where it all started

Start from the beginning
                                        

Segala hal berjalan normal, setidaknya bagiku, meski pelakonnya adalah manusia-manusia tidak normal. Setidaknya sampai Calista, memintaku makan siang bersama, mengungkapkan sesuatu yang tidak pernah aku sangka berani dia lakukan. Aku mencurigainya semenjak dia menyetujui pergi bersama Rigel, sesuatu yang tidak lazim sebab meski dia dan Seamus menjalani hubungan diam-diam dari public dan Calista, enggan menyatakan statusnya dengan Seamus adalah pacar untuk satu sama lain, keduanya tetap punya hubungan dan apa pun yang coba Calista katakan untuk menjelaskan status mereka, mereka tetap sepasang kekasih bagiku dan bagi Seamus, tentunya. Dan hal mengejutkan yang Calista lakukan hingga berhasil membuatku tercengang dan menggugah rasa ingin menggaploknya dengan sendok adalah fakta bahwa dia baru saja berselingkuh dengan Rigel.

Malam itu, aku sudah akan pergi tidur ketika Seamus membombardirku dengan pesan-pesan berupa kekhawatirannya terhadap Calista yang baru saja izin kepadanya untuk pergi makan bingsoo dengan Rigel. Sam bilang, dia merasa terharu Calista baru saja meminta izin padanya sekian lama Calista tidak pernah memberitahunya tentang ke mana dia pergi dan siapa-siapa yang membersamainya saat itu. Seamus merasa itu adalah kemajuan yang amat pesat dari hubungan mereka namun di satu sisi, dia juga bertanya-tanya, mengapa Rigel dengan tiba-tiba mengajak Calista pergi makan bersama di malam hari. Aku yang sudah terkantuk-kantuk, dibuat melek oleh isi pesan Seamus dan makin cengo tatkala Calista, di saat yang sama, memberikanku update seputar perasaannya yang melayang-layang sebab perhatian Rigel yang penuh atas dirinya. Sesuatu yang tidak pernah dia dapatkan dari hubungannya dengan Seamus. Aku tersedak oleh liurku sendiri, memandang ponselku dengan tatapan gamang kemudian memutuskan untuk membalas seadanya dan aku pergi tidur begitu saja. Aku lelah.

Aku masih menjalani kehidupan dengan normal dan tentu tidurku masih nyenyak untuk waktu-waktu setelahnya hingga, suatu ketika, aku merasakan sesuatu yang berbeda. Seamus makin agresif menanyaiku banyak hal seputar Calista yang membuatku jelas terbengong-bengong tidak mengerti mengapa pemuda brewok satu itu jadi sangat khawatiran. Sisi lain menampilkan perbedaan yang teramat jelas untuk tidak dapat kuabaikan ketika Calista, justru terlihat amat gembira dan sering kali kupergoki dia senyam-senyum saat tak ada orang di sekitar. Aku masih menolak mengakui keanehan tersebut sampai kuberanikan diri untuk mengonfrontasi Calista, karena pernyataan Sam terhadap tingkah laku Calista kepadanya juga mengkhawatirkanku akan apa yang selama ini kupendam untuk akui.

Akhirnya siang itu, kami memutuskan makan siang bersama di salah satu warung bakso yang terletak tidak begitu jauh dari kantor, hanya berdua. Calista masih diam, menerawang, sementara aku duduk tenang di hadapannya, tersenyum geli sambil tetap memberinya tatap menguliti. Sedikit gusar, aku memulai dengan mengonfrontasinya langsung tentang keanehan sikapnya selama ini hingga pada titik terakhir, kuberanikan diriku untuk bertanya satu hal paling sensitif “Apakah kamu menyukai Rigel dan berharap kepingin menjalani hubungan dengannya?” Dengan tidak kusangka-kusangka dia menjawab ‘Iya.” dan apalagi yang lebih rumit daripada sekadar menelusuri labirin di film Maze Runner adalah fakta bahwa Rigel juga dekat dengan salah satu teman main kami, Wilhemina ketika di saat yang sama Rigel juga mendekati Calista. Aku tidak kaget Rigel dekat dengan Wilhemina karena Wilhemina sendiri sudah mengincarnya jauh-jauh hari semenjak kami bertemu dengannya di salah satu tempat billiard malam itu. Tidak kaget ketika kemudian mereka akhirnya dekat. Karena yang mengagetkan buatku adalah mengapa Rigel tolol itu juga mendekati Calista dan Calista tetap mau didekati Rigel yang dia ketahui sendiri juga mendekati Wilhemina, temannya. Saat itu, justru akulah yang tampak bodoh memaparkan peristiwa tersebut pada Calista yang telah keras hatinya, berharap Rigel mau sedikit saja membuka hati untuknya. Keadaan makin tidak mengenakkan buatku apalagi ketika aku, Calista dan Wilhemina makan bersama selepas ngantor, mengobrol seperti biasa hingga akhirnya obrolan tertuju pada Rigel.

Saat itu Rigel ulang tahun, Wilhemina bertanya padaku apakah Rigel menerima kue-kue dari orang random dan aku secara lugas mengatakan bahwa di lobi ada yang mengirimkannya kue dengan pengirim anonim dan surat yang cukup manis untuknya. Wilhemina merengek, mengatakan bahwa dia akan bertanya pada Rigel mengenai sosok itu saat tiba-tiba notifikasi ponselku menampilkan bilah pesan dari Calista yang duduk di sebelahku, Calista mengirimi pesan kurang lebih berbunyi “Kenapa kamu kasih tahu dia ada yang kasih kue anonim sih?!” Aku mengerutkan kening, tidak mengerti mengapa Calista menjadi begitu defensif atas kue yang bahkan bukan pemberiannya. “Aku enggak bilang kue itu dari kamu kok walaupun kamu memang ada kasih, itu benaran kue anonim. Ada masalah?”

Kurasakan raut wajah Calista menggelap, dia tampak seperti menahan kesal dan lagi-lagi, aku sudah bisa mendapati akhirnya. Dia akan mengambek padaku, sama seperti hari-hari sebelumnya di mana aku tidak cukup bisa bersikap kooperatif baginya. Sesaat setelah aku mengirimkan pesan tersebut, Calista menjawab “Rigel akan melakukan segala cara demi membuktikan dia tidak bersalah sekali pun itu harus membawa serta namaku. Aku tidak mau Wilhemina tahu kalau aku berhubungan dengannya dan kamu malah merusak suasana dengan memberitahu dia soal pengirim anonim itu.” Aku hendak bilang bahwa itu bukan urusanku dan mengapa aku harus repot-repot memikirkan perasaan dari drama yang kalian ciptakan ketika yang bisa kulakukan justru hanya menghela napas dan mendengarkan celotehan Wilhemina sampai kami pulang.

Dari semua hal akibatnya, akulah yang paling sengsara. Seamus tak punya pilihan selain merecokiku dengan curhatannya yang sejujurnya membuatku prihatin tapi lebih banyak kesal karena si bodoh itu enggan putus dengan Calista. Calista betul-betul memperlakukannya dengan cukup bajingan, sementara dia bersenang-senang dengan Rigel sampai main playstation  bareng di rumah, Seamus tak sekali pun luput memcecarku dengan bagaimana Calista memperlakukan dia sepanjang mereka bersama. Keadaan yang mengesalkan sebab akhirnya aku tidak punya pilihan selain membeberkan fakta bahwa Calista, secara teknis berselingkuh dengan Rigel. Apalagi ketika kudapati Seamus, sudah hampir gila dan nyaris collapse sampai selalu muntah-muntah di toilet, aku menyerah.

Aku mengungkapkan keadaan sebetulnya saat Seamus, untuk terakhir kalinya, menodongku untuk mengakui kebenaran. Seamus membaik, mengucapkan betapa terima kasihnya dia padaku dan bagaimana dia akan terus mengenang kebaikan itu sementara aku, malah kosong.
Aku lega Seamus baik-baik saja setelahnya dan lega bagaimana aku tidak kehilangan akal sehatku dari terus menyembunyikan kebenaran perselingkuhan tetapi tidak dapat dipungkiri, aku merasa sesak dan kosong. Bagaimana pun, Calista adalah temanku. Meski tidak dibenarkan, dia pasti akan menyalahiku atas apa yang sudah kuperbuat dan itu benar terjadi. Sam memberitahu Calista bahwasanya dia mengetahui kebenaran perselingkuhannya dengan Rigel dariku saat mereka mengitari kota di dalam mobil. Aku mengetahuinya karena Seamus mengirimiku pesan dan sejujurnya, saat Seamus bilang dia menyebut namaku dalam konfrontasinya, jantungku serasa mencelus. Benar saja, beriringan dengan pesan Seamus, hadir juga pesan dari Calista dan ungkapan kekecewaannya kepadaku.

Aku merasa pening bukan main. Saat itu subuh dan duniaku runtuh. Aku menangis jeri, Tidak tahu menangisi apa pastinya, tetapi yang bisa kurasakan adalah mulai dari hari itu, segalanya akan berubah total. Aku menangis bahwa Calista telah kecewa padaku, aku menangis bahwa aku melihat penderitaan Seamus saat itu karena Calista, aku menangis karena aku sekonyong-konyong menjadi seorang pengkhianat baginya dan bagaimana Calista, seterusnya, menampakkan batas di antara kami sehingga mudah bagi teman-teman kami menyadarinya. Aku menjaga ketat rahasia konflik, menolak memberikan pernyataan resmi dari renggangnya hubungan kami ketika kuketahui, Calista justru jadi yang pertama menyebarkan rahasia tersebut di kalangan pertemanan kami. Pertemanan kami juga mendadak retak, segalanya dengan pelan namun pasti meluruh hingga menyisakan satu-satunya yang patah saat itu, adalah aku seorang.

Aku menyaksikan bagaimana pertemanan itu runtuh. Segalanya terlempar acak dan aku kebingungan harus memihak yang mana. Kuputuskan untuk tidak memihak dan tetap berteman pada satu-satu di antara mereka ketika akhirnya salah satunya menyalahkanku atas insiden foto bersama di malam acara perusahaan kami. Bagaimana kemudian aku menyaksikan Hamish menjalin kasih dengan temanku, Ivy, dan melihat mereka dari kejauhan tepi mall berboncengan bersama setelah terakhir kalinya Hamish mengatakan padaku “Aku tidak akan dengan siapa pun jika itu bukan kamu.” Bagaimana kemudian Calista yang menjaga jarak denganku dan entah apalagi yang dia beritahu ke orang lain tentangku kembali balikan dengan Seamus yang memutuskan memberinya kesempatan kedu, yah, omong-omong aku dan Seamus masih berteman baik, kabar itu juga aku ketahui dari dia yang bercerita langsung padaku. Mereka kemudian pisah dengan cara baik-baik setelah Seamus menyerah untuk berusaha memakluminya dan kembali melajang hingga kini. Kami masih sesekali bertukar pesan meski sekarang dia sudah tidak lagi bekerja di kantor yang sama denganku.

Kepada Calista, juga sama. Aku memaafkannya, lebih-lebih karena aku memaafkan diriku sendiri, dan sama halnya dia juga memaafkanku dan ingin menjalin pertemanan yang baik lagi. Aku nggak yakin maka akulah yang menjaga batas itu dengan baik sambil berusaha tetap menjaga silaturahmi. Kepada Nyvara, aku berusaha bersikap normal padanya setelah penyalahan penuhnya atas aku yang dianggapnya tidak peka karena dinilai tidak berusaha untuk mengajaknya foto bersama dengan yang lain saat kenyataannya, semua terjadi begitu saja tanpa ada intensi ajakan satu sama lain. Kepada Hamish dan Ivy, masih kuusahakan tanpa harus merasa kesal, lebih-lebih kepada Hamisu dan janjinya yang belaka, aku benar-benar berdoa yang terbaik untuk mereka.
 
Lagipula, siapalah mereka yang bakal mengerti?  
 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

"... and, who are they to understand?"Where stories live. Discover now