13 Agustus 2008. Kebun Raya Bogor
-15.00-
"Mamaaa, aku mau gulali itu!" teriak seorang anak perempuan kecil sambil menunjuk jajanan warna-warni.
"Althea, nanti gigi kamu sakit. Tadi kan kamu sudah makan es krim, sayang," tegur sang mama lembut, demi kesehatan gigi putrinya. Sementara sang ayah yang sedang menggendong anak bungsu mereka hanya tersenyum melihat tingkah laku istri dan putrinya yang lucu.
Althea tampak marah. Ia tidak terima karena gulali itu begitu menarik, berbagai bentuk, warna, dan rasanya begitu menggoda. Anak kecil berusia lima tahun itu hanya bisa merengek-rengek, sementara adiknya, Faryn, yang tiga tahun lebih muda, hanya tertawa melihat tingkah kakaknya.
"Sudah, Althea. Malu kalau dilihat banyak orang. Nanti di rumah mamah bikinin choco chips, ya?" kata mamanya sambil tersenyum manis. Althea pun mengangguk dengan wajah berbinar.
"Bagus! Ayo sekarang kita jalan-jalan lagi. Mau mama gendong?"
"Mauuu! Althea mau digendong sama mamaaa!" serunya riang.
Saat hendak digendong, tiba-tiba Althea ditabrak seorang anak laki-laki yang sekitar tiga tahun lebih tua darinya.
Buughhh!
"Ah, mamah, sakiittttt!" matanya berkaca-kaca. Lututnya memar dan terlihat ungu akibat benturan.
"Althea, cup cup cup," kata mamanya sambil berlutut dan mengusap lutut Althea dengan lembut. "Sudah, tidak apa-apa. Rasa sakit itu akan melayang," sambungnya sambil menirukan burung yang sedang terbang.
"A-ah, maaf, aku tidak sengaja," ucap anak laki-laki itu dengan tatapan sedih.
"Sudah, ibu bilang jangan lari-lari," tegur sang ibu dengan lembut.
"Ah, tidak apa. Lain kali jangan lari-lari ya, nak. Bahaya," kata mama Althea sambil menepuk pundak anak itu.
"Iya, maafkan aku ya," jawab anak laki-laki itu.
"Tidak apa. Kamu jangan lari-lari lagi," balas Althea sambil tersenyum.
Setelah kejadian itu, keluarga Althea melanjutkan jalan mereka, sama halnya seperti keluarga anak laki-laki tersebut.
Jam menunjukkan pukul 17.00.
Keluarga Althea berswafoto di depan kandang rusa, kemudian pulang tidak lama setelahnya.
