Shanghai, kota yang tak pernah tidur, gemerlap dengan cahaya dari gedung pencakar langit yang mencerminkan ambisi manusia. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan bisnis yang penuh intrik dan persaingan, berdirilah seorang wanita yang namanya disegani di dunia keuangan—Zhu Yixin. Direktur keuangan di salah satu perusahaan terbesar di Shanghai, ia dikenal sebagai sosok yang tajam, dingin, dan tak pernah membiarkan emosi menguasai keputusannya. Bagi Zhu Yixin, kerja keras adalah satu-satunya cara untuk bertahan di dunia yang kejam ini.
Di sisi lain kota, seorang pria tengah duduk di sebuah kedai teh kecil, mengenakan pakaian sederhana yang jauh dari kesan mewah. Dengan rambut yang sedikit berantakan dan ekspresi santai, ia tampak seperti pria biasa yang menjalani hidup tanpa beban. Namun, di balik penampilan sederhananya, ia adalah seorang pengusaha kaya raya yang memiliki lebih banyak kekuasaan daripada yang bisa dibayangkan orang-orang di sekitarnya. Pria ini bukan hanya sedang menikmati hidup—ia sedang berburu.
Sepuluh tahun lalu, kakaknya terbunuh dalam sebuah insiden yang hingga kini masih diselimuti misteri. Tak ada keadilan yang ditegakkan, tak ada nama yang dihukum. Hanya ada kegelapan dan pertanyaan yang belum terjawab. Untuk itulah, ia meninggalkan identitas aslinya dan menyelami kehidupan rakyat biasa, mencari celah, mengumpulkan petunjuk, dan mengamati mereka yang dulu terlibat dalam kejadian tragis itu.
Takdir mempertemukan dua orang yang begitu berbeda ini dalam sebuah peristiwa yang tak terduga. Zhu Yixin, yang selama ini hanya percaya pada kerja keras dan angka, tiba-tiba dihadapkan pada seseorang yang hidupnya adalah teka-teki besar. Dan tanpa mereka sadari, benang merah yang menghubungkan keduanya bukan hanya cinta, tetapi juga takdir.
YOU ARE READING
Walk With Me
FanfictionDi tengah gemerlap Shanghai, Zhu Yixin hidup sebagai wanita sukses, menjabat sebagai direktur keuangan di salah satu perusahaan terbesar di kota itu. Namun, kehidupannya yang tampak sempurna runtuh dalam sekejap ketika ia mendapati kekasihnya, Zheng...
