Prolog

18 1 0
                                        

Kelas dua belas selalu datang dengan perasaan yang campur aduk. Semua orang sibuk kelihatan santai, padahal kepalanya penuh sama pertanyaan yang nggak pernah diomongin keras-keras. Setelah ini mau ke mana, mau jadi apa, dan siapa yang bakal tetap tinggal setelah bel terakhir bunyi.

Jaehyun termasuk yang kelihatannya paling nggak mikir jauh. Di kelas, dia dikenal sebagai anak yang ribut, suka nyeletuk, dan gampang ketawa. Mulutnya jalan duluan, sikapnya santai, dan jarang kelihatan serius. Tapi orang-orang jarang sadar kalau Jaehyun selalu memperhatiin satu orang yang sama setiap hari.

Taeyong.

Duduknya dua bangku di depan Jaehyun, selalu datang lebih pagi, selalu kelihatan fokus sama urusannya sendiri. Taeyong bukan tipe yang nyari perhatian, tapi justru itu yang bikin Jaehyun sering ngelirik ke arahnya. Cara Taeyong nulis cepat, cara dia ngerutukin dahi kalau mikir, sampai cara dia mendesah kecil tiap merasa keganggu.

Jaehyun sadar dirinya nyebelin. Dia juga sadar Taeyong sering kesel gara-gara ulahnya. Tapi Jaehyun nggak tahu cara lain buat ada di sekitar Taeyong selain dengan bercanda. Kalau dia diam, semuanya bakal terasa jauh dan asing.

Jaehyun cuma pengen satu hal sederhana. Bukan pengakuan, bukan kepastian, cuma keberadaan. Selama Taeyong masih nengok kalau dipanggil dan masih ngerespons walau dengan nada kesel, Jaehyun merasa dirinya masih punya tempat di sana.

Dan buat sekarang, itu cukup.



hmmmmm gabut

Still Here (Jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang