CHAPTER 1 - Align

Mulai dari awal
                                        

Sampai saat ini, tak ada yang lebih dulu menghubunginya selain Nivara. Itulah sebabnya, di antara sekian banyak teman sekelas, hanya Nivara yang benar-benar Kasha kenal.

"Baik, kalau begitu, semua sudah jelas, ya? Ada yang ingin ditanyakan soal kontrak kuliah kita selama satu semester ke depan?" Suara dosen kembali memenuhi ruangan.

Hening. Tidak ada satu pun tangan terangkat. Suasana terasa kaku, hanya suara AC yang samar terdengar.

"Karena waktu kita masih cukup panjang," lanjut dosen sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan, "bagaimana kalau kalian perkenalkan diri satu per satu?"

Hening kembali menyelimuti ruangan. Pandangan mahasiswa saling bertukar, tapi tak satu pun yang berani menatap ke depan.

"Kalau tidak ada yang mau, berarti saya tunjuk, ya..." Dosen itu mengedarkan pandangan. Tatapannya menyapu perlahan dari barisan depan hingga belakang. Hingga akhirnya, tatapan itu berhenti tepat di Kasha.

"Kamu, yang tadi datang terlambat. Silakan memperkenalkan diri."

Kasha merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Namun ia tetap berusaha tenang, berdiri dari kursinya, dan melangkah ke depan kelas.

"Selamat pagi, teman-teman. Perkenalkan, nama aku Kasha Elowen Lauwis. Kalian bisa panggil aku Kasha."

Ia memberanikan diri untuk menatap satu per satu wajah calon teman sekelasnya. Namun tatapannya terhenti ketika matanya bertemu dengan seseorang di kursi paling depan, tepat di sisi kiri ruangan.

Kaluna.

Tubuh Kasha seketika terasa lemas, seolah tenaganya menguap begitu saja. Napasnya tercekat, dan dunia di sekitarnya mendadak kabur. Mungkin hanya tiga detik mereka bertatapan, tapi bagi Kasha, waktu seperti berhenti. Ia segera memalingkan wajah, tak sanggup menahan sorotan mata itu lebih lama.

"Kasha, ya" ucap dosen, lalu melirik ke arah para mahasiswa. "Ada yang ingin bertanya tentang Kasha?"

Seseorang di barisan belakang angkat suara. "Tingginya berapa?"

Kasha mengukir senyum kecil. "Tinggiku 167 cm."

Pertanyaan lain segera menyusul, kali ini dari seorang mahasiswa yang duduk di dekat Kaluna. "Kok aku ngerasa nggak lihat kamu pas ospek kemarin?"

Seisi kelas tampak ikut penasaran, sebagian mengangguk pelan.

"Aku memang nggak ikut ospek kemarin. Waktu itu aku sakit." jawab Kasha jujur.

Seruan pelan terdengar serempak. "Ooh..."

"Udah punya pacar belum?" celetuk seorang mahasiswa laki-laki dari sisi belakang kelas, disambut tawa kecil dan sorakan

Pertanyaan itu tidak ia tanggapi. Ia hanya menahan senyum tipis, memilih diam karena tahu mereka hanya mencoba menggoda.

"Sudah, sudah," dosen menengahi, menepuk-nepuk telapak tangannya untuk menenangkan kelas. "Kasha, kamu boleh kembali ke tempat dudukmu."

Kasha menghela napas panjang begitu kembali ke kursinya. Ia duduk di samping Nivara, berusaha menyembunyikan kegelisahan yang masih berputar di dadanya. Tatapannya sempat melirik ke depan hanya sekilas lalu kembali tertunduk. Ia tidak menyangka pertemuan ini akan datang secepat itu.

Only If You Knew (Aralynn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang