Extra: A World Without You

48.8K 1.8K 390
                                    

Tubuh-tubuh aneka ukuran berdesakan menghalanginya, "Excuse me!" Lelaki itu terus mengucapkan dua kata itu selagi melewati tubuh demi tubuh yang berjejal pada lorong sempit dalam pesawat yang ditumpanginya.

Tak banyak yang menaruh perhatian padanya, meski jika seseorang mau menyempatkan waktu untuk memperhatikan, di balik kesan individu yang berantakan pria itu memiliki wajah istimewa hasil perpaduan darah yang tidak biasa.

Mata lebarnya yang menyempit pada ujung terluar menjadikannya memiliki tatapan falcon yang tenang namun berbahaya. Hidung sempit yang elegan melembutkan kesan keras pada rahangnya yang menonjol, dan menjelaskan jika lelaki itu memiliki darah campuran orang-orang Asia Timur dan Amerika Selatan.

Untuk sampai ke pintu pesawat yang terhubung dengan garbarata, lelaki itu mesti berjuang keras untuk menyibak kerumunan penumpang yang lain. Tidak ada satupun orang yang memperhatikan seulas senyum yang terkuak pada bibir kokohnya yang liat bagai dipahat sempurna.

Ingatannya tertuju pada peristiwa yang terjadi beberapa jam yang lalu, saat kekasih tercintanya merajuk karena mengkhawatirkan dirinya. Runee-chan bisa sangat konyol, pikir Reizen Ashida menertawakan kekhawatiran berlebihan yang ditampakkan kekasihnya saat mereka masih di lounge Jetquay Singapura. Saat ini tidak ada seorangpun yang cukup menaruh rasa peduli akan keberadaannya.

Dengan jaket jeans lusuh, rambut berantakan, penampilannya tak lebih mirip backpacker miskin alih-alih lelaki yang disebut Time sebagai orang yang memegang kendali terhadap perekonomian Jepang.

Sebagai Shou Nakamura, tidak ada yang menginginkan bahkan meliriknya saat ini, pikir Reizen Ashida lagi. Semua orang terlalu sibuk dengan bagasi mereka masing-masing ketimbang memperhatikan situasi di sekitar, apalagi memperhatikan turis miskin berwajah dingin di dekat mereka.

Begitu keluar dari pesawat, Reizen Ashida segera mengaktifkan ponsel dan melihat beberapa pesan masuk dari Okonomiyaki—nama samaran yang dipakai salah satu dari dua orang kepercayaannya. Dalam sekejap lelaki itu langsung menghubungi Okonomiyaki dengan panggilan cepat lewat gerakan jemari tertentu dipermukaan layar ponselnya yang sensitif.

Tak ada pembunuh yang bisa santai menggunakan ponsel saat sedang menjalankan misinya. Tapi berkat pemikiran maju teknokrat yang bekerja untuknya, sejak lama Ashida Corporation memiliki satelit pribadi yang diluncurkan diam-diam untuk memantau dan menunjang kinerja pembesar Ashida Corporation dan organisasi rahasia dibaliknya sehingga tiap anggota yang terhubung melalui Unagi tidak perlu mengkhawatirkan isi pembicaraan mereka akan di sadap.

"Tuanku," suara berat dan datar itu terdengar seakan orang itu menyapa dari sebelahnya. "Runee-chan sudah menandatangani akte pernikahan kalian."

Reizen tersenyum. Runee-chan seorang wanita impulsif sejati. Segala yang dia pikirkan akan segera dia lakukan. Apa yang sebenarnya sangat Reizen cemaskan saat dirinya sedang berada jauh dari gadis itu. Reizen ingat betapa dirinya hampir murka saat wanita itu menceritakan apa yang hampir dilakukannya pada malam mereka bertemu.

Tapi saat ini sifat impulsif Runee-chan justru sangat menguntungkan baginya.

"Itu kabar bagus."

"Saya sudah ada di sini untuk mendapatkan tanda tangan Anda, Tuan."

Meski tidak heran dengan fakta bahwa kaki tangannya—berkat Jet Pribadi—bisa tiba lebih cepat di Macau ketimbang dirinya, Reizen menatap selintas lewat dengan penuh waspada pada keadaan disekeliling. Tidak ada satupun tanda jika Tanaka-san ada di dekat-dekat sini.

"Toilet Pria," jelasnya. "Saya tunggu Anda di sana supaya pertemuan kita tidak terlalu mencolok. Saya takut kita berada dalam pengawasan orang lain."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Badless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang