ALWAYS THINK ABOUT YOU

Mulai dari awal
                                    

            Tania menghampiri Ega dengan gaya centilnya dan menawarkan handuk, tapi sayangnya Ega menampik kebaikan itu dengan menunjukkan handuk kecil yang memang selalu ia bawa tiap latihan. Misha tersenyum geli, dia sudah sering melihat episode itu. Apa Tania tidak punya ide kreatif ya? Jelas-jelas Ega selalu menolak handuk darinya, lain kali coba tawarkan minuman kek! Dan Misha mengangguk lega saat melihat Tania pergi dengan kaki menghentak tanah.

            Karena terlalu asik melihat Ega, Misha terlambat menyadari kalau gelangnya tak sengaja tersangkut di pagar balkon dan putus. Ia hanya tau gelangnya tak melingkari tangannya lagi. Misha langsung kelimpungan. Ia mencari-cari gelangnya. Bagaimana pun gelang itu sudah seperti jimat baginya, karena saat memakai gelang itu, keberuntungan selalu mendatanginya.

Misha buru-buru mengambil tasnya di kelas dan turun ke lantai satu. Misha hendak mencari gelangnya di sesemakan di bawah balkon kelasnya. Tapi, saat hendak menginjakkan kakinya di anak tangga terakhir, Misha melihat Ega bersama dua teman baiknya, Pascal dan Lexi tengah berjalan tepat di bawah balkon kelas Misha.

            Karena grogi dan malu, Misha melupakan gelangnya dan malah berlari kabur ke arah yang berlawanan. Mencari gelangnya besok aja deh!

            “Gila ya, Si Tania, maju terus pantang mundur,”komentar Pascal, cowok berperawakan tinggi dan atletis itu.

            “Itu namanya nyusahin, Cal!”sahut Ega jengkel.

            “Udahlah, kenapa nggak diterima aja sih, Ga?”sahut Lexi, cowok dengan tubuh tinggi semampai bak model Korea itu.

            Diantara ketiga cowok itu, Lexi adalah yang paling tinggi, dengan tinggi badan mencapai 185cm itu, banyak agen model yang ingin merekrutnya. Tapi semuanya ditanggapi dengan lambaian penolakan oleh Lexi.

            “Nggak bisa, aku nggak cinta sama dia,”sahut Ega lugas.

            “Ega sih, nggak pernah naksir cewek, Lex!”sungut Pascal.

            Ega tidak memperdulikan sungutan Pascal karena matanya menangkap sesuatu yang berkilauan ditimpa cahaya matahari senja di dekat rerumputan semak mawar. Ega memeriksa apa itu dan menemukan sebuah gelang.

            “Apaan tuh?”tanya Lexi.

            “Gelang? Punya siapa?”timpal Pascal ikut mengamati.

            Ega mengangkat bahu.

            “Mungkin punya cewek yang tadi!”cetus Lexi. “Itu tuh, cewek yang rambutnya panjang yang selalu nongkrong diatas balkon sana tiap jam pulang sekolah,”kata Lexi lagi.

            “Yang kelihatan suka bengong itu?”tanya Pascal.

            Lexi mengangguk-angguk dengan bersemangat. Ega sendiri tidak berkomentar dan hanya memperhatikan gelang di telapak tangannya. Di perhatikannya gelang itu baik-baik. Gelang perak tipis dengan gantungan daun semanggi berkelopak empat dalam diameter kecil di sepanjang rantai gelangnya.

            “Siapapun yang punya,”kata Ega. “mungkin dia akan mencari gelang ini lagi,”lanjutnya. Kemudian ia memasukkan gelang itu ke dalam salah satu saku di tasnya.

            Pascal yang melihat hal itu menaikkan sebelah alisnya dan tidak berkomentar apa-apa. Ega membalas tatapan Pascal dengan tatapan penuh tanya, seolah bertanya ‘apa ada yang salah?’ pada Pascal. Maka Pascal pun menggelengkan kepalanya. Kemudian, ketiganya pun menuju parkiran sekolah untuk mengambil kendaraan mereka masing-masing, lalu pulang ke rumah masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALWAYS THINK ABOUT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang