That Girl

33.6K 858 3
                                    

"dia siapa?" tanyaku bingung
"Klan Takumi" jawabnya santai
"jangan bilang kau sudah mengambil alih klan takumi?" tanyaku penasaran
"sudah" jawab ryu dengan santainya
"lalu?"tanyaku lagi
"lalu apa?" tanya ryu dengan kesal
"Ya Tuhan Ryu, maksudku kenapa kau menyiksa anak gadisnya?" ucapku menjelaskan dengan pertanyaan
"Aku membutuhkan anak darinya, itu solusi dari para ketua klan kalau aku masih bersikeras tidak mau menceraikanmu" jawab Ryu sambil menatap lekat mataku
"Kenapa kau tidak menceraikan aku saja? Kasihan dia, seharusnya kau menikahinya" ucapku lirih
"Kau tahu kenapa Klan Takumi aku ambil alih padahal klan mereka terkuat ketiga setelah Yamada?" tanya Ryu sambil memakan sarapan yang sudah ku siapkan
"Kenapa?" tanyaku bingung
"Karena Takumi dengan lantang menyuruhku menceraikanmu dan menawarkan anak gadisnya untuk ku nikahi dan bukan hanya itu...ini juga sebagai peringatan pada Klan lain untuk tidak mengusik kebahagiaanku" jawab Ryu dengan tatapan tajam yang sering kulihat saat dia marah.
"Wow...suamiku hebat, kau berhasil membungkam para ketua klan, aku bangga padamu tapi ijinkan gadis takumi itu hidup dengan layak, aku tidak ingin anak itu lahir dari rahim wanita yang sedang disiksa" ucapku sambil menatap mata Ryu yang menggelap
"Baiklah, kau yang bertanggung jawab padanya karena setelah dia melahirkan anakku, aku akan menyingkirkannya, aku tidak ingin ada masalah di kemudian hari" ucap Ryu malas
"Terimakasih kau mempercayakannya padaku sayang..." ucapku sambil tersenyum
Ryuta adalah yang terkejam diantara semua pemimpin Klan, seharusnya Klan Takumi bisa bersabar dan tidak menyulut amarah suamiku yang kejam itu. Meskipun Ryuta bilang mencintaiku, dia tidak akan mendengar pendapatku yang menurutnya tidak benar, setidaknya aku bisa menyelamatkan gadis itu dari siksaan Ryu.

*******
"Buka pintunya!!!" perintahku pada dua penjaga pintu itu
"Baik Nyonya" ucap dua penjaga itu dengan sigap sambil membukakan pintu untukku
Aku pun masuk ke dalam kamar, disana gadis itu terikat tak berdaya.
"Takumi Keiko?" tanyaku pada gadis itu
"I...iya..." jawabnya tertatih
"Mulai sekarang aku yang akan bertanggung jawab padamu, bersikap manislah, suamiku bukan orang yang sabar, jika kau berpikir untuk merayunya...aku tidak akan bisa menolongmu lagi" ucapku sambil menatap keiko yang tampak menyedihkan
"Ghon!!!!" teriakku pada kepala pelayan
"Ya nyonya..." jawab Ghon sambil berjalan cepat ke arahku
"Lepaskan dia, berikan dia kamar yang layak, tolong bersihkan dan obati lukanya" perintahku pada Ghon
"Baik Nyonya" jawab Ghon sigap
Aku pun meninggalkan kamar tempat Takumi di siksa, aku tidak menyukai berlama-lama di tempat yang mengerikan ini.

********
Keiko tertidur setelah menghabiskan makanannya, aku sangat kasihan padanya, dia sangat rapuh dan tak berdaya. Ryuta tidak main-main dengan ucapannya, dia tidak akan membiarkan gadis malang ini hidup setelah melahirkan anak yang dikandungnya. Aku mengerti mengapa Ryuta melakukan hal ini karena dia tidak ingin keiko menjadikan anaknya kelak sebagai alat balas dendam karena telah menghancurkan Klan Takumi.
"Nyonya, terima kasih..." ucap keiko ketika terbangun dari tidurnya
"Aku tidak sedang menolongmu, aku hanya tidak ingin anak itu merasakan kesakitanmu" ucapku dingin
"Pantas saja dia bersikeras tidak ingin menceraikanmu, kau lebih dari kata sempurna, kau membuat pria sekejam Yamada Ryuta bertekuk lutut" ucapnya lirih
"hentikan omong kosongmu yang tidak berguna itu" ucapku sambil melangkahkan kaki keluar dari kamar keiko

********
Hoeeekk....hoekkk...
Perutku terasa sangat mual, kepalaku pusing membuatku memuntahkan seluruh isi perutku.
"Nyonya...anda sakit?" ucap Ghon khawatir saat melihatku terduduk di kamar mandi
"Aku hanya butuh istirahat Ghon, pergilah..." ucapku sambil melambaikan tangan memerintahkan Ghon pergi
"saya akan menghubungi Tuan Takhesi" ucap Ghon sambil melangkah keluar

*********
"Nyonya, selamat...saat ini anda tengah mengandung penerus Klan Yamada" ucap Takhesi sambil tersenyum
"Apa??" tanyaku kaget
"Ghon, kau harus sangat menjaga Nyonya, jangan biarkan dia lelah dan banyak pikiran, Nyonya saya mohon pamit, tolong sampaikan salam saya pada Tuan Yamada" ucap Takhesi lalu membungkuk memberikan hormat.

Only MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang