CHAPTER 1 - Align

Mula dari awal
                                        

Setelah beberapa mahasiswa selesai memperkenalkan diri, akhirnya tiba giliran orang yang paling Kasha tunggu-tunggu.

Jantungnya berdegup lebih kencang, namun ia sama sekali tak berani mengangkat kepala, apalagi menatap sosok itu. Sebagai gantinya, ia menyalakan ponsel, berpura-pura sibuk agar terlihat tak peduli.

"Halo semuanya, perkenalkan namaku Kaluna Eleora Wijaya. Kalian bisa panggil aku Kaluna."

Suara itu suara yang sudah lama dirindukan Kasha kembali terdengar jelas, membuat hatinya sedikit hangat.

"Kalo panggil sayang aja boleh nggak?"
Gerombolan laki-laki di belakang kembali menunjukkan sifat jahilnya, membuat suasana kelas riuh oleh tawa kecil.

"Berisik, lo! Jamet!"
Cibiran lantang terdengar dari salah satu sudut kelas. Jika ingatannya tidak salah, suara itu milik Jovie, yang tadi sudah sempat memperkenalkan diri dengan penuh percaya diri.

Bukan hanya Kasha dan Kaluna yang menjadi sasaran kejahilan mereka. Hampir semua mahasiswa yang sebelumnya maju untuk memperkenalkan diri pun pernah merasakan hal yang sama termasuk Jovie, yang tadi juga sempat digoda habis-habisan oleh gerombolan orang jahil itu.

Kasha tak tahan untuk tidak melirik. Tatapannya sekilas menemukan Kaluna yang tampak sedikit tidak nyaman dengan godaan itu.

"Cukup, Kaluna. Kamu bisa kembali ke tempat dudukmu," ujar dosen tegas, memotong kegaduhan. "Selanjutnya, kamu." Dosen langsung menunjuk mahasiswa lain untuk maju, sementara Kaluna melangkah kembali ke tempat duduknya.

Kelas hari ini benar-benar menguras energi Kasha. Ia bahkan sudah membayangkan, sesampainya di rumah nanti, ia harus mengisi ulang tenaganya dengan cara bermain game bersama Nivara.

Namun, sebelum benar-benar pulang, langkahnya terhenti. Dari kejauhan, matanya menangkap sosok yang sejak tadi tak bisa diabaikannya, Kaluna. Gadis itu tampak berdiri di pinggir halaman kampus, menunggu jemputannya datang.

Entah dorongan dari mana, Kasha memutuskan untuk menunggu sejenak. Niatnya sederhana, ia baru akan pulang setelah memastikan Kaluna sudah dijemput.

Ingatannya pun melayang. Dulu, saat Kaluna terlambat dijemput sepulang sekolah, mereka punya kebiasaan kecil. Kaluna biasanya akan singgah di rumah Kasha terlebih dahulu karena letaknya yang tak jauh dari sekolah.

Flashback..

13 Januari, 2013

"Sha... ayo pulang," ajak Kaluna dengan nada lembut, tanpa tahu apa yang sedang dilakukan sahabatnya.

"Ayo!" seru Kasha penuh semangat. Ia langsung melemparkan sapu yang sedari tadi digenggamnya ke sembarang arah. Beberapa teman yang masih sibuk beres-beres kontan mendelik kesal.

"PIKET DULU, KASHA!" tegur salah satu teman sekelasnya dengan nada setengah marah.

"Ih... iya, iya," jawab Kasha sambil manyun. Bibirnya mengerucut seperti anak kecil yang baru dimarahi. Ia menoleh sebentar ke Kaluna yang menunggu di pintu. "Sebentar ya, Luna. Aku mau piket dulu," ucapnya malas-malasan.

Kaluna hanya mengangguk paham. Ia pun menunggu di luar kelas, berdiri tenang sambil menatap halaman sekolah yang mulai lengang.

Di dalam, Kasha kembali mengambil sapunya. Gerakannya begitu asal-asalan, seolah menyapu hanya demi formalitas. Lantai kelas memang jadi bersih, tapi lebih karena teman-temannya yang lain ikut turun tangan. Tak heran kalau salah satu dari mereka akhirnya gemas dan menjewer telinganya.

Only If You Knew (Aralynn)Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang