Yuno Pradipta adalah definisi dari "Tembok Es," siswa paling dingin dan tak berekspresi di sekolah. Di mata semua orang, ia cuek pada segalanya. Namun, dunia abu-abunya mulai berubah sejak ia bertemu dengan Celya Marella, si "matahari" yang ceria, m...
Di tengah hiruk pikuk SMA Cendrawasih, di mana setiap detiknya diisi tawa renyah, gosip bisik-bisik, atau raungan motor di parkiran, ada satu sudut yang seolah berputar dalam kecepatannya sendiri. Sudut itu adalah Yuno Pradipta.
Orang-orang menjulukinya 'Tembok Es'. Bukan tanpa alasan. Ekspresinya yang datar, nyaris tanpa emosi, membuat Yuno terlihat acuh tak acuh pada segalanya. Mau ada gebetan putus, nilai jeblok, atau guru BP merangkak di plafon—ah, yang terakhir itu agak lebay, tapi kalian tahu maksudnya—reaksi Yuno tetap sama: seolah ia sedang mengamati pertumbuhan rumput yang membosankan. Dia itu tipikal cowok yang cuma bawa buku, pensil, dan aura "jangan-ganggu-gue" ke mana-mana. Dunianya, bagi banyak orang, adalah spektrum abu-abu tanpa warna.
Tapi, sejatinya, ada satu warna yang diam-diam menyelinap, merusak palet abunya, dan mengubah segalanya. Warna itu bernama Celya Marella.
Celya itu kebalikannya Yuno. Dia adalah 'matahari' sekolah. Tawanya renyah dan menular, senyumnya secerah hari Minggu, dan semangatnya bisa bikin semut pun ikut berjoget. Dia mudah bersemangat, mudah tersentuh, dan sayangnya, mudah bersin. Sumpah, kalau ada setitik debu lewat, hidung mungilnya langsung bereaksi seperti alarm kebakaran.
Awalnya, Yuno cuma 'sadar' akan keberadaan Celya karena deretan bersin itu. Tapi entah bagaimana, deretan bersin itu berubah jadi tawa, lalu berubah lagi jadi sorot mata ceria, hingga akhirnya Yuno mendapati dirinya melakukan hal-hal di luar nalar. Seperti tiba-tiba punya sekotak tisu penuh di tasnya. Atau merelakan hoodie kesayangan buat dipinjamkan, dengan pesan: "Bilang dari temanmu. Jangan bilang dari aku." Atau yang paling parah, dia sampai rela tukar kelompok tugas demi bisa duduk di samping Celya.
Ya, Yuno Pradipta yang sedingin es itu, punya satu pengecualian.
Yang lain bilang dia cuek.
Tapi ke Celya? Gak bisa.
Dan cerita ini, adalah tentang bagaimana Celya akhirnya menyadari, bahwa di balik wajah datar Yuno, ada sebuah hati hangat yang hanya berdetak untuknya, dengan caranya yang unik dan super menggemaskan. Bersiaplah untuk senyum-senyum sendiri, karena cinta kadang memang muncul dari tempat yang paling tidak terduga, bahkan dari seorang 'Tembok Es' sekalipun.
~
~
~
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Jingga Gabrina || Celya Marella || Sasha Saphira
~ ~ ~ ~ ~
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.