2.Finding Color

38 9 0
                                        


Genre : romance
Pairing :yoongi - namjoon


_____________

​Cat terlihat berceceran di lantai studio, mengotori lantai . Yoongi menarik rambutnya dengan kedua tangan karena frustrasi, matanya terpejam seerat mungkin.

Kepalanya seolah dihantam batu. Ia tidak mengerti. Kenapa setiap kali ia mencoba melukis, hasilnya selalu sama sebuah kegelapan hampa yang menelan semua warna dan cahaya? Dengan gerakan kasar, ia mendorong bangku studio hingga menimbulkan suara derit tajam yang memecah kesunyian ruangan itu.

Berdiri di ambang pintu studio yang terbuka, Yoongi menyalakan sebatang rokok, tatapannya menyapu jalanan di luar yang mulai dipadati kesibukan pagi.

Asap tipis mengepul dari ujung rokoknya, berbaur sejenak dengan udara dingin sebelum akhirnya menghilang. Ia menghirup nikotin dalam-dalam, membiarkan sensasi tajamnya membakar paru-paru, berharap itu mampu meredakan gejolak amarah dan kecemasan di dadanya. Di bawah sana, orang-orang bergerak cepat, seolah tahu pasti tujuan dan langkah mereka. Mereka tampak terburu-buru, tetapi setidaknya mereka memiliki arah. Tidak sepertinya, yang hanya menciptakan kekacauan baik di atas kanvas maupun di dalam benaknya sendiri.

Yoongi membuang napas,asap kelabu meluncur keluar dari bibirnya. Matanya kembali terarah pada studio yang penuh puing-puing kegagalannya di belakangnya.

______

Yoongi turun dari bus pariwisata yang berhenti di pinggir jalan desa. Di tangannya, ia hanya membawa satu buku sketsa itu pun ia ragukan akan tersentuh. Niatnya murni ingin menenangkan diri, menjauh dari studio dan kanvas yang beberapa minggu terakhir terasa mencekiknya.

Tiga bulan terakhir ini ia tidak mampu melukis sesuatu yang memiliki keindahan. Bahkan, pemandangan paling damai pun terlihat mengerikan, ketika ia coba tuangkan di atas kanvas.

​"Kak Yoongi!" seru seorang anak kecil dari atas sepeda motor bebek yang dikendarai oleh ayahnya.

Yoongi tersenyum, senyum tulus pertamanya dalam beberapa hari. Ia sedikit berbasa-basi dengan pria yang menjemputnya. Paman min , dengan topi jerami yang sudah usang dan garis tawa yang selalu ramah di wajahnya.

​"Sudah lama tidak ke sini, Yoon," sapa Paman min hangat sambil mengulurkan tangan. "Tumben bawaannya sedikit sekali? Biasanya satu koper penuh peralatan perangmu itu."

​“Hanya ingin liburan sejenak, Paman,” jawab Yoongi ringan, membalas jabatan tangan itu.

​ Hanbin, segera melompat turun dari motor dan menarik ujung kaus Yoongi. “Kak Yoongi! Kita memancing lagi di sungai ya? Ikan Mas yang kemarin sudah besar, lho!”

Yoongi tertawa kecil. Kehangatan yang sederhana dan tulus dari keluarga Pamannya selalu menjadi penawar instan dari kebisingan kota yang ia tinggalkan. Ia mengangguk pada Hanbin dan beralih ke Paman min.

​“Ayo, Paman. Aku sudah tidak sabar mencicipi masakan Bibi. Katanya, semakin hari semakin enak,” goda Yoongi.

Paman min terkekeh, lalu kembali menstarter motor. “Ayo.makanan sudah siap, dan sore ini kopi terbaik dari kebun belakang sudah menunggu.”

Mereka pun melaju, membelah jalanan desa yang sempit, dikelilingi oleh hamparan sawah hijau yang luas. Angin membawa aroma tanah basah, rumput yang baru dipotong, dan sedikit wangi bunga liar. Perlahan, beban tak kasat mata yang menekan dada Yoongi selama tiga bulan terakhir mulai terasa menguap. Tempat ini... mungkin inilah yang ia butuhkan untuk mengembalikan keindahan yang hilang dari pandangan dan sketsanya.

____

Tiga hari pertama di desa berlalu seperti mimpi. Yoongi menghabiskannya dengan bermain, menjelajahi hutan pinus, dan memancing di sungai, tanpa sedikit pun menyentuh buku sketsa yang ia bawa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 18 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

One-Shot CollectionWhere stories live. Discover now