Pernyataan itu sontak membuat heboh seisi kelas. Beberapa Alpha langsung menunduk, bergidik ngeri, takut tatapan Mark akan mengubah kasta mereka seperti cerita-cerita yang beredar. Bisikan-bisikan ketakutan mulai terdengar.
Namun, Haechan, yang duduk di barisan paling belakang, malah terkekeh pelan.
"Enigma? Enigma apaan? Dasar norak. Nggak percaya gue. Lagian mana ada Enigma ngaku-ngaku kayak lo, kocak banget sih."
Sontak, semua mata tertuju pada Haechan. Mark yang tadinya tidak berekspresi, kini mengarahkan tatapan tajamnya pada Haechan. Sebuah tatapan yang penuh peringatan, seolah mengatakan, 'Berani sekali kau meremehkanku.'
"Seo Haechan!" Guru Kim menegur dengan nada rendah.
Haechan mengangkat bahu acuh tak acuh.
"Emang kenapa, Bu? Itu kan bener cuma omong kosong, bualan doang. Mana ada Enigma beneran? Kasta-kasta kayak gitu kan cuma mitos, ya kalaupun ada itu udah di zaman dulu, enggak ada di zaman sekarang." eyel Haechan.
Memang benar, sudah bertahun-tahun pula berlalu, dan keberadaan Enigma itu benar sungguh sulit di temukan, dan saat ini? Kenapa tiba tiba saja muncul seorang Enigma, yang dulu katanya sudah musnah dari buku peradaban? Berpikir bahwa Enigma akan selalu bersembunyi tiap waktu.
Wajah Mark tetap datar, tapi matanya memancarkan sesuatu yang lebih gelap. Alpha-Alpha di kelas semakin gelisah. Bahkan Jaemin, yang biasanya berani itu kini menarik-narik lengan Haechan, menyuruhnya diam.
"Duduk di bangku kosong di belakang ya, Mark," perintah Guru Kim, mencoba mengendalikan situasi.
Mark berjalan melewati barisan, dan kebetulan bangku kosong itu ada tepat di sebelah Haechan. Saat melewati Haechan, Mark berhenti sejenak. Tanpa berkata apa-apa, ia menatap Haechan lurus di mata. Tatapan itu terasa seperti belati dingin yang menusuk, penuh dominasi dan ancaman.
Haechan bukannya takut, malah membalas tatapan itu dengan cemoohan. "Apa lo liat-liat? Gue bilang Enigma itu omong kosong, ya omong kosong. Lo kira gue bakal takut gitu sama tatapan lo?"
Mark tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya menyeringai tipis, sangat tipis, nyaris tak terlihat, lalu duduk di bangkunya. Tapi Haechan tahu, seringaian itu adalah sebuah janji. Janji bahwa Mark akan membuktikan siapa dirinya, dan janji bahwa Haechan akan menyesali kata-katanya.
Sepanjang pelajaran, suasana di kelas terasa tegang. Alpha-Alpha lain mencoba menjaga jarak dari Mark, takut akan aura Enigma yang begitu kuat layaknya mengintimidasi. Haechan sendiri merasa kesal. Ia membenci dominasi yang Mark pancarkan.
Saat jam istirahat tiba, Haechan dan teman-temannya langsung berkumpul.
"Gila, Chan, lo nekat banget!" Jaemin berbisik. "Gue kira Mark bakal langsung nerkam lo tadi."
"Masa bodo," jawab Haechan cuek.
"Emang apa yang bisa dia lakuin? Gue Alpha, dia juga Alpha. Enigma itu cuma julukan orang yang mau sombong doang." lanjutnya.
"Tapi, Chan, aura dia itu beda, lo gak liat apa?!" Renjun mencoba menjelaskan.
"Gue aja ngeri banget tadi." sambungnya.
"Ya elah, Ren. Lo mah emang penakut," cibir Haechan. "Pokoknya, gue nggak bakal percaya sama omong kosong si paling Enigma itu sampai gue liat sendiri buktinya."
Mulai hari itu, perang dingin antara Haechan dan Mark dimulai. Setiap kali Mark lewat, Haechan akan mencibir. Setiap kali Haechan meremehkan si Enigma, Mark akan menatapnya dengan tatapan penuh ancaman. Situasi ini membuat teman-teman mereka tegang, tapi di sisi lain, juga tertarik untuk melihat siapa yang akan menang dalam pertarungan dominasi antara Alpha pembangkang dan Enigma yang dingin itu.
ESTÁS LEYENDO
Enigma (MarkChan)
FantasíaCukup baca saja, dan apabila Anda suka, Anda bisa menekan tombol bintang di sisi kiri bawah. #bxb #markhyuck #mahae #markchan #mark #haechan
Enigma.01
Comenzar desde el principio
