2 : Lelaki itu (2)

6.6K 334 2
                                    

Author

Ale berjalan santai di koridor kampusnya. Hari ini adalah hari pertamanya masuk kelas.

"Oy Ale!" Teriak Tasya.

Ale membalikkan badannya, "lo teriak teriak aja sih." Ucap Ale sedangkan Tasya masih mengatur nafasnya.

"Tan-tante Abel--" ucap Tasya masih mengatur nafasnya.

Ale menaikkan satu alisnya mendengar nama itu lagi, "apa?"

"Tante Abel nanyain lo!" Jawab Tasya dalam satu nafas.

Seketika wajah Ale menjadi sinis, "emang gue peduli?" Tanya Ale.

"Gue gabisa bohongin dia terus Le." Ucap Tasya frustasi melihat sahabatnya.

"Then? Lo tinggal bilang lo gatau, terus udah deh. Masalah terselesaikan." Balas Ale acuh seraya mengambil ponselnya dan menunjukkannya kepada Tasya.

Tasya melihat nama yang tertera diponsel itu. Ponsel itu sedang menerima panggilan hanya saja pemilik ponsel itu tidak menjawabnya.

081588***** is calling..

"Emang gue heboh kayak lo saat dapat telfon dari nomor ini?" Tanya Ale, "engga Tas, gue ga heboh kayak lo. Dia telfon gue berkali kali, disini bukan cuman lo yang bohong. Tapi gue yang bohong, bahkan lebih parah. Dalam masalah ini, kebohongan lo ga setara sama kebohongan gue Tas. So shut up." Sambung Ale lalu berjalan meninggalkan Tasya.

Moodnya ancur sudah saat mendengar Tasya yang sangat heboh menerima panggilan dari wanita itu.

"Kau tidak bisa lepas dariku." Teriak seorang gadis yang dapat Ale dengar.

"Dari awal, aku memang tidak menyukaimu. Aku hanya memainkanmu." Balas lelaki didepan gadis itu.

Seketika tubuh Ale menegang, kalimat itu. Dia merasa seperti dejavu.

Seorang gadis dengan wajah berbinarnya duduk di kursi kafe. Hari ini, pacarnya memintanya untuk bertemu dengannya di kafe ini.

Tidak lama, seorang laki laki datang ke meja gadis itu dengan wajah dingin dan datarnya.

"Hai, tumben kamu ngajak--"

"Kita putus." Potong lelaki itu yang sempat membuat gadis itu membeku.

"Pu-putus? Maksud kamu?" Tanya gadis itu berusaha meyakinkan bahwa dia salah dengar.

"Dari awal, aku memang tidak menyukaimu. Aku hanya memainkanmu." Jawab lelaki itu.

"Jadi mulai sekarang, bersikaplah seperti kita tidak kenal. Karena aku tidak pernah menyukai gadis centil sepertimu." Ucap lelaki itu lalu keluar kafe itu.

Meninggalkan gadis itu penuh dengan keperihan, meninggalkan gadis itu penuh dengan luka.

Ale menggeleng geleng mengingat masa remajanya yang terbilang buruk. Semakin lama, suara dari lelaki dan gadis itu semakin kencang. Gadis itu berteriak. Ale mencari sumber suara itu dan seketika tubuhnya menegang lagi.

Mata Ale terkunci dengan mata lelaki itu. Lelaki itu menatapnya datar tapi tidak lama dia tersenyum miring.

"Aku sudah mempunyai pacar. Ini pacarku." Ucap lelaki itu lalu menarik tangan Ale.

Gadis didepan lelaki itu terkejut, "sialan." Umpatnya lalu berjalan mendekati Ale.

Plak.

Ale merasakan panas dipipinya. GADIS ITU MENAMPARNYA.

"Kau bajingan dan kau jalang!" Teriak gadis itu lalu berlari keluar.

TBFS (6) Dennis' - Oliver'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang