Mobil mahal tersebut tiba di parkiran kampus. Setelah percakapan sayang-sayangan antara kakak dan adik itu, keduanya sibuk menikmati podcast sambil sesekali bertukar pendapat.
Cukup membuat hubungan keduanya menjadi akrab.
"kak mau turun?" Tanya Andrea sambil mengangkat ranselnya
Delia menatap bingung, bukankah dia kemari menemani Andrea, tentu saja dia akan turun
"Maksud kamu?"
"Jangan! Uhm.. gak usah, biar saya aja yang kedalam. Supaya orang gak banyak nanya apalagi ngeliat kita satu mobil" jelasnya sedikit ragu.
Ada apa? Apakah Andrea Malu karena bersama dirinya? Apakah ada yang aneh dari pakaiannya? "Kamu malu?" Delia bertanya sedikit tidak suka
"Saya gak cuman malu tapi risih juga, lagian saya udah pernah bilang sama Miss Nanda kalau saya mau status saya tetap jadi Privasi"
Jawabnya dengan jujur.
Apa kata netijen melihat sosok Delia bersandingan dengan Andrea yang bukan siapa-siapa? Mereka pasti akan menaruh curiga lalu mulai mencari tahu soal Andrea dan Andrea tidak menyukai itu karena itu mengganggu ketenangannya.
Oh jadi dia gak suka dikepo-in "Jadi orang kampus gak tau kalo Mommy itu wali kamu?"
Delia berujar sambil memeluk dada.
"Tau... tapi itu cuman kalangan atas aja, kalo mahasiswa mah gak perlu"
Delia diam tidak menjawab, Andrea pun kembali menjelaskan agar supaya Delia tidak salah paham
"Ato kalo emang mau ikut turun, tapi nunggu bentar, pas lagi sepi... biar saya gak dapat perhatian sekitar" ucap Andrea seperti memberi kode atau aba-aba
"Yaudah sana" jawab Delia dengan acuh
Andrea pun turun tanpa berpamitan, baru dua langkah Andrea mendengar klakson sangat keras "Apa?! ngagetin tau nggak" ucapnya membuka pintu menampilkan wajah galak sedangkan Delia malah terlihat santai memainkan HP "gak pamit gitu sama saya?"
Andrea merotasikan matanya, menghirup sedikit udara segar sebagai pelampiasan karena harus menahan kesal dengan tingkah Delia "gw pergi"
Pamitnya dengan buru-buru.
Padahal udah dibilang tidak mau menjadi pusat perhatian malah diklakson kan ngeselin itu namanya! Sebenarnya yang bocil Aku atau dia sih? Gerutunya dalam hati
Sedangkan di dalam mobil, Delia tertawa kencang membayangkan wajah panik Andrea tadi.
Urusan di kampus tidak terlalu lama hanya berlangsung satu jam setengah, setengah jam mengurus Almamater dan satu jam Dihabiskan oleh Delia yang sedikit berbincang-bincang bersama para dosen dan dekan yang sedang senggang.
Andrea Blaire
Udah kak, kak Delia dimana?
10 menit berlalu belum dibalas
Andrea Blaire
sy udh di parkiran
Pesan selanjutnya yang dikirim Rea masih juga belum mendapat balasan, ia sudah berdiri di parkiran mencoba masuk ke dalam mobil, tapi saat mendekat mobil itu mati dan tidak ada Delia disana, ia pun akhirnya berjalan mundur menjaga jarak dari mobil mewah milik Delia, sambil berjalan kecil dengan rute memutar, menendang angin, melihat daun dan mengambil foto random semua itu untuk menghilangkan rasa bosannya.
Delia yang sibuk berbicara sempat mendengar notifikasi Hpnya tanpa ada niat membaca, pikirnya itu dari grup kantor hingga saat sang Dekan menyinggung soal MABA barulah Delia teringat tujuannya kemari. Gawat Bocil ngambek ini pasti - Delia
To : Andrea Blaire
Tunggu, saya kesana
Jangan lama ya, udah mulai rame soalnya
Kok merintah sih?
YOU ARE READING
Miracle (SELESAI)
General FictionBerkisah tentang Miss CEO dari SST Grup yang udah di suruh nikah sampe mommynya menyerah mau cowok ataupun cewek yang jadi menantu gak masalah yang penting NIKAH AJA DULU, trus cepet-cepet kasih cucu. "Cantik si, tapi Kaku, galak trus terlalu perfek...
