Well, tiba waktunya.
Kang Seulgi, tinggal sendirian. Dikamar kos yang hanya cukup untuk beberapa peralatan rumah tangga.
Helaan napas gusar disertai decak malas, Seulgi bergerak sesuka hati. Dia merasa kesal. Tentu saja. Tidak pernah sekalipun terpikir ia akan tinggal disini dan tidak cukup bekal dalam pengalaman tinggal seorang diri.
Ck, menyebalkan.
Tok. Tok. Tok
Rungu nya tidak tuli, namun ia memilih tak mendengarnya.
Tok. Tok. Tok
Duh, apa sih?!
Tubuhnya bergerak asal, merasa semakin emosi. Ia sungguh sangat lelah sekarang dan memang saat ini ia butuh sesuatu untuk dipukul secara brutal.
Suara ketukan pintu tersebut sejenak berhenti. Namunーtidak juga. Sebab, detik berikutnya pintu milik Seulgi justru hampir hancur karena diketuk tanpa jeda.
Brengsek. Cari mati, ya?
"Ketuk saja sampai pintuku rusak, sialan! Pergilah sebelum aku pukul wajahmu saat membuka pintu." pekik Seulgi, lantang.
Persetan.
Sambil membuang napas kesal, guna membuang sedikit rasa panas dalam dirinya. Mungkin orang itu keliru, Seulgi bahkan tidak menerima siapapun yang bertamu hari ini.
Tok. Tok. Tok
Astaga.
Meledak sudah kesabaran Seulgi yang setipis tisu ini.
Krek.
Pintu rumah Seulgi terbuka.
Menampilkan sosok pria, berambut hitam legam dan bathrobe. Emosi Seulgi seketika lenyap, justru alisnya yang kini menatap heran.
"Aーanu..,"
"Kau ingin mati sepagi ini, ya?!"
Presensi di hadapan Seulgi menepis ragu-ragu, sedikit merasa takut. "Ah, maaf soal itu. Tetapiー" sampai pemuda itu tidak yakin, untuk melanjutkan ucapan nya. "... sabun mandiku habis, bisakah aku pinjam sebentar milikmu?"
Sialan, apa dia benar-benar cari mati, ya?!
--
Au notes°•
Hi, hi.
Aku kembali dengan cerita yang- yawdalah ya nikmatin aja XD
