Pelajaran pun dilanjutkan. Pelajaran 2 x 45 menit itu dipenuhi dengan rebut-rebutan menjawab soal di papan tulis antara Rhea dan Dimas. Pak Niko sampai geleng-geleng kepala. Guru muda itu heran karena cuma dua anak itu yang bersemangat menjawab soal. Sementara yang lainnya mencoba pun tidak mau.

           

Begitu bel istirahat berdering, murid-murid kelas itu langsung bersorak. Belum sampai 5 menit, tapi kelas sudah nyaris kosong melompong. Rhea sibuk mengutak-atik satu soal yang sejak tadi tak bisa dikerjakannya. Dia kesal karena belum bisa menyelesaikan soal itu. Rasanya belum klop kalau belum menyelesaikannya.

           

Selain itu, Rhea enggan bertanya pada Dimas yang tidur menelungkup di bangkunya. Cowok itu menyumpal telinganya dengan earphone dan mendengarkan musik dari i-podnya. Rhea mulai mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja, tanda ia sudah kehabisan akal. Rhea pun melirik Dimas yang masih asik tidur. Sempat terbersit keinginan untuk bertanya pada Dimas, bagaimanapun Dimas jago dalam Logaritma, siapa tau cowok itu bisa menyelesaikannya. Akan tetapi Rhea gengsi kalau harus minta tolong cowok itu. Bayarannya mahal! Bisa-bisa cowok itu besar kepala nantinya.

           

“Kelamaan melihatku bisa-bisa kamu jatuh cinta lho!”kata Dimas tiba-tiba. Dia tak menoleh sedikitpun. Tapi senyum kemenangan terukir di bibirnya.

           

Rhea yang malu ketahuan memperhatikan Dimas, cepat-cepat buang muka ke arah lain. “Ihh, geer deh! Siapa juga yang ngelihatin kamu!”ujar Rhea salah tingkah.

           

Dimas meregangkan badannya yang agak kaku dan menoleh ke arah Rhea dengan tatapan nakal. “Oh ya? Jadi cuma perasaanku ya?”kata Dimas. “Tapi masa sih, feeling seorang Dimas bisa salah?”

           

“Nggak usah sok kecakepan, deh!”ketus Rhea.

           

“Rhea... Rhea... Kamu tuh nggak ada manis-manisnya ya? Aku jadi bertanya-tanya, apa ada cowok yang mau sama cewek galak kayak kamu?”ujar Dimas.

           

“Apa peduli kamu? Kamu sendiri juga masih jomblo! Masih pakai sok nasehatin orang segala,”sahut Rhea.

           

Dimas merasa tersindir dengan ucapan Rhea itu. Memang sampai sekarang dia masih jomblo, tapi itu karena ada alasannya! Rhea sendiri langsung kembali kepada soal mautnya dan mulai mencorat-coret kertas buramnya. Dia mengabaikan keberadaan Dimas di seberangnya itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 04, 2013 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

NEVER LET YOU GOWhere stories live. Discover now