Jungeun mengangguk liar. Angst-nya adalah risiko! Risiko ketahuan membuat momen intim mereka sepuluh kali lipat lebih intens!

Sarang menyeringai lebar, menunjuk ke Sanghyeon dan Arno. Arno yang paling Populer, harus menahan diri untuk tidak memeluk Sanghyeon si Junior Ceria! Ini adalah konflik paling manis!

Sementara Saebi bergumam dengan dirinya sendiri: "Xinlong sangat rapi. Bahkan dalam keadaan panik, dia terorganisir. Dia pasti sudah menyiapkan alibi sempurna untuk Junseo—Junseo x Xinlong adalah shipping yang paling sulit dibongkar!"

Junseo berdeham keras, mencoba menguasai ruangan dari aura kehebohan tersembunyi.

"Kalian dipanggil kemari karena ada insiden serius yang melibatkan pelanggaran kode etik akademik," kata Junseo.

Tiba-tiba, Leo, yang sudah gerah berpura-pura, menyela dengan lantang. "Pelanggaran kode etik? Tumben, Ketua. Kenapa kami yang... berpasangan ini yang dipanggil?"

Semua siswa di ruangan itu—termasuk semua pasangan rahasia dan Junseo sendiri—langsung menahan napas. Leo baru saja melanggar aturan emas pertama: Jangan pernah mengakui status rahasiamu di depan Ketua Kesiswaan.

Junseo, yang baru saja mendapatkan konfirmasi tak terduga atas semua novel itu, menatap Leo dengan pandangan yang bisa membuat batu retak.

Sungchan, di sisi lain, merasakan dorongan tak tertahankan untuk mencatat dialog itu. Paragraf pembuka Bab 8: 'Pengakuan di Ruangan Kesiswaan'.










***














Ketika Leo tanpa sengaja mengucapkan kata "berpasangan", ruangan itu meledak.

Keenam penulis yang duduk tegang di bangku panjang tidak bisa menahan diri lagi. Ini adalah konfirmasi langsung dari salah satu objek shipping mereka, di depan Ketua Kesiswaan!

"ASTAGA! DIA MENGAKUI!" Jiyoon berteriak, melompat dari kursinya.

"LIHAT REAKSI SANGWON! ITU RONA MERAH MURNI!" Jeemin menjerit, pena di tangannya bergerak liar di udara sebelum ia buru-buru menuliskannya di mana pun ia bisa.

"Koko, angst-nya bukan lagi risiko ketahuan, tapi bagaimana mereka menghadapi kebenaran!" Jungeun berseru, wajahnya dipenuhi kegembiraan yang mengerikan.

Sarang bertepuk tangan riang. "Aku sudah bilang, Xinlong-aa adalah flirting terbaik!"

Saebi yang sebelumnya diam langsung bangkit, saling berbisik dengan kecepatan tinggi: "Kita harus revisi detail seragam! Leo dan Sangwon harus memiliki kode rahasia di lencana mereka!"

Tujuh siswa yang di-ship (termasuk Leo dan Sangwon) langsung membeku. Mereka hanya bisa menatap ngeri pada enam penulis yang kini bertingkah seperti gerombolan kritikus sastra yang baru saja memenangkan Nobel.

Junseo, yang biasanya tak tergoyahkan, kali ini benar-benar kaku. Ia berusaha membuka mulut untuk mengendalikan kekacauan, tetapi suaranya tersangkut di tenggorokannya. Sungchan di sebelahnya sudah seperti patung garam. Seluruh ruangan menjadi kaku—sembilan orang terdiam, tercengang oleh pengakuan Leo dan ledakan histeris dari para penulis.

Masuklah Wonbin, siswa lain yang dikenal sering membuat ulah dan menghabiskan waktu bertengkar secara publik dengan Sungchan—selalu dengan alasan aneh seperti: “Kenapa kau menggunakan pena biru, padahal kita sepakat pena hitam adalah yang paling efisien?” atau “Kenapa kau membeli roti rasa cokelat, padahal aku sudah menyiapkan stroberi?”



