(18)

79 12 0
                                        

Handle kamar mandi bergerak. Tak lama daun pintunya dibuka lebar, dan Fahim keluar dengan handuk putih melilit pinggang. Rambutnya setengah basah. Wajahnya segar. Aroma sabun dan mint shampo menguar bersama uap tipis dari dalam kamar mandi.

Gerak tangan Fahim yang tengah menggosok-gosok handuk kecil ke tengkuk berhenti, tatapannya tersangkut ke flanel hitam dan celana khaki yang tergantung rapi di pintu lemari. Dia menoleh ke ranjang. Di nakas, minyak kayu putih masih terbuka. Namun Daneen yang semula meringkuk di kasur sudah tidak ada. Hanya jejak kusut di seprei yang belum sempat dibereskan. Mata Fahim bergeser ke pintu kamar yang tak tertutup sempurna. Dan bisa Fahim dengar obrolan samar Daneen dan Yasa.

Fahim bergerak mendekati lemari. Mengangkat bagian lengan flanel tersebut bukan karena ingin mengecek bahan, hanya saja dia tahu jika pakaian itu masih baru dan merupakan koleksi limited edition di Im_Dzi.

Sudut-sudut bibir Fahim tertarik. Dadanya mengembang hangat. Antara terharu dan senang. "Fix, ini bakal jadi baju terfavorit gue."

Hati-hati, Fahim melepas flanel dari hanger. Lantas meletakan handuk kecil di pundak ke meja rias dan mulai bersiap. Dia melengkapi penampilan dengan jam setelah menggulung lengan flanel sampai seperempat tangan. Rambut yang di hari-hari sebelumnya selalu ditata pomad, kali ini dibiarkan natural apa adanya. Namun saat hendak menyempatkan parfum kesukaannya, Fahim teringat sesuatu dan buru-buru mengembalikan botol itu ke tempat semula.

"Ini aja, deh. Aman kayaknya buat Daneen," monolognya, memilih parfum lain. Kemudian menyemprotkannya tipis-tipis ke pergelangan tangan dan belakang telinga.

Dirasa sudah cukup, Fahim melipir ke ke meja kerja. Membenahi semua keperluan mengajarnya. Lalu keluar kamar, bergabung bersama Daneen dan Yasa yang sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Mami bawa apa, Mi?" tanya Fahim.

"Sayur asem. Temennya ada ikan goreng, tempe sama sambal ijo ...." Mata Yasa mengikuti tangan Fahim yang menyimpan asal laptop di meja. Menghela napas dalam. Tanpa banyak bicara, dia meletakan mangkuk dan melipir ke seberang, meraih laptop Fahim sebelum diamankan ke rak buku.

Melihat itu, Fahim nyengir kekanakan. Tak lupa memberi tanda pis saat Yasa melempar pandang sambil memasang ekspresi datar. Sementara, Daneen memperhatikan adegan itu dalam diam. Fahim yang merupakan anak sematawayang memang tumbuh dengan kasih sayang yang sempurna dari kedua orangtua, terutama sosok ibu. Tidak seperti dirinya yang tumbuh bersama banyak ibu yang tak pernah benar-benar menjadi ibunya.

Pelan, Daneen menyentuh perut. Hangat telapak tangannya menembus baju tidur, menempel di kulit, tapi hatinya menggigil halus—antara cemas dan takut.

***

Surat Yasin rampung dibacakan. Fahim yang memimpin doa penutup tahlil, Daneen yang mengaminkan. Pusaran yang diselimuti rumput di depan mereka sangat terawat, tak terhitung seberapa sering dikunjungi hanya untuk memastikan mawar di atasnya selalu segar.

Daneen mengulurkan tangan, mengembalikan kelopak yang tertiup angin, dan sentuhannya berhenti sejenak di atas tanah, seperti enggan benar-benar melepaskan. Tatapannya hening, lekat memandang ukiran nama di nisan. Ada semacam rindu yang tak bisa dijelaskan, bahkan pada dirinya sendiri.

Fahim bergeser mundur tanpa bangkit dari posisi jongkok, memberi Daneen ruang. Dan di jarak itu, Fahim memilih diam sambil menatap punggung Daneen. Sama seperti ziarah-ziarah sebelumnya, perempuan itu akan bergeming untuk beberapa waktu. Baru setelahnya bangkit dan mengajak Fahim pamit.

Kamu kepala keluarga, Him. Harus lebih mantap. Daneen ngambil jarak, itu bukan karena enggak mau. Tapi karena pengen disamperin ....

Fahim tertegun karena ucapan Kenzie tiba-tiba melesat di benak bagai alarm. Tak ingin mengulang kebodohan yang sama, dia pun buru-buru mendekat lagi.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Nov 21 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Diary Pasutri MudaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon