LEGENDA LI JUNYANG Andry Chang

Comenzar desde el principio
                                    

"Astaga... kau membunuhnya," suara Shun Mei bergetar. "Kita harus bagaimana ini, Kak Li?"

"Cepat! Kita pulang, kemasi barang-barang dan pergi sejauh mungkin dari Wei Liang. Siapa tahu..."

Tiba-tiba ucapan Li Junyang disela oleh teriakan membahana. "Siapapun yang membuat keributan di sini, menyerahlah!"

Shun Mei mengintip lewat jendela dan terperangah.

Sedikitnya empat puluh orang polisi kota sudah ambil posisi, mengepung rumah Pan ini.

Menyadari tak ada gunanya mengamuk apalagi dengan polisi, suami-istri Li akhirnya memilih keluar dan menyerahkan diri.

Cukup sudah tambahan musuh dan dendam. Hanya satu yang mereka harapkan, yaitu kebijaksanaan sang Hakim Wilayah dalam menegakkan keadilan.

==oOo==

"Li Junyang! Kau terbukti bersalah telah membunuh Pan Shuzhen, saudagar tukang daging!" Hakim Wilayah di Kota Wei Liang membacarkan amar putusan pengadilan. "Walaupun perbuatan ini dilakukan untuk membela diri, kau tetap kami ganjar dengan... hukuman mati dengan dipancung!"

"Apa!?" Li protes keras. "Bukankah seharusnya aku dapat keringanan hukuman?"

"Lancang! Apa kau tak tahu, Pan Shuzhen adalah warga terpandang di Wei Liang, pemasok tetap bagi walikota? Seharusnya kauperhitungkan dulu itu sebelum mencabut nyawa beliau!"

Penuturan sang hakim membuat wajah Li Junyang dan istrinya, Shun Mei pucat seketika. Rupanya hakim korup ini termasuk dalam jaring pengaruh Pan Shuzhen. Baru beberapa tahun sejak Dinasti Song Utara berdiri, budaya korupsi pejabat negeri ini, termasuk di Wei Liang, kota di selatan negeri ini makin menjadi-jadi.

Sang hakim melanjutkan, "Satu-satunya keringanan bagi kalian adalah Shun Mei, istrimu bebas dari hukuman." Tanpa menyebut kata "korban", Hakim Wilayah malah menambahkan duka mendalam pada trauma batin si wanita malang ini. "Demikianlah keputusan ini mutlak demi langit!"

Para petugas pengadilan menyeret Li Junyang, menepis tangis histeris sang istri.

"Kumohon, jangan!" teriak Shun. "Aku tak bisa hidup tanpa suamiku! Hanya dialah pelindungku! Biar aku saja yang mati menggantikannya!"

Shun Mei bahkan bergelayut di kaki salah seorang petugas. Namun, dua petugas lain malah menarik wanita itu menjauh dan menahan rontaannya. Shun hanya bisa berteriak-teriak histeris seperti orang gila.

Bahkan para hadirin yang memadati gedung pengadilan kota hanya bisa kasak-kusuk dan menggeleng melihat nasib naas suami-istri ini.

Sementara Li Junyang ditelungkupkan dengan posisi berlutut pada balok belenggu. Dengan kepala dan tangan terbelenggu, mustahil meloloskan diri.

Li berseru, "Adik Shun, tenanglah! Dengarkan aku! Kau harus tetap hidup! Ingatlah, walau ragaku tiada, jiwaku akan terus bersamamu! Shun Mei, aku mencintaimu sepenuh jiwa! Bahkan kematianpun takkan sanggup memisahkan kita!"

"Tidak, Kak Li! Jangan! Lawanlah! Biarlah kita mati bersama-sama di sini!" Shun sudah tak peduli lagi.

"Jangan bodoh, Adik Shun! Ingat, aku mencintaimu! Selamat tinggal!"

Hakim tak mau berlama-lama menyaksikan drama ini. "Laksanakan hukuman!" Plakat hukuman melayang dari meja hakim.

Melihat tanda itu, si algojo, seorang pria bertubuh besar mengayunkan goloknya. Detik berikutnya, kepala Li Junyang menggelinding dalam wadah di lantai gedung pengadilan.

Lengkap sudah bencana. Deraan duka yang terlalu berat ditanggung jiwa membuat Shun Mei tertunduk dalam kungkungan, tak sadarkan diri.

==oOo==

EVERNA SAGA lintas.masaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora