Sayang! kamu kenapa?" Cheng Xiao berlari ke arah Rui yang sudah tak sadarkan diri.
"Jangan sentuh! bercanda kalian keterlaluan!" Bentak Neo. Dia adalah orang yang tadi dengan sigap memeluk Rui yang hampir jatuh. Neo memberikan tatapan tajam mengancam lalu menggendong Rui ke mobilnya untuk menuju rumah sakit.
Dan disinilah Rui, setelah menjalani serangkaian pemeriksaan ia terbaring di ranjang pemeriksaan dengan suatu benda yang dingin menempel di area perut bawah Rui yang kini sedikit menonjol. Gambar USG dengan layar hitam putih itu menampilkan sesuatu di bagian tengahnya. Neo terduduk kagum di dekat Rui saat mendengar penjelasan dari sang dokter.
"Kandunganmu memasuki usia 10 minggu, maka masih rentan keguguran, ini sering terjadi pada Omega laki-laki. Mungkin karena kelelahan dan stres berlebihan," Jelas sang dokter.
"Tapi bayi kami baik-baik saja kan dok?" tanya Neo antusias. Dia sangat bahagia mengetahui kabar ini, pantas saja beberapa minggu yang lalu dia sering mual dan muntah di pagi hari, ternyata Rui sedang hamil anaknya, pikir Neo.
"Gugur kan!" ucap Rui tiba-tiba tanpa menatap Neo, pandangan kosong hanya lurus kedepan. Perasaannya sekarang berbanding jauh terbalik dengan Neo. Dia shock, takut dan juga kebingungan.
"A-apa? tapi dia bayi kita!" Tegas Neo, ia masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"KUBILANG GUGURKAN SAJA BAYI INI, AKU TIDAK MEMBUTUHKANNYA!!" Pekik Rui nyaring.
"Kumohon jangan lakukan ini, dia anak kita biarkan dia hidup, Aku ... Aku akan mengurusnya jika kamu tidak menginginkannya." Neo berdiri dan menggenggam tangan Rui erat, tersirat nada memohon dalam setiap kosa katanya, Neo menunduk berharap Neo mengabulkan keinginannya.
Dokter paruh baya yang tadi memeriksa Rui hanya terdiam, menghela nafas lelah lalu berucap, "Sebaiknya kalian bicarakan ini baik-baik. Jika tetap ingin melakukan aborsi kuberi waktu satu minggu untuk memikirkannya terlebih dahulu."
"Satu minggu terlalu lama! Aku ingin sekarang saja!"
"RUI!" bentak Neo.
"Aku tidak ingin kalian menyesal di kemudian hari, sebaiknya pikirkan lagi, jika kau sudah siap datang lagi kemari." pinta sang dokter.
Dokter laki-laki paruh baya bernama Zhenxuan itu tidak bisa menyetujui kehendak pasien secara mendadak. Memang, dia sudah sering melakukan aborsi pada omega laki-laki seperti Rui, bahkan tak jarang dari mereka memilih untuk mengangkat rahim dan hidup normal seperti laki-laki pada umumnya, tapi mereka tidak akan bisa memberikan keturunan pada pasangannya kelak jadi keputusan ini harus dipikirkan secara matang.
***
Rui pov
=======
Meski berusaha memejamkan mata, namun aku tidak bisa. Seharian ini aku sangat lelah dengan rentetan kejadian yang menimpaku dan juga rasa mual yang selalu datang ini sangat mengganggu. Seharusnya aku bisa tidur dengan nyenyak setelah berendam air hangat tapi kenapa sekarang mataku enggan terpejam. Memikirkan tentang keadaanku sekarang membuat kepalaku sakit lalu kurasakan nyeri pada bagian dada, "Shhh...kenapa dadaku sakit?" Kubuka kancing piyama, meraba dan menekan area dada yang sedikit membengkak, " Sial apa nanti akan ada air susu dari sini?" Kutekan nippleku tapi tak ada yang keluar dari sana.
"Arrhhh aku sudah gila!!" Segera menaikkan selimut, menutupi seluruh tubuhku.
Aku sangat marah sekarang, marah pada Neo, marah pada keadaan dan juga marah pada diri sendiri. Usahaku selama delapan tahun menjadi Alpha akhirnya hancur karena kelalaianku sendiri, kesakitan yang kurasakan ketika menyuntikkan suntikan pelindung feromon kini tidak ada artinya lagi. Kehamilan ini menghancurkan segalanya, reputasi dan juga masa depanku nanti.
YOU ARE READING
Random Story: My obsessed Mpreg
FanfictionCerita tak masuk akal di luar nurul, update sesuka saya. Tidak terjadwal ☺ Hanya beberapa chapter tamat dan akan ada judul baru setelahnya.