Wonbin masuk tanpa melihat siapa pun, pandangannya hanya tertuju pada Sungchan.

"Sungchan! Kenapa kau dipanggil ke sini lama sekali? Kau membuatku khawatir! Aku tidak suka menunggu, sayang!" seru Wonbin dengan nada merajuk yang keras, sama sekali tidak menyadari kerumunan orang yang menatapnya.

Suara Wonbin, kata 'sayang', dan timing yang sempurna, seketika membekukan semua orang.

Sungchan yang tadinya kaku, kini secara refleks menjawab tanpa sadar, kebiasaan yang sulit dihilangkan:

"Aku sedang bekerja, sayang! Aku sudah bilang jangan tunggu aku, nanti jadwalmu berantakan!"

Sekejap Mata Sungchan dan Wonbin saling pandang, lalu melihat sekeliling. Begitu mereka menyadari ada enam penulis yang menatap, Junseo, tujuh korban shipping, dan seluruh bukti kejahatan di meja, mereka berdua pucat.

Namun, di bangku penulis, ada sesuatu yang lebih cepat dari ketegangan: Inspirasi Baru.

Jiyoon, Jeemin, Koko, Jungeun, Sarang, dan Saebi, yang tadinya histeris karena ship lama, kini terdiam. Mata mereka melebar, menatap Wonbin dan Sungchan yang baru saja secara tidak sengaja mengungkapkan bahwa seluruh pertengkaran aneh mereka adalah sandiwara untuk menutupi hubungan rahasia mereka.

Jiyoon adalah yang pertama sadar. "Ya Tuhan," bisiknya, mengambil napas dalam-dalam.

Jeemin sudah menulis dengan kecepatan kilat, tidak peduli dengan apa yang ia tulis. Pertengkaran itu! Itu adalah komunikasi cinta!

Koko menepuk keningnya. "Kita bodoh. Itu bukan rivalry, itu foreplay!"

Jungeun memegang dadanya, matanya dipenuhi air mata bahagia. "Ini adalah angst yang paling rumit! Konflik internal demi merahasiakan cinta!"

Sarang menyeringai. "Sungchan, si Asisten Investigasi yang gugup, ternyata adalah kekasih rahasia si Pembuat Onar!"

Saebi berteriak "Sungchan x Wonbin! Novel baru! Babak satu: Argumen tentang Pena Hitam dan Roti Stroberi!"

Junseo, yang akhirnya berhasil mengendalikan dirinya, menutup matanya dan menggelengkan kepala.

"Cukup!" Junseo berteriak, mengambil novel “Cinta Terlarang di Balik Papan Pengumuman” dan melemparkannya ke meja. "Semua orang ke tempat masing-masing! Kalian semua diskors sampai aku bisa memproses informasi ini!"

Sungchan hanya bisa menatap Wonbin, pacarnya yang baru saja menghancurkan semua usahanya untuk memegang rahasia.

"Roti stroberi, sayang?" Sungchan bertanya, suaranya dipenuhi keputusasaan yang kocak.

Wonbin memeluk Sungchan erat-erat, tanpa peduli pada sebelas orang yang kini menjadi audiens setia kisah cinta mereka. "Tentu saja, sayang. Aku hanya ingin membelikanmu yang terbaik!"

















































Ini baru prolog yaaa jangan lupa pantau terus yaaaa, dan berikan kritik dan sarannya bila ada kesalahan pengetikkan atau ada yang harus Author benarkan😇😇😇









































Di Episode selanjutnya Author akan buat perkenalan karakter yang asli yaaa. Dan tiap 1 episode Author akan memfokuskan dari sudut pandang 'seseorang' aja yaaaaa🥰🥰🥰











































Jangan bosan yaaa🫦🫦💋💋

FINAL LIMIT Where stories live. Discover now