Pagi harinya, matahari belum terlalu tinggi ketika Jaehyun membuka pintu kamar Mark pelan-pelan. Suhu di luar masih dingin, sisa dari hujan semalam. Ia membawa semangkuk bubur hangat di atas nampan, lengkap dengan air putih dan vitamin.
"Markie, bangun dulu sebentar," bisik Jaehyun sambil duduk di tepi tempat tidur.
Mark menggeliat pelan, wajahnya masih terlihat pucat dan matanya setengah terbuka. "Hyung... Masih pagi banget," gumamnya dengan suara serak.
"Ini udah jam sembilan, Mark," jawab Jaehyun lembut. "Kamu harus makan, terus minum obatnya, ya?"
Mark menoleh pelan, lalu menatap bubur di tangan Jaehyun dengan pasrah. "Aku nggak lapar..."
Sebelum Jaehyun bisa membujuk lebih jauh, Taeyong masuk membawa bantal tambahan. "yang penting ada makanan masuk sedikit biar perutmu nggak kosong. Kita suapin, ya?"
Mark tertawa kecil, tapi batuk langsung menyusul. "Hyung, kayak anak kecil aja..."
"Memang kamu anak kecil," potong Doyoung yang muncul dari balik pintu sambil membawa termometer. "Dan anak kecil harus nurut sama hyung-nya."
Tanpa banyak bicara lagi, Doyoung mengecek suhu tubuh Mark. "Masih 38,5. Tapi lebih baik dari semalam."
Johnny muncul beberapa saat kemudian, lengkap dengan hoodie tebal dan ekspresi waspada. "Siapa yang buka jendela? Jangan sampai Mark kedinginan lagi."
"Hyung, kalian semua kayak bodyguard aku," gumam Mark, tersenyum lemah.
"Kita emang bodyguard kamu," sahut Haechan sambil menyodorkan boneka kecil ke tangan Mark. "Tapi yang ini bonus: penunggu kamar biar kamu nggak kesepian."
Mark menatap boneka itu. "Ini bonekamu, Donghyuck."
"Iya, kamu yang lebih butuh sekarang. Tapi hati-hati, dia suka ngambek kalau kamu cuekin," canda Haechan, mencoba membuat Mark tertawa.
⸻
Sepanjang hari itu, Mark benar-benar dilarang keluar kamar. Para hyung-nya bahkan Haechan pun membuat sistem giliran: siapa yang jaga pagi, siapa yang gantiin sore, dan siapa yang bakal duduk di kamar Mark sampai dia tidur malam.
Siang harinya, Yuta menyuapi Mark potongan buah. "Kalau kamu nggak makan, aku bakal nyuapin terus sampai kamu kenyang."
"Yuta-hyung... kamu juga, ya?" Mark memiringkan kepala, sedikit geli melihat keseriusan Yuta.
"Jangan membantah hyung-hyungmu," jawab Yuta sambil tersenyum manis.
Sementara itu, Jungwoo datang dengan baju bersih dan kaus kaki hangat. "Ganti bajumu, ya? Biar lebih segar, Mark ."
"Kenapa kalian semua kayak punya tugas masing-masing?" tanya Mark heran.
"Karena kamu lagi sakit, Mark Lee ," jawab Taeyong dari pintu kamar. "Dan kamu nggak bisa kabur dari kami."
⸻
Malam harinya, suhu tubuh Mark mulai menurun. Ia merasa lebih ringan, meski masih lemas. Para member akhirnya membiarkan Mark duduk di sofa ruang tengah sebentar, dibalut selimut tebal.
Mereka menyalakan film animasi kesukaan Mark—yang ternyata sudah ditonton Mark berkali-kali—tapi tetap membuat suasana terasa nyaman.
Johnny duduk di lantai, menyandarkan punggung ke sofa, sementara Haechan bersandar di samping Mark. Taeyong sibuk menyiapkan air lemon hangat di dapur, dan Doyoung... masih mengawasi suhu tubuh Mark dengan tatapan seperti dokter pribadi.
"Hyung, kalian nggak perlu sampai segitunya..." kata Mark, matanya menatap mereka satu per satu.
"Tapi kamu harus tahu," sahut Jaehyun sambil menarik selimut Mark lebih rapat, "kami lebih senang ngelakuin ini daripada liat kamu sakit sendirian."
VOUS LISEZ
THE STORY OF A FRAGILE BOY
FanfictionPERHATIKAN DESKRIPSI DENGAN BAIK !!! Mark Lee, didalamnya dan segala yang menyayanginya adegan Over protective dan obsesi . . . . Family and brother
