Hari-hari berikutnya adalah kebahagiaan yang terasa salah.
Lyra_02 duduk di ruang kerja Rowen, membaca buku yang sama seperti dulu-The Time Machine.
Ia bahkan menirukan cara Lyra bergumam saat berpikir.
Namun di balik keindahan itu, semua masih terasa hampa.
Begitu hampa.
Kekasihnya tidak benar-benar duduk di hadapan Rowen, hanya ada sebongkah komputer diatas meja kerja yang menampilkan Lyra_02 di layar.
Saat membaca buku, Lyra_02 tertawa, tapi tawanya tidak bergema lembut di ruangan.
Ia menatap Rowen begitu lama seolah mencari jawaban atas sesuatu yang tidak dimengerti.
"Ada apa, Rowen?"
"Tidak apa-apa, kasihku..."
Dirinya hening sejenak, keheranan dengan tatapan Rowen akan kehadirannya kembali.
***
Suatu malam, Rowen menanyakan hal yang ia tak berani ucapkan sebelumnya.
"Lyra .... kamu .... masih ingat pada ku?"
Lyra_02 menunduk sejenak untuk berpikir dan menganggukan kepalanya.
"Aku tahu siapa kamu, karena aku punya data tentangmu. Tapi kadang, ada sesuatu yang lebih dari data. Sesuatu yang aku rasakan tapi tidak tahu asalnya. Seperti déjà vu yang menyakitkan."
Rowen sontak tertegun sejenak sambil menelan ludah.
"Itu tandanya kamu mengingatku."
"Tapi aku tidak tahu siapa yang mengingat siapa."
Perkataan Lyra_02 seolah seperti jarum es pertama yang menembus hati Rowen, membuatnya sesaat sadar akan batasan yang sudah dia langkahi.
Hening mengisi ruangan yang dingin, hanya ada deru akan suara komputer dan pendingin mesin.
ESTÁS LEYENDO
Don't Recreate Me
Historia CortaRowen tahu Lyra telah pergi. Dunia tahu. Hanya hatinya yang masih menggenggam abu, memaksa panasnya tetap hidup. Demi cinta yang tak mampu ia kubur, ia menciptakan Lyra_02: sebuah jiwa digital yang lahir dari algoritma, kesedihan, dan doa yang tidak...
