apartemen kakak. Sekalian suruh di ajarin kakak biar tugas aku selesai" batin Fey

TIIIIT TIITT

bunyi klakson mobil terdengar dan membuat Fey kaget. Sekarang dia berdiri sendiri karena kim sudah lebih dulu pergi karena dia ada les. Alasan Fey tidak mengikuti les karena dia sudah cukup lelah belajar di sekolah, belum lagi kalo kelas 3 ada pengayaan, oh yaampun mungkin itu lebih tepat disebut penganiyaiaan.

Fey mendelik setelah menyadari itu adalah mobil Dimas, beruntungnya sekolah telah sepih, mengingat dia tadi ada piket menyapu makanya dia pulang lebih telat dari pada anak sekolah lainnya

"Mau sampe kapan di situ? Entar lagi kamu gosong kalo di bakar sinar matahari" kata Dimas dengan suara baritonnya

"Sampe negara api menyerang" balas Fey malas sambil masuk ke mobil

"Aku mau ke rumah kak damian" ucap Fey akhirnya memecahkan keheningan. Bingung juga kenap Dimas ngomongnya cuman dikit amat, kan bete kalo dia kayak hiasan mobil yang bentuknya anjing terus kepalanya goyang-goyang. Di diamin tuh sakitnya tuh disinii. Tapi hubungan didiamin sama hiasan anjing di mobil apa ya? Batin Fey yang sadar betapa begonya dia

Di sisi lain Dimas berusaha untuk tetap fokus, dia sadar kalo fey jenuh karena didiamin. Namun itu dilakukan karena dia berusaha untuk tidak gegabah, dia tidak ingin sampai melakukan kesalahan karena terbawa emosi dan nafsu. Terkadang Fey tidak sadar kalo Dimas berusaha menguatkan imannya yang diuji. Salah satu kancing Fey terbuka dan bisa tetlihat samar-samar kulit putih tubuhnya yang membuat Dimas resah sedari tadi. Entah mengapa dia selalu berpikiran erotis tentang Fey. Walaupun sebenarnya dia bisa saja mengatakan kepada fey kalo kancing bajunya kebuka, namun itu akan membuat fey malu.

Sekarang mereka berada di depan restoran yang cukup mahal. Fey bingung mengapa mereka tiba di sini padahal yang dia tahu tujuan mereka adalah rumah Damian, namun dia kembali menepis pertanyaan di kepalanya karena berhubung dia juga lapar

Dimas mengeluarkan suaranya untuk yang ke dua kali selama mereka di mobil. Bayangkan saja fey bisa menghitung berapa kali Dimas mengeluarkan suaranya. Dimas hanya akan mengeluarkan suara jika hali itu menurutnya penting
"Perbaiki kancing seragammu sebelum keluar dari mobil" ucap Dimas sambil keluar dari mobil memberikan privacy untuk Fey.

Fey hanya melihat dimas berdiri di samping mobil. Setelah otaknya mencerna perkataan yang dimaksud Dimas matanya membesar melihat kancing seragamnya terbuka pas di bagian dadanya. Entah wajahnya mungkin sudah seperti tomat, segera dia perbaiki kancing seragamnya namun Fey tidak langsung keluar karena dia malu menghadapi Dimas yang jelas-jelas memberitahukan kancingnya terbuka. Namun percuma berlama-lama di mobil kalo dia ujung-ujungnya bakalan dianterin Dimas juga.

Fey keluar dari mobil berusaha tenang seolah-olah kejadian di mobil tidak pernah terjadi. Mereka masuk ke dalam restoran. Sedikit terkejut karena Dimas menggenggam tangan Fey tiba-tiba. Seorang pelayan restoran langsung mengantarkan mereka ke meja yang sepertinya telah di pesan Dimas. Meja yang mereka tempati cukup tertutup dan itu membuat Fey sedikit panik karena bisa saja Dimas berbuat macam-macam terhadapnya.

