Tangled Red Strings

Start from the beginning
                                        

Pei Ming kemudian pamit untuk pulang lebih dulu, bisnya sudah sampai, meninggalkan Mu Qing dengan Xie Lian dan Feng Xin. Melihat kepergian Pei Ming, Feng Xin berjalan mendekat yang disusul Xie Lian. "Kau begitu senang berteman dengannya?" sindir Feng Xin.

Mu Qing menghela napasnya, "Apa kau melihat aku senang berteman dengannya?" tanya Mu Qing, nada suaranya tak jauh berbeda dari Feng Xin. Jujur saja, Mu Qing sedang tidak ada tenaga untuk bertengkar dengan Feng Xin karena sebagian tenaga sudah ia habiskan untuk meladeni Pei Ming. Namun, seakan tidak memahami kondisi Mu Qing, Feng Xin kembali menyela.

"Yang kulihat begitu. Kalau kau memang tidak menyukainya, seharusnya kau menendangkan pergi dari hidupmu," ucapnya dengan sinis. Oh andai semudah itu, Mu Qing pasti sudah melakukannya lebih dulu sebelum Feng Xin mengatakannya. Memangnya siapa yang suka berlama-lama dengan Pei Ming dan menimbulkan banyak perbincangan di kalangan siswa perempuan. Mu Qing sudah mendengar banyak selentingan dari berbagai arah, mengatakan kalau Mu Qing hanya memanfaatkan Pei Ming. Tidakkah mereka lihat bahwa dirinya lah yang dimanfaatkan Pei Ming? Entah untuk apa, tapi Mu Qing yakin kalau Pei Ming memanfaatkannya untuk sesuatu suatu hari nanti.

"Jangankan menendangnya, aku bahkan sudah memukul kepalanya berulang kali namun ia masih tetap bersamaku. Kau pikir aku juga senang digosipkan dengannya? Apa menurutmu aku orang yang seperti itu, Feng Xin?" Mu Qing menghentikan langkahnya, badannya menghalangi langkah Feng Xin dan membuat keduanya saling berhadapan satu sama lain. Melihat ini , Xie Lian langsung berinisiatif untuk berdiri di tengah mereka, menghalangi keduanya dari adu jotos yang kira-kira akan terjadi jika tidak ditengahi.

"Minggir Lian, aku harus menghajar anak ini," ucap Feng Xin yang mencoba menyingkirkan Xie Lian dari hadapannya namun Xie Lian tetap bersikeras berada di antara kedua temannya itu. "Jangan halangi kami, aku tidak takut dihajar oleh orang sepertinya," Mu Qing juga mencoba menyingkirkan Xie Lian namun tenaga pemuda itu jauh lebih kuat dari keduanya.

"Berhentilah. Kalian bukan anak kecil. Feng Xin, berhenti ikut campur urusan Mu Qing dan Pei Ming," Xie Lian menatap ke arah Feng Xin. "Dan Mu Qing, berhenti mendengarkan gosip-gosip yang tidak benar dari siswa lain," Kini Xie Lian menatap Mu Qing. Wajahnya begitu serius sehingga membuat Feng Xin dan Mu Qing yang sempat bersitegang tadi mengendurkan tensi perkelahian.

Tak lama, bis ketiganya datang, Feng Xin yang lebih dulu naik diikuti oleh Xie Lian. Menyisakan Mu Qing yang berdiri dan memandangi pintu bis itu. Sang supir berteriak, "Kau mau naik tidak?" tanyanya yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Mu Qing. Pada akhirnya, bis itu berangkat lagi, meninggakan Mu Qing yang kini duduk sendirian di halte tersebut. Ia bisa melihat wajah khawatir Xie Lian dan sikap tidak peduli Feng Xin sebelum bis itu melaju. Rasanya ia ingin menangis sekarang, dengan sikapnya yang kasar dan kalimat sinis yang terus terlontar darinya tentu membuat Feng Xin sudah sangat begitu jauh dari jangkauannya. Semua ini salah benang merah di jari kelingkingnya. Andai saja ia tidak bisa melihatnya atau andai saja benang ini terhubung dengan Feng Xin, Mu Qing pasti akan menjadi seseorang yang menyenangkan di samping pemuda itu. 

Ia menyandarkan tubuhnya di halte, menatap mobil yang berlalu lalang dengan cepat. Pikirannya sibuk mengutuk benang merah ini, memakinya sampai puas hingga suasana hatinya membaik. Namun sayangnya suasana hati Mu Qing tidak pernah membaik, terlebih ketika melihat Jian Lan datang ke rumah Xie Lian untuk menceritakan kisah kencannya dengan Feng Xin. Bahkan Mu Qing merasa Jian Lan tampak sengaja mengeraskan suaranya saat bercerita pada Xie Lian, memamerkan hubungannya entah kepada siapa.

Benar bahwa Mu Qing cemburu, ia ingin sekali menggantikan posisi Jian Lan untuk berada di sisi Feng Xin, mencintainya dengan tulus dan melakukan banyak hal yang Feng Xin sukai. Mu Qing sama sekali tidak melihat Jian Lang benar-benar mencintai Feng Xin, gadis itu tampaknya hanya bersenang-senang dengan Feng Xin tanpa benar-benar memiliki perasaan yang tulus. Sungguh, jika Mu Qing bisa bernegosiasi dengan Tuhan untuk menukar benang merah mereka, ia akan melakukannya saat ini juga. 

Red String | Feng Xin & Mu QingWhere stories live. Discover now