"Atau kau mau menemaniku berbicara dengan ibuku?"

"Apa yang akan kau bicarakan dengan ibumu? Bertanya mengapa beliau berbohong?"

"Ya." Jawab Jaehyun.

"Aku pikir aku tahu apa yang Darwin dan ibumu lakukan, alasan dibalik kebohongan mereka."

"Apa?"

"Mereka tidak ingin terjadi perang saudara." Jawab Taeyong. "Aku seharusnya tidak mengatakan ini, tapi sekarang aku mencemaskan anak-anakmu di Pulau Hyunan."

"Apa mereka diintai bahaya yang tidak aku ketahui?"

"Emris mengatakan untuk tidak mengatakan ini kepadamu, tapi aku yakin kau harus tahu supaya kau bisa mengambil tindakan."

"Ada apa? Katakan."

"Alasan kakekmu mengirim anak-anakmu ke Pulau Hyunan memang karena alasan keamanan di Istana, tapi alasan keamanan itu datang dari Franz. Franz mencoba membunuh Emris, bukan hanya sekali, melainkan tiga kali."

"Franz mencoba membunuh Emris." Geram Jaehyun.

"Tenanglah." Taeyong menepuk pelan bahu kanan Jaehyun. "Jangan termakan rasa marah, kau harus mengawasi setiap tindakan Franz dengan kepala dingin. Meski aku tahu itu sulit."

"Aku tahu, aku akan mengawasi Franz dengan kepala dingin. Tapi jika dia mencoba menyerang anak-anakku sekali lagi..., aku tidak yakin bisa menahan diri."

Taeyong mengangguk pelan mengerti. "Bagaimana dengan kekasih Franz? Kau bertemu dengannya di acara pemakaman?"

"Ya."

"Perutnya? Apa perutnya mengempis?"

"Ya." Jawab Jaehyun.

"Anak mereka sudah lahir. Tapi di mana dia?"

"Itu yang juga ingin aku ketahui."

"Kita temui ibumu." Ucap Taeyong kepada Jaehyun. "Mungkin kekasih Franz sangat membutuhkan bantuan."

"Ucapanmu ada benarnya."

.

.

.

Taeyong membawa Jaehyun kembali ke bekas toko parfumnya kemudian mereka pergi menemui Irene menggunakan mobil Jaehyun, tidak memakai portal sihir Taeyong. Irene menyambut kedatangan keduanya meski hari mendekati tengah malam. Taeyong sedikit sungkan menemui Irene di jam-jam yang sebenarnya tidak wajar untuk bertamu.

"Ibu." Jaehyun mulai membuka obrolan setelah dia meminta tolong kepada Taeyong untuk membuat penghalang sihir, supaya obrolan mereka tidak bisa dicuri dengar. "Bagaimana kabar Alice?"

"Dia baik-baik saja meski masih bersedih." Jawab Irene.

Jaehyun tertawa pelan. "Ibu tidak perlu berbohong lagi, aku sudah tahu semuanya. Tentang virus misterius yang tidak menjangkiti aku dan Franz, tentang anak-anakku yang masih hidup dan tinggal di tempat yang aman. Ibu tidak perlu menyembunyikan fakta tentang putri Franz. Apa Alice baik-baik saja, atau Franz memaksanya untuk ikut andil bagian dalam kebohongan ini?"

Irene tidak bisa berkata apa-apa mendengar ucapan Jaehyun.

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi? Mungkin Alice membutuhkan bantuan, mungkin Franz mengancamnya. Franz bisa melakukan apa saja demi mencapai tujuannya."

"Jaehyun dengarkan Ibu...,"

"Aku tahu Ibu sangat menyayangi Franz, aku juga tahu Ibu tidak ingin kami terlibat pertikaian berdarah, tapi cara Ibu bisa berakibat fatal bagi semua orang. Ibu melindungi orang yang salah, Ibu melindungi perbuatan yang salah."

Irene mengepalkan kedua telapak tangannya kuat-kuat. "Alice ikut andil bagian, putri Franz masih hidup, mereka menyembunyikannya di luar negeri. Dia tinggal bersama kedua orangtua Alice. Aku tidak bisa mengatakan di mana mereka tinggal."

"Baiklah, aku tidak akan melakukan apa-apa tentang Franz selama Franz tidak menyentuh keluargaku." Ucap Jaehyun sebelum melangkah pergi.

"Ayo." Ucap Jaehyun kepada Taeyong, menarik Taeyong pergi bersama dengannya.

Taeyong melirik Jaehyun. "Apa kau kecewa dengan reaksi ibumu?"

"Sedikit, beliau tidak bisa mengambil keputusan dengan tegas. Beliau ingin melindungi anak-anaknya, meski dengan cara yang salah. Aku tidak mau melawan ibuku, jadi aku putuskan untuk tidak melawan Franz selama Franz tidak mengganggu keluargaku."

"Ya." Balas Taeyong pelan.

"Aku boleh menginap di toko parfummu?"

"Tentu." Jawab Taeyong.

TBC

ADMIRABILIS (JAEYONG VERSION)Where stories live. Discover now