Dimas mengetahui pikiran Fey. Disentilnya kening gadis yang mengisi kepalanya beberapa hari ini.
"Jangan berpikiran macam-macam. Aku hanya ingin makan bersama gadisku, kalo pun aku macam-macam aku janji akan minta izin darimu. Jika kamu gak bolehin yah apa boleh buat" ucap Dimas yang membuat Fey malu karena Dimas mengetahui isi kepalanya. Apa mungkin Dimas adalah seorang peramal? Pikir Fey lagi

Setelah memesan makanan yang cukup banyak karena Fey memang gadis bertubuh kecil namun makannya gak seperti ukuran badannya.
Dimas duduk disamping Fey jarak mereka yang cukup dekat membuat Fey gugup ingin sekali dia menjauh namun melihat wajah Dimas berubah serius fey langsung mengurungkan niatnya tadi

"Kita perlu bicara. Aku serius dengan hubungan ini. Aku ingin membangun hubungan yang didasari cinta. Aku tahu itu terdengar mustahil karena perjodohan yang dilakukan orangtua kita. Namun tak bisa kupungkiri aku ingin mengenalmu lebih jauh. Aku mohon Fey jangan menutup dirimu. Aku tahu semua perempuan ingin dirinya diperjuangkan, namun setidaknya kamu juga harus memberikan peluang dan kepastian agar aku tahu kalo kamu ingin membuka hatimu. Berjuang gak semudah yang kamu bayangkan. Sekarang aku mau tanya ke kamu, kamu mau kasih aku kesempatan? Kalo kamu jawab iya berarti kita bisa lanjutkan hubungan kita lebih jauh. Tapi kalo kamu menolak aku akan berhenti saat ini juga sebelum ada yang terluka" ucap Dimas meski diakhir kalimat dia pun masih ragu apakah dia bisa melepaskan Fey begitu saja. Namun dia sudah memikirkannya. Dia tidak mau memaksa Fey untuk lebih jauh jika memang Fey tidak menginginkannya sebagai pendamping hidup

Fey sangat tersentuh. Jauh dilubuk hatinya dia menyukai Dimas. Mungkin bisa dikatan naksir pada pandangan pertama. Dia gak tahu kalo Dimas juga cowok yang memiliki perasaan. Dia pun sependapat dengan Dimas, dia tidak ingin melanjutkan hubungan tanpa didasari perasaan cinta.
"Aku mau" hanya itu yang bisa fey katakan, katakanlah dia terlalu cengeng namun baru kali ini dia mendengar kata-kata yang menurutnya romantis dan dikatakan oleh seorang pria. Perempuan mana yang tidak luluh dengan kata-kata itu. Kata-kata yang bagaikan janji manis berupa keseriusan seseorang dengan hubungan yang dijalani

"Tapi janji untuk menerima aku apa adanya. Aku mohon untuk menjaga perasaanku. Jangan tinggalin aku saat aku benar-benar menyanyangimu. Itu terlalu menyakitkan" ucap Fey kembali. Dibalik sikap judesnya sebenarnya dia takut untuk jatuh cinta, dia pernah menyayangi dan mempercayai seseorang yang melukai hatinya sendiri.

Dimas memeluk fey dengan erat seolah tidak ingin kehilangan fey sedetik pun

"Aku janji. Aku harap kamu pun begitu" fey membalas pelukan Dimas dang menghirup aroma pria didepannya. Wangi masculin yang membuatnya tenang dan bahagia di waktu bersamaan.
Oh yaampun mengapa aku bisa sangat mudah menyukai pria ini. Batin Fey mengutuki dirinya yang sangat mudah terbawa arus seorang Dimas. Namun biarlah seperti ini, dia hanya ingin menikmati kebahagiaan yang dia rasakan hari ini.

Fey melepas pelukan Dimas yang membuat Dimas kecewa.
Fey tersenyum geli melihat tingkah Dimas seperti anak kecil.
"Jadi kita resmi pacaran?" Tanya Fey antusias
Dimas terlihat berpikir sejenak
"Ya, kita resmi pacaran" ucap Dimas sambil mencoba memeluk tubuh mungil gadis di depannya
"Tunggu! Ini tanggal berapa ya? Aku harus catat biar gak lupa Dim" ucap fey yang membuat usaha Dimas memeluknya gagal
Dimas tersenyum geli melihat tingka fey yang menurutnya sangat menggemaskan
"Ini tanggal 22" jawab dimas akhirnya

Obrolan mereka terhenti ketika seorang pelayan membawa pesanan mereka yang super banyak

"Sepertinya kita memang sedang merayakan hari jadian kita" ucap Dimas sambil tersenyum kecil karena melihat makanan sudah tertata rapi di depan mereka. Fey nyengir melihat betapa banyak makanan yang dia pesan tadi.

_________________________________________
Oh yaampun aku nulis apa'an sih ini ahahha makin gak jelas ceritanya XD
Jangan lupa vote sama commentnya guysss ♡♡♡

Love or ObsessionWhere stories live. Discover now