Tiga hari ini, Jaemin merasa Haechan cuek sekali padanya, awalnya dia biarkan mungkin kekasihnya itu memang sedang tidak mood saja.
Tapi, hari ini dia penasaran kenapa Haechan jadi dingin.
"Chan? Kamu gapapa?"
Haechan cuma menggeleng pelan sambil merapikan mejanya, berhubung ini sudah waktunya dia pulang.
"Kamu beres-beres tanpa tunggu aku?"
Haechan mendongak ke Jaemin, "Memang kenapa?"
"Kamu lupa aturan kerjanya? Aku pulang, kamu pulang. Aku belum selesai, berarti kamu juga belum."
Haechan mendesah lelah, "Pak boleh saya izin pulang lebih cepat? Saya ingin waktu yang cukup untuk diri saya sendiri."
Jaemin makin heran saat Haechan malah begini.
"Kamu kenapa sih? Bilang sama aku."
"Saya butuh waktu sendiri, harap pengertian nya, Pak."
"HAECHAN! AKU BERTANYA SEBAGAI KEKASIHMU! KAMU KENAPA?!" bentak Jaemin, Haechan tersentak kaget, matanya menatap Jaemin takut.
Jaemin buang napas kasar, "Maaf, maaf aku kasar, aku bingung kalau kamu gini, ngomong dong sama aku, aku kan pacar kamu, hum?"
"Hiks, m-mas ..." Haechan malah nangis sekarang. Jaemin jadi merasa bersalah dia tarik si manis ke sisinya untuk di peluk.
"Iya, kenapa sayang, kenapa nangis? Ada masalah? Cerita sayang, jangan begini." bujuk Jaemin, hati Haechan makin sakit rasanya, pria baik seperti ini harus dia lepaskan?
Tidak! Haechan tidak rela! Daripada di sia-siakan oleh Renjun lebih baik jadi miliknya.
'Sepertinya aku terlalu terpengaruh sama ucapan nyonya Na.' batin Haechan.
"Bilang sama mas, ada masalah apa? Kamu butuh uang? Atau ada masalah lain, Shotaro?" dengarlah bertapa perhatiannya pria ini padanya, apakah dia rela melepas pria seperti ini?
Dia butuh sosok seperti Jaemin yang penyayang, melindungi dan memberikan apapun yang dia butuhkan.
"A-aku takut kamu marah, kalau aku bilang janji jangan marah ya?"
"Iya janji, ada apa?"
Kemudian, Haechan menceritakan apa yang Renjun katakan padanya.
"Aku ngerasa buruk karena kata-kata, Nyonya. Maaf aku terkesan jelekin istri kamu, tapi, kenyataannya aku jadi ingin jauhin kamu karena kata-katanya."
Jaemin tersenyum kecut mendengar penuturan kekasihnya itu.
"Jangan di pikirin ucapan dia, yang penting mas sayang sama kamu." setelah ucap itu Jaemin kecup sayang kening si manis, kemudian dia bawa wajah mungil yang tenggelam dalam pelukannya itu untuk menatapnya dan dia usap air mata nya.
"Jangan sedih, gimana kalau kita liburan habis ini?" tawar Jaemin, dia angkat si manis ke gendongannya dan dia bawa si manis ke sofa yang ada di ruangannya dan kini posisinya Haechan ada di pangkuan Jaemin.
"Liburan?? Aku boleh liburan?" pekik Haechan antusias, bola matanya yang basah karena air mata kini berbinar cerah.
"Boleh, asal sama, mas."
level ekspresi bahagia Haechan jadi berkurang, tapi kemudian dia bilang setuju daripada tidak liburan sama sekali kan?
"Mau kemana sayang? Mas turutin kemanapun!" katanya dengan tatapan dalam, mata boba si manis dan bibirnya yang berisi terlihat sangat lucu di lihat dari bawah.
'Dia gak secantik Renjun, tapi dia sangat manis dan bersemangat.' batin Jaemin.
"Mau ke Jeju!"
"Jeju? Apa gak ada tempat tujuan lain? Gimana kalau Swiss?" tawar Jaemin, tawaran ini lebih besar dan menggiurkan.
YOU ARE READING
Forbidden Desire [JAEMHYUCK]
FanfictionHubungan terlarang antara Jaemin dan Haechan, demi Haechan, Jaemin melupakan perannya yang seorang suami dari Renjun dan ayah dari satu anak. Pesona Haechan mengambil kewarasannya! WARNING ! jgn salpak! jangan bawa-bawa ke rl cuma karangan! bxb mis...
![Forbidden Desire [JAEMHYUCK]](https://img.wattpad.com/cover/400788534-64-k933195.jpg)