Subin membantu Hyeri membuka kaitan helm yang gadis itu kenakan. Setelah terlepas, tangan Subin bergerak merapikan rambut Hyeri.
“Sudah cantik,” kata Subin.
Wajah Hyeri tersipu malu, namun sebisa mungkin bersikap biasa aja.
“Mbin, anterin ke kelas ku ya?” Hyeri menatap Subin dengan puppy eyes andalannya, yang bikin Subin tidak bisa menolak permintaan kakelnya itu.
Sebenarnya dia agak malu dan canggung kalau harus nganterin ke kelas 12 karena sudah pasti jadi bahan perhatian, tapi mau bagaimana lagi? yang meminta princess chaehwa.
“Iya udah eonnie. Ayo,” ajak Subin.
Dalam hati Subin mengerutuki diri sendiri karena terlalu lemah dengan Hyeri — si playgirl mempesona.
Senyum Hyeri langsung sumringah. Dengan cepat menggandeng lengan Subin posesif. Sedikit meringis, ketika merasakan miliknya masih agak sakit.
“Pas bell istirahat langsung temui aku. Awas kamu kalau kalau ngga dateng.” Ancam Hyeri sambil berusaha jalan dengan normal meskipun gak bisa.
Subin cuman ngangguk ngangguk, membiarkan Hyeri bersikap posesif.
Sepanjang perjalanan menuju kelas 12 ada banyak pasang mata yang melihat kearah mereka — terutama anak kelas 11 ,teman kelas Subin, namun tida ada satupun dari mereka yang berani bisik bisik tetangga karena takut dengan sosok cantik nan menyeramkan yang ada di samping Subin, Lee Hyeri.
Tapi ketika dalam kelas, mereka udah siapin banyak wejangan ke Subin biar nggak baper sama kakel mereka itu.
“Eonnie ngerasain sesuatu gak?” tanya Subin. Pelan. Seperti bisikan.
“Ngerasain apa?” Hyeri bingung. Karena dia tidak sadar akan tatapan anak anak chaehwa — atau lebih tepat tidak mau bersikap peduli.
“Semua pandangan mengarah ke kita.” Subin agak cemas. Meskipun Hyeri mendekatinya secara terbuka namun ini pertama kali mereka berjalan bersama dengan Hyeri menggandeng mesra lengannya.
Hyeri bersikap acuh. “Biarin aja”
Subin menutup mulut sampai mereka sudah berdiri di depan kelas 12 A.
Pandangan teman sekelas Hyeri langsung tertuju ke mereka berdua dan lagi Hyeri tidak peduli. Dia sudah terbiasa jadi sorotan. Berbeda dengan Subin, gadis itu tidak terlalu suka jadi perhatian. Tapi mau bagaimana lagi? nasi sudah menjadi bubur. Tinggal naik haji aja yang belum biar dapat gelar; Subin tukang bubur naik haji.
“Anterin ke bangku ku.” Pinta Hyeri manja. Tanpa menunggu, langsung menarik tangan Subin meskipun langkahnya sedikit tertatih.
Miyeon, yang memperhatikan cara jalan Hyeri agak beda mendadak heran, namun milih diam sampai sahabatnya itu duduk di sampingnya.
“Makasih ya Mbin udah nganterin.”
Subin ngangguk kaku, beneran gugup dia karena jadi bahan perhatian gini.
"Kalau gitu aku ke kelas dulu ya eonnie. Semangat belajarnya. Dadah,” Subin melambaikan tangan lalu pergi keluar dari kelas Hyeri buru-buru.
Setelah kepergian adek kelas mereka Miyeon langsung natap lekat, Hyeri sampai bingung liatnya.
“Kenapa?” tanya Hyeri.
“Lo habis jatuh?” tanya Miyeon serius.
Hyeri terdiam dengan wajah semakin bingung. “Hah? gimana maksudnya?”
Miyeon menghela napas pendek.
Meskipun pinter kadang Hyeri nih suka lemot, Miyeon suka kesal kalau Hyeri udah mode lemot kaya gini.
"Jalan lo kaya orang habis sunat.”
Detik itu juga wajah Hyeri memerah. Dia sungguh tidak sadar! ia pikir jalannya sudah normal ternyata... tanpa sadar Hyeri meringis pelan.
“Nggak jatuh kok, cuma keseleo.”
“Keseleo di mana?” suara Miyeon kedengaran khawatir, Hyeri jadi merasa bersalah dikit. Karena.. ya.. you know lah friend, dia jalan kaku gitu bukan karena keseleo melainkan habis di unboxing sama dedek Subin.
“Pas mau turun dari tangga.” Jawab Hyeri cepat. “Tapi gue udah gapapa kok, lo jangan khawatir gitu oke?”
Miyeon menatap lekat, liat wajah Hyeri yang serius dia mengangguk skeptis — merasa ada yang janggal.
“Terus kok lo bisa berangkat sama Subin? ketemu di parkiran atau emang berangkat bareng?”
“Semalem gue pulang bareng dia. Supir nggak bisa jemput karena lagi nganterin nyokap belanja. Terus, pas tadi mau berangkat gue chat Subin untuk jemput ke rumah karena gue pengen naik motor aja, soalnya seru.”
“Ohh~” Miyeon mangut mangut dengar penuturan Hyeri. Sedangkan wanita itu ikutan ngangguk, berusaha meyakinkan Miyeon dengan cerita karangannya. Untung Miyeon percaya.
“Iya udah deh, gue pikir kenapa.” Miyeon kembali menghadap depan.
Hyeri melirik, agak penasaran dia sama apa yang dipikirin Miyeon.
"Pas pertama kali liat cara jalan gue lo mikirnya gue kenapa emang?”
Miyeon menoleh. Dengan senyum manis namun canggung gadis itu menjawab, “ Gue mau minta maaf sebelumnya tapi jujur gue mikir Subin unboxing keperawanan lo.”
PLAK!
Satu tabokan cinta Hyeri hadiahkan ke paha Miyeon yang bikin gadis itu terjangkit kaget. “GILA LU YA!? emang dikira nih paha sansak tinju!” Seru Miyeon sambil ngusapin pahanya.
Hyeri cuma diem sambil palingkan muka, sebab sangat malu karena sebenarnya tebakan temannya bener.
---
TBC!
Notifnya kadang suka ga masuk ya?
YOU ARE READING
PLAYER || HYEBIN [END] ✔️
Fanfiction"kayanya Hyeri Eonnie suka sama lo deh" "Ga mungkin, dia itu playgirl kelas kakap!" ---- warn: gxg #Subintop
![PLAYER || HYEBIN [END] ✔️](https://img.wattpad.com/cover/397111409-64-k301298.jpg)