Jimin adalah pemuda yg ceria, tulus, penolong, ramah dan baik kepada siapapun. Tapi suatu kejadian mengubahnya menjadi pendiam dan selalu ketakutan akan keramaian.
Yoongi adalah rapper underground dengan segala kebrandalannya sebagai seorang pemuda...
Dengan tangan Jimin dalam genggaman Yoongi, mereka memasuki salah satu pusat mall terbesar di kota Milan.
"Hyung mau beli apa?" tanya Jimin begitu mereka memasuki mall tersebut.
Yoongi hanya tersenyum.
"Hyuungggg......" rengek Jimin karena Yoongi tidak menjawabnya.
Yoongi pun tertawa pelan melihat tingkah kekasihnya, "mau membelikan sesuatu untuk sayangnya Hyung."
Raut muka Jimin nampak bingung, tapi kemudian mengikuti gerak langkah Yoongi.
Tak lama Yoongi melangkahkan kakinya memasuki sebuah toko perhiasan ternama dan segera menuju deretan perhiasan yg berjejer di etalase di dalam toko.
"Selamat siang Tuan-tuan semua," sapa salah satu pramuniaga disana, "apa ada yg bisa saya bantu?"
Yoongi menunjuk ke salah satu koleksi di toko itu, sementara Jimin nampak mengedarkan pandangannya ke sekeliling toko sambil berseru penuh ketakjuban, "semua nampak begitu indah, Hyung."
"Apa boleh saya mencobanya?" Yoongi menunjuk seuntai kalung di hadapannya.
"Tentu saja, Tuan." sahut pramuniaga tersebut, seraya mengambil kalung yg dimaksud Yoongi.
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
"Silahkan, Tuan." Paramuniaga itu menyerahkan kalung tersebut kepada Yoongi.
"Baby," panggil Yoongi, "coba pakai dulu kalung ini nee."
Jimin menatap Yoongi, "Hyung, ini pasti mahal sekali."
Yoongi hanya tersenyum dan memasangkan kalung tersebut di leher Jimin.
"Apa sayang suka?" tanya Yoongi dengan lembut.
Jimin mengangguk, "suka sekali, Hyung."
"Baby cantik sekali." Yoongi menatap Jimin dengan tatapan penuh cinta .
Wajah Jimin mendadak bersemu, "Hyung......"
Yoongi hanya tertawa pelan sambil berbisik di telinga Jimin, "U look so gorgeous, baby."
Wajah Jimin semakin memerah dibuatnya, sementara pramuniaga hanya bisa tersenyum simpul melihat mereka berdua.
"Apa kalung ini ada pasangannya?" tanya Yoongi ke pramuniaga itu, "cincin, gelang dan anting-anting?"
Pramuniaga itu mengangguk, dan kemudian mengeluarkan barang yg dimaksud Yoongi.
Dengan telaten Yoongi memakaikan anting-anting, gelang dan cincin di Jimin.
"Perfect." Seru Yoongi pelan. Matanya menunjukkan binar cinta melihat kekasihnya begitu cantik dan indah di depannya.
"Sangat cocok sekali, Tuan." Pramuniaga itu menambahkan.
Yoongi menggangguk setuju.
"Hyung," cicit Jimin pelan, "apa ini ga kebanyakan?"
Yoongi menjawil ujung hidung Jimin, "malah kurang sih klo menurut Hyung, sayang."
Muka Jimin kembali memerah, "Hyung, iiihhh..... kebiasaan deh. Gombal banget."
Yoongi hanya terkekeh melihat Jimin yg mem-pout-kan bibirnya.
"Jangan cemberut gitu, sayang," goda Yoongi, "nanti malah makin cantik loh."
Yoongi malah tertawa dibuatnya. Begitu juga pramuniaga itu yg tak bisa menyembunyikan senyumannya melihat tingkah Yoongi dan Jimin.
"Kalau gitu, saya ambil semua ya." Yoongi menyerahkan semuanya ke pramuniaga tersebut.
Pramuniaga itu mengangguk, "baik Tuan, saya siapkan dulu ya. Sementara menunggu, mari saya antar ke dalam untuk mencicipi sedikit kudapan dan teh dari kami."
Yoongi mengangguk, "Kajja, sayang." Tangannya menggandeng Jimin untuk masuk ke dalam ruangan yg disebutkan pramuniaga itu.
Sambil menunggu pesanannya disiapkan, Yoongi dan Jimin pun menikmati sajian yg sudah disiapkan di toko itu.
"Hyung," Jimin menggamit lengan Yoongi, "ini beneran Hyung mau beliin aku semua itu?"
Yoongi menatap Jimin, "Iya, sayang. Apa sayang ga suka modelnya? Atau mau ganti model lain?"
Jimin menggeleng, "Anniyo, Hyung, aku suka kok sama model yg tadi. Bagus banget malah. Tapi apa ga kemahalan, Hyung?"
Yoongi tersenyum, "tidak ada kata mahal untuk kekasih Hyung. Berhenti merasa ga enak nee. Mulai sekarang sayang harus membiasakan diri, karena kekasih sayang ini orang kaya nee. Duit Hyung bbuuuaaaannnyyyaaaaakkkkkkk."