Ken menghentikan gerakannya sejenak, menatap Ahyeon dengan wajah yang entah antara kesal atau pasrah.

“Yaudah, bantuin deh. Cepetan,” katanya akhirnya.

Ahyeon tersenyum tipis, lalu ikut membongkar rak buku di samping Ken. Tapi dalam hatinya, ia merasa berat karena niatnya untuk minta maaf, lagi-lagi tertunda. Dan pertanyaan tentang orang tua Ken pun belum juga terjawab.

***

Setelah mengantarkan buku-buku yang diminta Pak Kim ke ruang guru, Ken dan Ahyeon berjalan beriringan menuju kelas.

Ahyeon menatap ke depan, menggigit bibir, sebelum akhirnya memberanikan diri.

“Ken… maaf soal kemarin,” ucapnya singkat.

Ken refleks menoleh dengan wajah heran. Ketua pengawas sekolah, yang kerjaannya tiap hari bikin hidupnya ribet, sekarang malah minta maaf? Aneh banget.

“Soal apa? Kamu sakit ya, tiba-tiba minta maaf?” tanya Ken polos, seolah benar-benar nggak ngerti.

“Soal… aku nyebut orang tua kamu,” jawab Ahyeon lirih.

“Oh, itu. Gapapa. Udah lupain aja,” jawab Ken santai. Langkahnya malah dipercepat, seolah nggak ada apa-apa. Padahal kemarin, tatapannya dingin sampai bikin Ahyeon kaget setengah mati.

Ahyeon mendengus. “Aneh ya kamu.”

“Aku memang aneh,” balas Ken ringan.

“Kalau jawabnya gini, mending aku nggak usah minta maaf,” gumam Ahyeon kesal.

“Gak ikhlas minta maap, lu,” kata Ken sambil melirik.

Ahyeon berhenti, memelototinya. “Kamu maunya apa sih? Orang udah minta maaf, eh kamu kayak orang lupa ingatan. Jawabnya aneh-aneh.”

“Mau kamu,” balas Ken, niatnya bercanda.

Ahyeon terdiam, wajahnya mulai memerah.

Sadar suasana jadi awkward, Ken cepat-cepat menambahkan sambil cengar-cengir, “Bercuandaaaa~”

“Gila luu,” jawab Ahyeon, berusaha menahan diri supaya nggak menanggapi serius.

Mereka akhirnya sampai di depan kelas.

Dari dalam, Wonbin langsung menyadari kedatangan mereka berdua.

Pandangannya tajam, entah kenapa ada rasa nggak enak melihat Ken dan Ahyeon masuk kelas bareng apalagi dengan ekspresi wajah Ahyeon yang kelihatan berbeda.

***

Sore itu, aula olahraga dipenuhi riuh suara murid-murid. Ketua kelas baru saja mengumumkan permainan, Rebut Kursi.

“Siapa yang bertahan paling lama, dia pemenangnya! Dan… pemenang akan jadi ketua pengawas untuk sementara menggantikan Ahyeon!” seru ketua kelas.

Sontak semua mata melirik ke arah Ahyeon.

“Mana bisa! Ketua pengawas itu bukan buat main-main!” protes Ahyeon.

“Tapi kan seru,” sahut salah satu murid, disambut tawa ramai.

Akhirnya, semua murid dibagi dalam kelompok. Kursi-kursi disusun di tengah, dan musik pun mulai mengiringi.

Ken yang awalnya nggak punya tim akhirnya asal nyemplung ke kelompok sisa.

“Santai aja, main ginian masa serius amat,” katanya.

Satu demi satu murid gugur. Ada yang kepleset, ada yang rebutan sampai jatuh, bahkan ada yang salah duduk di pangkuan orang lain dan bikin satu aula ngakak.

CHIYEON : DOUBLE THE TROUBLE Donde viven las historias. Descúbrelo ahora