Prolog

327 71 51
                                        

Jangan lupa meninggalkan jejak.

Happy  Reading, All!~♡


===============


Sinar keemasan menyinari sebuah gedung sekolah. Cahayanya menembus kaca jendela yang tak tertutupi tirai. Menyinari ruangan yang hampir gelap karena matahari hampir tenggelam.

Tak ada satupun suara yang terdengar. Hening, sangat hening. Semua siswa sudah pulang ke rumah masing-masing. Para pengurus sekolah sibuk membersihkan ruangan dan para satpam sibuk memeriksa sebelum mengunci ruangan-ruangan tersebut. Memastikan tak ada orang yang masih tinggal.

Dinginnya AC yang belum dimatikan membuat tidur seorang remaja sangat lelap. Kepalanya bersandar di atas meja dengan kedua tangan terlipat. Entah sudah berapa lama remaja itu tertidur dengan sebuah novel yang masih terbuka di depannya.

Suara pintu yang terbuka tak mampu memasuki indra pendengarnya yang seolah sudah tak berfungsi dengan baik.

Seseorang dengan seragam hitam memasuki ruangan. Pria itu hendak mematikan lampu dan AC, tapi melihat sosok remaja yang tengah tertidur pulas. "Tertidur lagi?" gumamnya dengan heran seraya menggelengkan kepala.

Ya, remaja itu sering kali tertidur di perpustakaan saat siswa lain sudah kembali pulang.

Pria berseragam hitam itu mendekatinya dan menepuk bahu sang remaja laki-laki, membuat sang pemilik raga terkelonjak kaget dan terbangun dari tidur lelapnya. "Sudah sore, Tian Jia Rui. Pulanglah." ucap pria itu sambil melirik ke arah cahaya matahari sore yang menembus jendela.

Tian Jia Rui, remaja yang sebelumnya tertidur, kini menatap ke arah pria yang ada di sampingnya dengan mata memerah karena kantuk. "Aku akan pulang nanti, Tuan Yang." balasnya dengan suara yang masih serak. Kemudian, remaja itu mengambil botol minumnya. Ia membuka tutup botol tersebut sebelum meminum air yang ada di dalamnya.

Tuan Yang merupakan seorang Satpam di sekolah ini. Pria itu tersenyum kecil pada Tian Jia Rui dan menepuk pelan kepala remaja itu. Setiap kali melihatnya, mengingatkan Tuan Yang pada sosok sang anak.

"Apakah ruangan perpustakaan begitu nyaman hingga Rui sering tertidur di sini?" tanyanya. Tuan Yang bahkan sudah memanggil remaja di depannya dengan nama. Bisa dikatakan, mereka cukup dekat. Itu semua karena Tian Jia Rui yang sering tertidur di perpustakaan hingga sore hari.

Setelah selesai minum, Tian Jia Rui menoleh ke arah Tuan Yang. Remaja itu tersenyum dan mengangguk. "Perpustakaan memiliki AC paling dingin di sini." ungkapnya sambil melirik ke salah satu AC yang ada di ruangan.

Tuan Yang mengangguk paham. Sendirian di ruangan yang dingin tentunya membuat rasa kantuk menguasai dengan cepat. Tapi, ia juga tak mau membiarkan Tian Jia Rui berada terlalu lama di sini. Sang ibu pasti khawatir karena anaknya tak pulang tepat waktu. "Cepatlah pulang, Rui. Ibumu pasti akan khawatir."

Tian Jia Rui meraih novel yang berada di atas meja, dan dengan cepat memasukkannya ke dalam tas. "Kalau begitu, aku pulang dulu ya. Sampai jumpa, Tuan Yang!" pamit Tian Jia Rui pada Tuan Yang sebelum melangkah pergi dari perpustakaan.

Di tengah jalan pulang, Tian Jia Rui memeriksa ponsel miliknya. Sepasang matanya langsung melebar saat melihat ada 20 panggilan tak terjawab dari sang ibu. "Oh tidak!" pekiknya dengan panik. Memang salahnya karena selalu memasang mode senyap di ponsel miliknya.

Tian Jia Rui menelan ludah dengan susah payah. Setelah ini, sang ibu pasti akan memarahinya habis-habisan.


===============


"Dasar anak nakal!! Berapa kali Ibu katakan jangan menyalakan mode senyap?!!" omel seorang wanita paruh baya sambil menjewer telinga sang anak begitu sampai di halaman rumah.

Unexpected TransmigrationTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon