1- Beginning

402 175 33
                                    

"FAY CEPAT SEDIKIT JEMPUTANNYA SUDAH DATANG!!!" kudengar Elle berteriak dari bawah. Oh ya ampun, itu membuatku semakin gelisah.

"SABAR SEDIKIT," balasku berteriak. Ya ampun aku benar-benar kalut mencari keberadaan ponselku, kenapa ia hilang disaat seperti ini?!

Aku membuka setiap laci lemari ku, mengecek di kamar mandi, bawah bantal, bawah seprai, kolong tempat tidur, kolong meja belajar, selipan sofa ... hampir seluk beluk kamar sudah kuperiksa tapi tak kunjung kutemukan ponselku itu.

BRUK!!!

"Awww!" rintihku ketika sebuah kamus bahasa Perancis jatuh dari rak buku dan berhasil mengenai kepalaku saat aku sedang berjongkok mengecek rak buku yang diisi beberapa buku itu, karena buku yang lainnya sudah kumasukan ke dalam koper. Sial! Persetan dengan ponselku! Kemana dia?

"Fay, kau sedang apa? Kenapa berisik sekali?" tanya Elle yang entah sejak kapan berdiri menatapku di depan ambang pintu kamarku.

"Kau lihat ponsel ku? Aku kehilangannya," kataku seraya mengusap-usap kepalaku yang masih sakit dan berdiri menatap Elle.

"Kau mencari ini?" tanyanya seraya memperlihatkan sebuah Iphone di tangannya, oh my God itu ponselku, kenapa ada bersamanya?!

Dengan segera aku mengahampiri Elle dan meraih ponselku, aku bernafas lega ketika melihat ponsel yang kupegang sekarang benar-benar ponselku, tapi kenapa ada pada Elle? Aku menatap Elle tajam, ia membalas tatapanku dengan mengangkat singkat sebelah alisnya.

"Kenapa bisa ada dengan kau?" selidikku.

"Tadi aku menemukannya di dapur." Ah benar! Tadi pagi aku menelpon seorang temanku di dapur dan aku belum mengecek dapur.

"Lalu kenapa tidak kau berikan pada ku? Kau tahu aku sedari tadi mencari benda ini!" ujarku sedikit kesal seraya mengacungkan ponselku yang ku genggam, sedangkan Elle hanya mengedikan bahunya.

"Kau tidak bertanya denganku," jawabnya santai, membuatku menggelengkan kepala mendengarnya, adikku ini sudah berumur 17 tapi kenapa otaknya tidak bisa sesegera mungkin mengambil tindakan.

"Ughhh ... seharusnya kau segera memberi ta ..."

"Apa itu sekarang penting? Sudahlah cepat, bapak tua di bawah sudah merepet bosan menunggumu." Astaga, aku baru ingat kalau aku harus segera pergi. Aku melirik jam di dinding yang menunjukan pukul 8.45, ya ampun aku sudah mengulur waktu 15 menit.

"Ya ampun Elle, kenapa baru bilang sekarang," kataku geram, lalu berbalik badan dan buru-buru membereskan perlengkapan pergiku, menyangkutkan tas selempang putihku di bahu dan menenteng koper sedangku sampai ke bawah, Elle juga ikut membantu ku membawa tas ranselku.

Sesampainya kami di bawah, aku langsung disambut dengan tatapan tajam seorang pria paru baya yang berjalan menghampiriku, begitupun aku yang berjalan ke arahnya. Ia mengambil alih koperku dan tas ransel yang dibawakan Elle kemudian berjalan keluar untuk memasukannya ke dalam bagasi mobil, diikuti aku dan Elle yang berjalan keluar bersama.

Aku berbalik mengahadap Elle di belakangku, dia tersenyum simpul kepadaku walaupun aku tahu matanya menggambarkan kesedihan. Aku menggigit bibir bawahku untuk tidak menangis mengingat hari ini aku akan pergi meninggalkan Elle sendiri di Holmes Chaple. Sebenarnya aku sangat berat meninggalkan Holmes Chaple terutama Elle tapi ... aku juga ingin menjadi 'orang' yang membanggakan bukan gadis yang hidup di desa kecil, aku ingin mengangkat martabat keluargaku, aku ingin melanjutkan sekolahku di London dengan beasiswa yang aku terima di sini.

"Elle ... aku tak tahu apa lagi yang harus aku katakan, aku pasti akan sangat merindukan mu, aku ..." belum sempat aku menyelesaikan kalimatku Elle sudah menghambur memeluku, aku pun membalas pelukannya yang membuatnya semakin erat memeluku. Oh adik ku ini, aku tahu ia sangat tidak rela melepaskan ku pergi walau mulutnya berkata untuk membiarkan ku pergi.

Devil Or Angel (The Secret Agent) (h.s/z.m)Where stories live. Discover now