5. Teman Baru

81 10 4
                                        

Happy reading~
.
.
.

"Carry me ..."


Tanggal pernikahan sudah semakin dekat. Saat ini Donita Wang mulai sibuk menyambangi butik terkenal untuk mengurus gaun pernikahan. Urusan gedung dan kebutuhan prasmanan sudah sepakat untuk ditangani oleh pihak Kalandra Hanggono. Tugas Donita saat ini hanyalah memenuhi kebutuhan pribadinya sebagai calon mempelai wanita.

Pernikahan mendadak memang tidak dapat dibayangkan sebagai sesuatu yang sempurna, untung saja Donita masih bersikukuh pada niat awal, yakni menjadikan pernikahan bersama Kalandra Hanggono, sebagai batu loncatan untuk posisi dirinya di perusahaan Wang.

Janji temu hari ini adalah bersama dengan Saras; salah satu karyawan di bawah tim divisi Kasean Altarik, yang mendapat titah dari Kalandra untuk menemani Donita.

Sudah sekitar lima menit Donita menunggu Saras untuk keluar dari gedung HNG. Bosannya diisi dengan mendengarkan lagu-lagu enerjik untuk membangkitkan semangat. Donita menunggu Saras bermodal saling berkirim pesan elektronik. Netranya menatap keluar, memperhatikan sosok wanita yang baru saja muncul dari dalam lobi kantor. Wajahnya terlihat mirip dengan sosok Saras yang terpajang pada foto profil akun whatsapp.

Donita menurunkan kaca mobil lalu melambaikan tangan dan menyerukan nama Saras. Dari dalam mobil SUV berwarna putih, kepala Donita sengaja menyembul keluar agar Saras dapat melihat dirinya. “Saras ...” teriak Donita sembari tersenyum.

Saras pun melambai membalas sapaan Donita. Wanita itu berlarian kecil menghampiri Donita seraya tersenyum polos. “Sudah lama nungguin ya, Mbak?” Saras bertanya alih-alih menyapa basa-basi.

“Baru juga sampai, santai saja,” balas Donita. Wanita itu terpana melihat sosok Saras yang terlihat cantik, polos dan ramah. “Oh iya kamu sudah tau, kan, kalau harus temenin aku ke butik?”

Saras menganggukkan kepala. “Tau, Mas Kasean sudah kasih tau juga sebelumnya kalau aku harus temani Mbak Donita.”

Donita melirik arloji di pergelangan tangan. Dia tidak boleh membuang-buang waktu sebab hari pernikahan sudah begitu mepet. Kendaraan roda empat miliknya kembali melaju, membelah padatnya jalanan Ibu Kota yang ramai.

Deru klakson pengemudi yang tidak sabaran saling mengalun—bising. Untung saja Donita tipikal wanita yang cuek, tidak mau terpengaruh oleh sesuatu yang tidak menguntungkan untuk dirinya.

Butuh waktu sekitar lima belas menit hingga pada akhirnya Donita dan Saras tiba di depan butik ternama. Donita mengajak Saras untuk buru-buru masuk sebab hari sudah semakin sore.

Suara lonceng menyapa kedatangan Donita dan Saras yang baru saja melangkah masuk. Beberapa karyawan butik datang mendekat untuk melayani sepenuh hati.

"Mbak, saya sudah booking ruangan atas nama Donita Wang,” ucap Donita langsung ke inti dari tujuan kedatangannya. Salah seorang karyawan butik itu mengangguk mengerti, selanjutnya Donita dan Saras dituntun menuju salah satu ruang VIP untuk mulai memilih gaun pengantin.

꧁꧂

Kilauan manik-manik yang menghiasi gaun mewah seakan menyilaukan mata. Donita menatap kagum deretan gaun yang berjejer rapi di tempatnya. Berbagai model membuat Donita bingung untuk memilih. “Ras, menurut kamu, gaun mana yang bagus?”

Donita yang terbiasa hidup mewah pun merasa bingung, apalagi Saras yang bahkan hampir tidak pernah melihat koleksi gaun pernikahan eksklusif milik butik ternama. “Mbak, kalau pilihannya model kebaya tradisional, kayaknya aku bisa bantu pilihin.”

Hi ... Nona Wang,” sapaan lain baru saja terdengar, begitu riang mendekati Donita. Sosok pemilik butik ternama itu datang berniat untuk membantu Donita. “Yang mana, Sayang ... pilih saja, cinta. Mau yang model terbuka, atau model khas Asia yang masih memiliki kesan tertutup?”

Partner Benefit (revisi)Where stories live. Discover now